Tampilkan postingan dengan label KATA KERJA OPERASIONAL (KKO) KURIKULUM 2013. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KATA KERJA OPERASIONAL (KKO) KURIKULUM 2013. Tampilkan semua postingan

Selasa, 19 Januari 2016

KATA KERJA OPERASIONAL (KKO) KURIKULUM 2013

KATA KERJA OPERASIONAL (KKO) KURIKULUM 2013

Artikel ini akan membahas tentang kata kerja operasional kognitif, afektif dan psikomotor. Sebelumnya kita bahas dulu pengertiannya

1.   Kecakapan Koqnitif
Upaya pengembangan fungsi koqnitif akan berdampak positif bukan hanya terhadap koqnitif sendiri, melainkan terhadap afektif dan psikomotor. Ada dua macam kecakapan koqnitif siswa yang perlu dikembangkan secara  khusus oleh guru yaitu: Strategi belajar memahami isi materi pelajaran
Strategi menyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap pesan-pesan moral yang terkandung didalam materi tersebut.
Strategi adalah prosedur mental yang berbentuk tatanan tahapan yang memerlukan upaya yang bersifat koqnitif dan selalu dipengaruhi oleh pilihan koqnitif atau kebiasaan belajar. Pilihan tersebut yaitu menghafal prinsip yang ada dalam materi dana mengaplikasikan prinsip-prinsip tersebut.

Ada dua prefensi koqnitif
1.   Dorongan dari luar (motif ekstrinsik) yang mengakibatkan siswa menggarap belajar hanya sebagai alat pencegah ketidakstabilan atau ketidaknaikkan. Aspirasi yang dimilikinya bukan ingin menguasai materi secara mendalam tetapi hanya sekedar lulus  atau naik kelas semata
2.   Dorongan dari dalam (motif Intrinsik), dalam arti siswa tertarik dan membutuhkan materi-materi yang disajikan gurunya.
Guru dituntut untuk mengembangkan dengan kecakapan koqnitif siswa dalam memecahkan masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya dan keyakinan terhadap pesan moral yang terkandung dan menyatu dalam pengetahuan.

2.   Kecakapan Afektif
Kebersihan pengembangan koqnitif tidak hanya membuahkan kecakapan koqnitif akan tetapi membuahkan kecakapan afektif. Pemahaman yang mendalam terhadap arti penting materi serta preferensi. Koqnitif mementingkan aplikasi prinsip atau meningkatkan kecakapan afektif para siswa. Peningkatan-peningkatan afektif ini antara lain, berupa kesadaran beragama yang mantap

3.   Kecakapan psikomotor
Keberhasilan pengembangan koqnitif berdampak positif pada perkembangan psikomotor. Kecakapan psikomotor adalah segala amal jasmaniah yang konkrit dan mudah diamati baik kuantitasnya maupun kualitasnya. Kecakapan psikomotor merupakan manifestasi wawasan pengetahuan dan kesadaran serta sikap mentalnya
Ketiga aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali dan bahkan tidak mungkin dapat dilepaskan dari kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar. Benjamin S. Bloom dan kawan-kawannya itu berpendapat bahwa pengelompokkan tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu:

a) Ranah proses berfikir (cognitive domain)
b) Ranah nilai atau sikap (affective domain)
c) Ranah keterampilan (psychomotor domain)

CONTOH DAFTAR KATA KERJA RANAH KOGNITIF (Cl – C6)

a.   Pengetahuan (Cl) 
b.   Pemahaman (C2)
c.   Penerapan (C3)
d.   Analisis (C4)
e.   Sintesis (C5)
f.   Penilaian (C6)

Mengutip                              Memperkirakan                  Menugaskan                       Menganalisis  
Mengabstraksi                    Membandingkan                 Menyebutkan                      Menjelaskan   
Mengurutkan                       Mengaudit                           Mengatur                            Menyimpulkan
Menjelaskan                        Mengkategorikan                Menentukan                        Memecahkan Menganimasi      Menilai                           Menggambar                                                           Mencirikan
Menerapkan                        Menegaskan                       Mengumpulkan                   Mengarahkan
Membilang                          Merinci                                Menyesuaikan                    Mendeteksi Mengkategorikan      Mengkritik                      Mengkode                                                                Mengidentiflkasi
Mengasosiasikan                Mengkalkulasi                     Mendiagnosis                      Menimbang
Mendaftar                           Membandingkan                 Memodifikasi                      Menyeleksi     
Mengkombinasikan            Memutuskan                       Menunjukkan                      Menghitung    
Mengklasifikasi                   Memerinci                           Menyusun                           Memisahkan
Memberi label                     Mengkontrasikan                Menghitung                         Menominasikan
Mengarang                          Memprediksi                       Memberi indek                    Mengubah      
Membangun                        Mendiagramkan                  Membangun                       Memperjelas
Memasangkan                    Mempertahankan               Mengurutkan                      Mengkorelasikan
Menanggulangi                   Menugaskan                       Menamai                             Menguraikan  
Membiasakan                     Merasionalkan                    Menghubungkan                 Menafsirkan
Menandai Menjalin              Mencegah                           Menguji                               Menciptakan  
Mempertahankan               Membaca                            Membedakan                     Menentukan   
Mencerahkan                      Mengkreasikan                   Memerinci                           meramalkan
Menyadap                           Mendiskusikan                    Menggambarkan                Menjelajah      
Mengoreksi                         Mengukur                            Menghafal                           Menggali        
Menggunakan                     Membagankan                    Merancang                         Merangkum   
Menim                                 Mencontohkan                    Menilai                                Menyimpulkan
Merencanakan                    Membuktikan                      Mencatat                             Menerangkan
Melatih                                 Menemukan                        Mendikte                             Memvalidasi   
Mengulang                          Mengemukakan                  Menggali                             Menelaah       
Meningkatkan                     Mengetes                            Mereproduksi                      Mempolakan  
Mengemukakan                  memaksimalkan                 Memperjelas                       Mendukung    
Meninjau                              Memperluas                        Mengadaptasi                     Memerintahkan
Memfasilitasi                       Memilih                               Memilih                               Menyimpulkan
Menyelidiki                          Mengedit                             Membentuk                        Memproyeksikan
Menyatakan                        Meramalkan                        Mengoperasikan                 Mengaitkan    
Merumuskan                       Mempelajari                        Merangkum                        Mempersoalkan
Memilih                                Menggeneralisasi                Mentabulasi                        Menjabarkan  
Mengkonsepkan                 Mengukur                            Menggabungkan                 Memberikode
Melaksanakan                    Melatih                                Memadukan                       Menelusuri     
Meramalkan                        Mentransfer                        Membatasi                          Menulis           
Memproduksi                      Mereparasi                          Memproses                         Mengaitkan    
Menampilkan                      Mensuimulasikan                Menyiapkan                        Memecahkan
Memproduksi                      Melakukan                          Merangkum                        Mentabulasi Merekonstruksi      Menyusun                      Memproses                                                                                

Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah:

1.   Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses berfikir yang paling rendah.

Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat menghafal surat al-’Ashar, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah satu materi pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam di sekolah.

2.   Pemahaman (comprehension)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.  Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.

Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-’Ashar secara lancar dan jelas.

3.   Penerapan (application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman.

Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: Peserta didik mampu memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

4.   Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.

Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran.

5.   Sintesis (syntesis)
Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau bebrbentuk pola baru. Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada jenjang analisis. Salah satu jasil belajar kognitif dari jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan.

6.   Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.

CONTOH DAFTAR KATA KERJA OPERASIONAL UNTUK RANAH AFEKTIF (A1-A5)

Menerima (Al)
Menanggapi (A2)
Menilai (A3)
Mengelola (A4)
Menghayati (A5)

Memilih                          Menjawab                              Mengasumsikan                     Menganut       
Mengubah                     prilaku                                   Mempertanyakan                   Membantu      
Meyakini                        Mengubah                             Berakhlak mulia                      Mengikuti       
Mengajukan                  Melengkapi                           Menata                                    Mempengaruhi
Memberi                        Meyakinkan                                      Mengklasifikasikan                 Mendengarkan
Mengkompromikan       Menganut                              Menyenangi                            Memperjelas  
Mengkombinasikan       Mengkualifikasi                    Mematuhi                                Menyambut    
Memprakarsai               Mempertahankan                 Melayani                                 Meminati        
Mendukung                   Mengimani                            Membangun                            Menunjukkan
Mendukung                   Mengundang                        Membentuk                             pendapat        
Membuktikan                Menyetujui                            Menggabungkan                     Memadukan   
memecahkan                Menampilkan                        Memperjelas                           Mengelola      
Melaporkan                   Mengusulkan                        Menegosiasi                            Memilih          
Menekankan                 Merembuk                            Mengatakan                            Menyumbang
Memilah                         Menolak

Menurut Krathwol (1964) klasifikasi tujuan domain afektif terbagi lima kategori :
a.   Penerimaan (recerving)
Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap sitimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain afektif.

b.   Pemberian respon atau partisipasi (responding)
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi peserta dan tertarik.

c.   Penilaian atau penentuan sikap (valung)
Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi “sikap dan opresiasi”.

d.   Organisasi (organization)
Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal, mencakup tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup.

e.   Karakterisasi / pembentukan pola hidup (characterization by a value or value complex)
Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa

CONTOH KATA KERJA OPERASIONAL UNTUK RANAH PSIKOMOTOR (P1-P4)

PENIRUAN (PI)         
MANIPULASI (P2)
KETETAPAN (P3)
ARTIKULASI (P4)

Mengaktifkan                    Mengoreksi                       Mengalihkan                    Mengalihkan
Menyesuaikan                   Mendemonstrasikan         Menggantikan                  Mempertajam
Menggabungkan               Merancang                        Memutar                          Membentuk
Melamar                            Memilah                            Mengirim                         Memadankan
Mengatur Melatih              Memindahkan                   Menggunakan                 Mencampur
Mengumpulkan                 Memperbaiki                     Mendorong                      Memulai
Menimbang                       Mengidentifikasikan          Menarik                           Menyetir
Memperkecil                     Mengisi                              Memproduksi                  Menjelaskan
Membangun                      Menempatkan                   Mencampur                     Menempel
Mengubah                         Membuat                           Mengoperasikan              Menskestsa
Membersihkan                  Memanipulasi                    Mengemas                      Mendengarkan
Memposisikan                   Mereparasi                        Membungkus                  Menimbang
Mengkonstruksi                                                     

Menurut Davc (1970) klasifikasi tujuan domain psikomotor terbagi lima kategori yaitu :
a.   Peniruan
terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna.

b.   Manipulasi
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.

c.   Ketetapan
memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum.

d.   Artikulasi
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara gerakan-gerakan yang berbeda.

e.   Pengalamiahan
Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik.