Teknik Meliput dan Menulis Berita
Kegiatan meliput dan menulis merupakan dua tugas yang mesti dijalani bagi
seseorang yang berprofesi sebagai jurnalis. Kalau seorang wartawan sudah
meliput berita maka proses pengolahannya menjadi sebuah berita tidak bisa
diserahkan kepada orang lain, tetapi harus dikerjakan langsung oleh wartawan
yang bersangkutan.
Kalau sebuah peristiwa diliput oleh wartawan A kemudian proses penulisan
beritanya dikerjakan oleh wartawan B, maka berita tersebut kemungkinan besar
akan menjadi hambar, bias dan kehilangan makna. Realitas yang ditangkap oleh
mata dan telinga wartawan A berbeda saat diterjemahkan oleh wartawan B karena
dia tidak terjun langsung ke lapangan.
Seorang wartawan yang menulis berita tidak mesti meliput ke lapangan.
Wartawan seringkali menerima pers release dari perusahaan atau instansi. Rilis
tersebut bisa dikirim melalui e-mail, faksimil atau dikirim melalui surat.
Kalau rilis tersebut sudah memenuhi unsur-unsur pembuatan berita atau sudah
layak siar maka materi tersebut siap dikerjakan.
Unsur-unsur pembuatan berita diawali dengan rumus yang dikenal 5W (what,
why, who, when dan where) dan 1 H (how). Sedangkan di Lembaga Kantor Berita
Nasional (LKBN) Antara ditambah lagi dengan rumus 3E (empowering, educating,
enlightening) dan 1N (nationalism) karena lembaga ini menjalankan fungsi Public
Service Obligation (PSO).
Teknik Meliput Berita
Sebelum meliput berita ke obyek sasaran ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan sebagai bekal. Berikut beberapa tips sederhana berdasarkan
pengalaman pribadi selama menjadi wartawan.
1. Peralatan liputan seperti notes, tape
recorder, pulpen dan kamera mesti disiapkan. Perkembangan sekarang peralatan
ini sudah bisa digantikan dengan satu unit smartphone seperti blackberry.
2. Memahami isu yang berkembang. Manajemen redaksi
dalam media yang sudah mapan biasanya menyiapkan agenda setting atau risalah
perencanaan pemberitaan mingguan. Persiapan ini perlu dilakukan agar wartawan
tidak gagap saat di lapangan.
3. Menyiapkan materi
wawancara. Persiapan yang dilakukan meliputi materi-materi pertanyaan yang
hendak ditanyakan ke narasumber.
4. Memahami
narasumber. Narasumber yang diwawancarai adalah orang yang mempunyai kompetensi
dibidangnya. Mengetahui jabatan dan latar belakang akademis sumber berita
sangat diperlukan.
5. Sumber Berita.
Sebuah berita sumbernya bermacam-macam seperti pengalaman langsung wartawan,
pers release, konferensi pers, informasi dari media social seperti facebook dan
twitter, status di blackberry messenger, obervasi dan wawancara.
6. Kartu identitas. Kartu pers bisa berasal dari
perusahaan, dari asosiasi wartawan seperti PWI, AJI dan IJTI atau bisa berasal
dari dewan pers.
7. Perhatikan jarak. Kemacaten arus lalu lintas
memberikan pelajaran bagi jurnalis untuk mengelola waktu sebaik mungkin.
8. Pos liputan atau wilayah. Pembagian pos
liputan seperti Hankam, pendidikan, ekonomi atau life style mempermudah redaksi
agar wartawan bisa fokus ke bidang tertentu. Demikian pula penempatan wartawan
di daerah-daerah tertentu membantu wartawan fokus di daerah tersebut.
9. Keterikatan waktu. Penulisan berita peristiwa
tidak bisa ditunda keesokkan harinya karena akan basi kecuali kalau tulisan
tersebut berbentuk karangan khas.
10. Menjaga kontak.
Menjaga hubungan baik dan memelihara jejaring dengan narasumber perlu dilakukan
karena ada kalanya mereka hanya memberikan informasi pada wartawan tertentu.
11.Daerah Konflik.
Peliputan di daerah konflik memiliki kiat-kiat tersendiri terkait dengan
keselamatan wartawan.
Teknik Penulisan Berita
Setelah mendapatkan materi berita langkah selanjutnya untuk pembuatan
berita adalah menulis berita. Berita pada umumnya dikategorikan menjadi dua
jenis yakni berita lempang (straight news) dan karangan khas (features). Teknik
penulisan kedua kategori berita tersebut berbeda. Berita lempang dibatasi
waktu, sedangkan karangan khas tenggat waktunya lebih longgar.
Berita lempang digunakan dalam penulisan berita peristiwa sehari-hari.
Dalam perkembangannya ada juga berita lempang yang ditulis secara bercerita.
Pembuatan pers rilis yang dilakukan instansi-instansi umumnya menggunakan
berita lempang dengan dilampiri foto pendukung.
Teknik penulisan berita lempang yang sederhana adalah menggunakan
piramida terbalik (Gambar 1). Pembuatan berita diawali dengan gagasan utama
dalam lead. Pembuatan lead ini mesti menjawab pertanyaan 5W dan 1H. Setelah itu
baru diikuti gagasan pendukung dan detail yang ada dalam tubuh berita.
Penulisan berita dengan model piramida terbalik dilatarbelakangi oleh
keinginan untuk menyampaikan inti gagasan secepat mungkin kepada pembaca. Dalam
era digital yang demikian cepat orang cenderung membaca lead dahulu baru
kemudian melanjutkan secara lengkap kalau tidak sibuk.
Bahkan dalam sistem penulisan di LKBN Antara orang diharapkan faham hanya
dengan membaca judulnya. Kalau penulisan lead menggunakan pola Subyek +
Predikat + Obyek + Keterangan (S P O K), maka penulisan judul berita tidak
boleh lebih dari tujuh kata.
Selain tentang metode penulisan diatas ada pendapat dari Dahlan Iskan
tentang rukun iman berita yang tidak boleh ditinggalkan sebagaimana rukun iman
bagi umat Islam. Sebagaimana ditulis dalam buku Akal Sehat Dahlan Iskan
karangan Joko Intarto. Rukun iman berita adalah tokoh, besar, dekat, yang
pertama, human interest, bermisi, unik, ekslusif, trend dan prestasi
1. Tokoh. Semua peristiwa yang menyangkut tokoh
layak diberitakan. Misal Gubernur Jatim masuk rumah sakit karena demam
berdarah.
2. Besar. Semua peristiwa yang besar layak
diberitakan. Misal, gempa bumi dengan kerugian banyak
3. Dekat. Peristiwa kecil yang dekat kita layak
diberitakan daripada peristiwa yang sama tetapi jauh. Misal, gempa di Jember
korbannya 10 orang di Meksiko 100 orang.
4. Yang pertama. Peristiwa yang pertama kali
terjadi layak diberitakan.
5. Human Interest. Semua peristiwa yang menyentuh
kemanusiaan layak diberitakan.
6. Bermisi. Setiap berita harus memiliki tujuan
misalnya mencerdaskan, mendidik, memotifasi
7. Unik. Setiap peristiwa yang unik layak untuk
diberitakan.
8. Eksklusif. Semua berita eksklusif layak
diberitakan missal berita investigasi.
9. Trend, trend gaya hidup atau perilaku.
10. Prestasi. Kisah-kisah keberhasilan seseorang.
Langkah-Langkah
Peliputan:
1.
Melakukan riset pendahuluan. - Cari tahu background atau informasi
terkait objek. ...
2.
Menentukan fokus cerita. Sebuah artikel berita harus memiliki
fokus, agar ceritanya terarah dan mudah dimengerti oleh khalayak luas. ...
3.
Mengumpulkan Data. ...
4.
Mengambil Foto. ...
5.
Mengambil Video. ...
6.
Menuliskan Liputan.
Bagaimana Cara
Mendapatkan Liputan Media?
Jika Anda ingin meningkatkan profil publik, atau
menyebarkan update terbaru tentang kegiatan sekolah atau berita tentang ektara
ko kurikuler, liputan media adalah salah satu cara terbaik untuk membuat kegiatan
sekolah atau berita tentang ektara ko kurikuler Anda diperhatikan. Namun,
mendapatkan liputan media bukanlah masalah sederhana. Seperti semua hal yang
baik, publisitas media yang sukses adalah hasil kerja keras, dan perlu
perencanaan yang matang.
