Kamis, 22 Agustus 2013

KALIMAT  EFEKTIF


Dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita mengenal bahasa lisan dan bahasa tulisan. Kedua bahasa ini sering menimbulkan kesalahpahaman. Penggunaan kalimat yang baik dan benar (yang disebut kalimat efektif) akan memudahkan pemahanam orang lain sehingga kesalahpahaman yang sering terjadi dapat terhindarkan.
Untuk menjadikan kalimat yang diucapkan atau ditulis mudah dimengerti oleh orang lain, ada dua syarat yang harus dipenuhi. Pertama, kalimat tersebut secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis. Kedua, kalimat tersebut sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
Kalimat efektif dapat diartikan sebagai kalimat yang tersusun atas kata-kata berunsur subjek, predikat, objek, dan keterangan atau kalimat yang tidak berbelit-belit. Dari arti-arti tersebut, dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang disusun sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa yang berlaku, yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti yang ada pada pikiran pembicara atau penulis.
Pemahaman terhadap suatu kalimat tidak dapat dilepaskan dari pemahaman terhadap kata-kata dan kaidah yang terdapat dalam kalimat tersebut. Untuk membentuk suatu kalimat efektif, pemilihan kata (diksi) yang tepat sangat diperlukan agar informasi yang disampaikan sesuai dengan maksud pembicara atau penulis.
Dengan diksi, pembicara atau penulis dituntut untuk mempelajari berbagai kata, seperti kata-kata bermakna konotasi dan denotasi, sinonim, idiom, serta kata umum dan kata khusus. Kata-kata tersebut terkadang memiliki makna yang serupa sehingga dapat mengggantikan kata lain demi tercapainya makna yang sama dengan kalimat efektif. Akan tetapi, pembicara atau penulis juga harus mempertimbangkan faktor di luar kebahasaan yang sangat berpengaruh pada penggunaan kata.
Biasanya, kalimat efektif digunakan pada penulisan karya ilmiah, seperti makalah, laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi. Kalimat efektif jarang digunakan oleh para sastrawan atau para wartawan karena mereka lebih banyak menggunakan majas.
Adapun syarat-syarat yang harus ada dalam penulisan kalimat efektif, antara lain 1) memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur subjek dan predikat; 2) sesuai dengan EYD; 3) menggunakan diksi yang tepat; 4) menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis; 5) menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai; 6) ada penekanan ide pokok; 7) mengacu pada kehematan penggunaan kata; 8) menggunakan variasi struktur kalimat.

Ciri-Ciri Kalimat Efektif

Dalam penulisan kalimat efektif, terutama pada karya ilmiah, ada beberapa ciri yang harus diperhatikan. Berikut ini adalah ciri-ciri penulisan kalimat efektif.
Kesepadanan, yaitu keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Ciri-ciri kesepadanan kata, antara lain kalimat memiliki fungsi-fungsi yang jelas, tidak terdapat subjek ganda, kata penghubung digunakan secara tepat, serta predikat tidak didahului oleh kata yang.
Keparalelan, yaitu kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat. Maksudnya adalah jika kalimat pertama menggunakan kata kerja, kalimat kedua dan seterusnya juga menggunakan kata kerja.
Kehematan, yaitu hemat menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk kehematan, antara lain menghilangkan pengulangan subjek, menghindari penggunaan superordinat pada hiponimi kata, menghindari kesinoniman dalam satu kalimat, serta tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Kecermatan, yaitu kalimat yang digunakan tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pemilihan kata. Kecermatan meliputi beberapa aspek, antara lain ketepatan dalam struktur kalimat, pemilihan kata, serta penggunaan ejaan.
Kepaduan atau koherensi, yaitu kepaduan pernyataan dalam kalimat yang digunakan sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah. Kepaduan dalam kalimat efektif harus memperhatikan beberapa aspek, antara lain kalimat tidak bertele-tele, menggunakan pola aspek+ agen+verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat persona, serta tidak menyisipkan sebuah kata di antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Kelogisan, yaitu ide kalimat yang digunakan dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Kelogisan dalam penulisan kalimat efektif ini berhubungan dengan penalaran, yaitu proses berpikir untuk menghubungkan fakta yang ada sehingga tercipta suatu simpulan.
Demikian sedikit pembahasan mengenai kalimat efektif. Semoga pembahasan ini dapat memberikan manfaat sehingga kita dapat lebih menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Kalimat efektif harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Gramatikal: sesuai aturan kebahasaan yang berlaku
2. berunsur lengkap ( setidaknya ada subyek dan predikat)
3. kata dipilih dengan tepat tidak mengulang kata yang bermakna sama.
4. benar, jelas, dan mudah dipahami
5. mampu menimbulkan kembali gagasan-gagasan dipikiran
6. mengandung daya informasi yang baik dan tepat.
7. kalimat itu membentuk satu kesatuan arti dan bentuk (sepadan).
8. sekurang-kurangnyamempunyai satu unsure subjek dan satu unsure predikat.
9. menggunakan kata penghubung secara tepat dan benar.
10.   menggunakan bentuk-bentuk yang bervariasi.