Berikut beberapa cara yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan
liputan media, yaitu:
Buat Konten yang Layak Diberitakan
Salah satu cara termudah untuk mendapatkan
liputan media untuk bisnis adalah dengan membuat konten yang layak diberitakan.
Dengan mencakup topik yang tepat waktu dan yang dapat dikaitkan dengan audiens
atau pembaca. Selanjutnya Anda dapat mengirimkan informasi ini ke outlet berita
tertentu. Untuk menemukan topik yang kemungkinan besar akan diperhatikan,
luangkan waktu untuk benar-benar memikirkan kebutuhan sasaran pasar Anda dan
apa yang akan mereka tanyakan kepada seorang profesional di industri Anda. Anda
bahkan dapat menyusun persona pembeli jika itu mempermudah pembuatan konten
tertulis atau video yang luar biasa untuk merek Anda.
Buat Daftar Media Dengan Memperhatikan Detail
Setiap bisnis dan asosiasi akan memiliki audiens
target yang berbeda, jadi Anda harus membuat daftar media dengan memperhatikan
detail. Pertama, teliti jenis media yang ingin Anda jangkau dengan
mempertimbangkan jenis berita yang ingin Anda bagikan. Jika Anda ingin
mengumumkan perekrutan atau promosi baru, media lokal mungkin akan menjadi
pilihan terbaik Anda. Jika Anda adalah kegiatan sekolah atau berita tentang ektara
ko kurikuler, tentang topik, yang menjadi topik problem perekrutan anggota baru,
berita tersebut berpotensi menarik khalayak yang lebih luas. Pertimbangkan
outlet media mana yang akan menjangkau target pasar Anda — pikirkan tentang majalah
sekolah, madding, online di web sekolah atau di sosmed, atau melalui radio
sekolah. Selalu berfokus pada topik yang ingin Anda jangkau.
Terlibat Dalam Komunitas
Jika bisnis Anda lebih merupakan organisasi
lokal, luangkan waktu untuk terlibat dalam komunitas Anda. Seringkali, outlet
berita lokal lebih dari senang untuk meliput kegiatan sekolah atau berita
tentang ektara ko kurikuler yang bekerja
untuk membantu komunitas setempat mendapatkan keberhasilan untuk fasilitas atau perkembangan kegiatan
bahkan tentang prestasi kegiatan anda yang membantu membangun kemajuan bagi
mereka yang membutuhkan informasi. Temukan cara untuk memiliki semangat memberi
dan komitmen untuk melayani, banyak organisasi pers dengan senang hati
menawarkan kepada Anda sorakan dan peningkatan liputan dalam konten mereka.
Kenali Penulis atau Reporter Tertentu
Terkadang liputan pers bukan tentang apa yang
Anda ketahui — ini tentang siapa yang Anda kenal. Karena itu, mencari tahu
siapa yang meliput topik seperti yang terkait dengan industri atau komunitas
lokal Anda adalah cara yang baik untuk meningkatkan peluang bisnis Anda
disertakan dalam sebuah cerita. Anda dapat mengirim pesan kepada orang-orang
ini dan menawarkan promosi cerita. Atau berikan saja informasi kontak Anda jika
ada informasi tambahan yang dapat Anda bantu.
Gunakan Media Sosial
Saat ini, siklus berita bergerak sangat cepat.
Jika Anda memiliki ide untuk cerita yang tepat waktu atau dapat membahas topik
yang Anda pahami secara profesional, lihat halaman media sosial untuk outlet
berita atau majalah. Seringkali, mereka memposting kebutuhan untuk berbicara
dengan seseorang untuk menyelesaikan sebuah cerita. Jika Anda dapat menerkam
jenis permintaan ini dengan cukup cepat, bisnis Anda bisa menjadi orang yang
mendapatkan liputan pers gratis. Demikian juga, cari bagian komentar tentang topik
yang layak diberitakan dan halaman individu dari penulis atau tokoh media
tertentu.
Mendapatkan perhatian di media sangatlah
penting. Meski begitu, jangan pernah spam jurnalis. Beberapa jurnalis
mendapatkan ratusan email setiap hari. Jadi, agar berita Anda selalu diingat,
kirimkan promosi lanjutan kira-kira dua atau tiga hari setelah Anda
mendistribusikan siaran pers. Penting untuk menindaklanjuti dengan wartawan,
untuk mempromosikan dan menjual cerita Anda dengan cara yang tidak memaksa.