Lihat kalimat tidak efektif selengkapnya Disini
KALIMAT AMBIGU

A.   Pengertian Ambigu pada kata atau kalimat
      Ambigu adalah kata atau kalimat yang mempunyai arti lebig dari satu atau yangbermakna ganda. Untuk menghindari kesalahan penafsiran sebaiknya kalimat tersebut dilengkapi dengan tanda hubung (-) atau tanda garis miring (/).

Contoh:
1.   a.       Bermakna ambigu pada kalimat:
             Buku sejarah baru: -  yang baru bukunya atau,
                                          -     yang baru sejarahnya
      b.   Makna sebenarnya pada kalimat:
Buku - sejarah baru: - yang baru sejarahnya
             Buku sejarah - baru:  - yang baru bukunya
2.    a.    Bermakna ambigu pada kalimat:
             Putra pejabat yang pandai: -  yang pandai adalah pejabatnya atau,
                                                      - yang pandai adalah putra pejabat
       b. Makna sebenarnya pada kalimat:
             Putra/pejabat yang pandai: -  yang pandai adalah pejabatnya 
             Putrapejabat/yang pandai : - yang pandai adalah putra pejabat

B.   Ambigu antar Kalimat  

      Selain terjadi didalam didalam kalimat dapat pula terjadi pada antar kalimat 
      
Contoh: Sodik bersahabat karib dengan Hasan. Dia sangat menyayangi adiknya.
     
Contoh tersebut pengertiannya tidak diketahui secara jelas. Siapa yang menyayangi adiknya dan siapa yang menyayangi adik siapa. Kalimat tersebut akan menjadi jelas jika kata ganti yang dipakai diubah seperti berikut:
Sodik bersahabat karib dengan Hasan. Sodik sangat menyayangi adiknya.



A.  Pengertian
1.    Kalimattunggal hanya mempunyai satu klausa.  Hanya satu subjek dan satu predikat. Keduanya merupakan unsur yang harus ada dalam kalimat  tunggal. Unsur lain seperti objek, pelengkap, dan keterangan boleh ditambahkan. Karena itu subjek dan predikat disebut unsure wajib serta objek, pelengkap, dan keterangan disebut unsur manasuka. Misalnya: 
a.     Pak Amat   seorang petani
       S                    P
b.    Pak Amat   seorang petani   sejak dulu
   S                    P                   K
c.      Istrinya   berjualan   nasi pecel                                                                                               S             P            Pel                  
2.    Kalimat tunggal adalah  kalimat yang hanya terdiri atas kalimat atau satu klausa.
             contoh :    a.  Saya membaca buku
             S          P        O
b.   Ratmo berdagang ayam potong
             S          P           Pel
c.    Mereka pergi dengan seorang lai-laki
          S         P                 K
  
1.    Kalimat nominal adalah kalimat predikatnya berupa kata benda
                  Contoh :   1.  Saya   siswa SMA
                                        S            p
                                  2.  Dia   guru yang rajin
                                        S            p
2.    KalimatVerbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja
                  Contoh :   1.  Adi    makan
                                       S        p
                                  2.  Salsa    kesekolah
                                        S              p


      Berdasarkan pengertian diatas, pola kalimat tunggal dapat dinyatakan sebagai berikut:
 S + P + (o) + (Pel) + (K)
 





   Pola diatas disebut pola umum kalimat dasar berdasarkan ada tidaknya unsure manasuka, kalimat tunggal dipilah menjadi 6 pola sebagai berikut:
      1.    S-P             =    Orang itu   sedang bekerja
                 S                    P
2.    S-P-O          = Pak Amat   menanam   cabai
                S              P              O                    
      3.    S-P-Pel           =    Istrinya   Berjualan   nasi pecel          
             S             P             Pel
4.    S-P-K          = Para petani   sedang bekerja  diladang
             S                      P                   K          
      5.    S-P-O-Pel    =    saya   membelikan  Pak Amat   pupuk hijau
           S            P                O              Pel
6.    S-P-O-K       = Pak Amat   memperlakukan  ternaknya   dengan baik

                                      S                    P                   O                 K      

Lihat kalimat Majemuk selengkapnya Disini
I.   Pengertian Kalimat

      Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran utuh. Dalam bahasa tertulis kalimat diawali dengan huruf capital dan diakhiri oleh titik (.), Tanya (?) atau seru (!). Pada umumnya kalimat adalah sebuah rangkaian/susunan kata. Namun tidak sedikit kalimat yang terdiri atas satu kata
      Contoh:
      1.    Aduh.
      2.    Selamat pagi.
      3.    Ayah pergi ke Surabaya.
      4.    Dimas membaca buku bahasa Indonesia di kamarnya.

II.   Unsur-Unsur Pembentuk Kalimat

A.   Kata adalah rangkaian dari beberapa fonem yaitu vokal dan konsonan
B.   Frase adalah kelompok kata yang tidak melebihi batas fungsi. Frase memiliki ciri-ciri berikut:
      1.    dibentuk dua kata atau lebih
      2.    tidak mengandung unsur subjek dan predikat,serta
      3.    unsur-unsurnya masih mempertajamkan makna aslinya
C.   Klausa merupakan kelompok kata yang terdiri atas subjek dan predikat. klausa berbeda dengan kalimat, klausa tidak mengandung unsur intonasi atau kesenyapan akhir. Klausa kedudukannya merupakan bagian dari suatu kalimat .
        
Kalimat
Klausa
1. hari ini akan hujan
1. hari ini akan hujan
2. besuk pagi kakak akan pergi ke Malang dan ayah pergi ke Jakarta
2. a. Kakak akan pergi ke Malang
    b. ayah pergi ke Jakarta
3. Ketika pertandingan itu berlangsung,mereka pergi keluar lapangan.
3. a.  pertandingan itu berlangsung
    b.   mereka pergi keluar lapangan.

v Intonasi adalah naik-turunnya lagu kalimat. Intonasi berfungsi sebagai pembentuk makna kalimat.
                Contoh:
1)    Pergi. (memberi kabar)
2)    Pergi ?  (Bertanya)
3)    Pergi ! (memerintahkan)
III.  Macam Kalimat
Ketika berbicara ataupun menulis, kita menghasilkan kalimat dengan berbagai variasi. Variasi kalimat itu bisa terjadi dengan proses kesadaran untuk menverasikan dan bisa   Juga terjadi dengan sendirinya (secara alamiah). Berdasar variasinya, kalimat  yang diucapkan / ditulis pemakai bahasa  dibedakan sebagai berikut:
1.    Berdasarkan jumlah inti yang membentuk sebuah kalimat, dapat dibedakan:
   a.    Kalimat minor :  Diam  ! ,  Pergi   !   
         b.   Kalimat mayor :  Ia mengambil buku itu, Dia ada di dalam
2.   Berdasarkan pola-pola dasar yang dimiliki sebuah kalimat, dapat dibedakan:
      a.   Kalimat inti                   :  Adik menangis .
      b.   Kalimat luas                    :  Adik menangis tersedu- sedu .
      c.   Kalimat transformasi   :  Adik sedang menangis .
3.   Berdasarkan ragam kalimat, dibedakan:
      a.   Kalimat aktif       : Rama sudah membaca buku itu setahun yang lalu .
      b.   Kalimat pasif   : Mobil itu dijalankan oleh pemuda itu dengan cepat .
4.   Berdasarkan urutan katanya , kalimat dapat dibedakan:
      a.   Kalimat normal    :   Salsa bangun pagi-pagi
      b.   Kalimat inversi    :   Bangun Salsa pagi – pagi
5.    Berdasarkan jumlah pola dan hubungan antar pola dalam sebuah kalimat  dibedakan :
      a.    Kalimat tunggal : Pak Amat   seorang petani
                                             S               P

      b.   Kalimat majemuk   adalah kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih

6.    Berdasarkan dari segi makna, kalimat terbagi menjadi empat:
      a.    kalimat berita      :
      b.   kalimat perintah   :
      c.   kalimat Tanya       :
      d.   kalimat seru         :

Lihat kalimat tunggal selengkapnya Disini

Senin, 19 Agustus 2013

Mempeluas Kalimat KETERANGAN


Perluasankalimat biasanya dilakukan dengan menambahkan keterangan-keterangan pada frase-frase kalimat tersebut. Didalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia ada sembilan macamketerangan yang dapat ditambahkan, sebagai berikut:
1.    Keterangan Waktu
      Memberikan informasi mengenai saat terjadinya suatu peristiwa. Keterangan waktu yang biasanya digunakan: kemarin, lusa,tadi pagi, malam-malam, tidak lama lagi, dan sejenisnya.
      Menunjukkan tempat terjadinya peristiwa atau keadaan. Biasanya menggunakan preposisi: di, ke, dari, sampai, dan pada. Setelah bentuk preposisi diikuti oleh kata yang mempunyai ciri tempat. Misalnya: disini, di Solo, ke Solo, Dari Solo, dan sejenisnya.
      Menyatakan ada atau tidaknya alat yang dipakai untuk melakukan suatu perbuatan. Pengertian alat tidak harus dalam bentuk konkret. Keterangan alat selalu berwujud frasa preposisional dengan preposisi dengan atau tanpa.
      Menyatakan peristiwa itu terjadi. Kata keterangan cara yang biasa digunakan antara lain: sebagian, dengan, atau, kadang-kadang, dan sebagainya.
      Menyatakan tujuan atau maksud perbuatan atau kejadian. Wujud keterangan tujuan ini berbentuk frasa preposisional. Preposisi yang sering digunakan yaitu: demi, bagi, untuk guna, buat dan sebagainya.
      Keterangan yang menyatakan adanya atau tidak adanya orang yang menyertai orang lain dalam melakukan sesuatu perbuatan. Keterangan ini dibentuk dengan menggabungkan preposisi: seperti, laksana, bagaikan dan sejenisnya.
      Keterangan yang menyatakan kesetraan atau kemiripan antara suatu keadaan,  kejadian, atau perbuatan dengan keadaan, kejadian atau perbuatan yang lain.
      Keterangan yang menyatakan sebab atau alasan terjadinya suatu keadaan, kejadian atau perbuatan. Wujudnya selalu frasa dengan preposisi: karena atau sebab.

9.    Keterangan Kesalingan     
      Keterangan yang menyatakan bahwa sesuatu perbuatan dilakukan secara silih berganti. Wujud keterangan ini : satu sama lain.