Memahami Cerpen
A. Pengertian
1. Karangan yang memberikan kesan tunggal
yang dominan pada satu tokoh dalam satu situasi dan kondisi.
2. Karangan pendek dapat dibaca dalam sekali duduk
3. Cerita yang lengkap,
bulat ,dan singkat sehingga alur dalam cerpen lebih memusat atau menuju
satu titik.
4. Karangan fiktif yang
menceritakan sebagian kehidupan seseorang yang diceritakan secara singkat.
B. Ciri-Ciri
Cerpen
1.
Beralur tunggal
2.
Ceritannya singkat, padat
dan berarti
3.
Habis dibaca sekali duduk
4.
Membicarakan masalah tunggal/hanya inti sari cerita
5.
Meninggalkan kesan dan efek
perasaan pembaca
6.
Menceritakan peristiwa dari
awal hingga terjadi perkembangan jiwa
7.
Panjang
tulisan ± 10.000. kata atau 1 lembar sampai 10 lembar
8.
Sumber ceritannya kehidupan sehari-hari
9.
Sumber ceritannya dari
pengalaman pribadi atau dari pengalaman orang lain
10.
Tidak melukiskan seluruh kehidupan pelakunnya (tokok utama)
11.
Tokohnya mengalami konflik dan sekaligus pennyelesaiannya
12.
Tokoh tidak mengalami perubahan nasib
13.
Penggunaan kata-katanya ekonomis
14.
Yang dibahas haya yang berarti
15.
Terdiri dari sekitar 3-5 halaman
16.
Dalam sebuah cerpen ada 1-5 tokoh, tokoh dalam cerpen tidak secara
detail digambarkan
17.
Kisah dalam cerpen
diceritakan secara singkat
18.
Tidak terlalu banyak
menggunakan latar tempat dalam penceritaan
19.
Biasanya alurnya maju
20.
Biasanya hanya ada peristiwa yang umum, dan tidak lebih dari 5
peristiwa
C. Aliran dalam
cerpen, diantaranya adalah:
• Realisme → melukiskan keadaan secara sesungguhnya
• Romantisme → menggunakan perasaan/ intuisi untuk mengungkapkan rahasia alam
• Naturalisme → melukiskan kehidupan manusia secara terang-terangan
• Absurdismen → menyajikankisah hidup yang tak terpahami atau nisbi
• Impresionisme → melukiskan suatu kejadian dan spontan sehingga banyak hal tidak
terduga
D. Unsur-Unsur Cerpen yang harus ada dalam cerpen
1. Tema
Tema
adalah pokok/dasar dalam cerpen yang berasal dari berbagai masalah dari
kehidupan sehari-hari, dari imajinasi/khayalan seseorang atau dari alam
nyata/ fakta.
Menentukan tema adalah gagasan pokok atau
permasalahan yang mendasari isi cerita. Tema dalam cerita pendek bisa tentang
kisah kasih, kehidupan social, persoalan nasib, kehidupan rumah tangga dan
sebagainya. Dengan dasr ini pengarang dapat melukiskan watak pelakunya.
2. Amanat:
nilai, pesan, kesan cerpen.
Sesuatu yang dapat
diambil dari cerpen setelah membacanya. Yang berhubungan dengan, social, budaya, politik, ekonomi atau yang
mengandung: nilai, pesan, kesan.
3. Plot,Trap, alur, Dramatic
Conflict,artinya: sambung-menyambungnya cerita.
Secara singkat alur dapat dibagi dalam tiga bagian,
yaitu: tahap perkenalan,klimaks,dan penyelesaiannya. secara lengkap alur dibagi
dalam lima bagian, yaitu:
tahap perkenalan ,muncul ketegangan atau konflik, memuncak atau klimaks
konflik,peleraian, dan penyelesaiannya.
Alur
merupakan jalan cerita dalam cerpen. Alur dibagi menjadi
tiga, yaitu:
a) Alur maju
→
bercerita terus ke depan
b) Alur mundur →
bercerita ke masa yang lalu (lampau)
c) Alur campuran
→ bercerita tentang masa depan,
tapi diselingi dengan cerita kejadian lalu (flashback)
Alur dalam cerpen
biasanya beralur maju tidak serumit alur dalam novel. Berikut beberapa tahap Alur / Plot Novel
1. a. Perkenalan
Tahap perkenalan terdapat pada awal cerita, melukiskan
tempat dan waktu, serta penampilan tokoh-tokohnya.
b. Pengantar adalah
lukisan keadaan yang menuntun pembaca pada masalah, tema atau jalannya cerita
2. a. Penampilan adalah tahap pelaku mulai menghadapi
masalah.
b. Pertikaian atau konflik:Pertikaian dapat berupa konflik antar
anggota masyarakat, keluarga, tokoh lain, dengan hati nurani atau konflik
batin, bisa juga karena tokoh berhadapan dengan keadaan alam atau situasi
social tertentu.
3. Perumitan : Pertikaian
atau konflik semakin menghebat., mungkin sekali persoalan yang pertama kali
muncul ternyata mempunyai kaitan dengan persoalan lain. Persoalan yang lain itu
ternyata sangat mungkin merupakan persoalan yang selama ini sangat ditakuti dan
terpaksa harus dihadapi.
4. Klimaks :Persoalan demi persoalan setelah datang secara cepat
harus diselesaikan. Kalau sudah demikian puncak perumitan mulai muncul atau dinamakan dengan
titik klimaks.
5. a. Penurunan adalah tahap dalam proses mengatasi
masalah
b. Peleraian: Persoalan
demi persoalan mulai dipecahkan. Ada penyelesaian yang menggembirakan ada pula
yang menyedihkan.
c. Penyelesaian
adalah tahap cerita yang berisi penyelesaian masalah.
Untuk
membina Plot sering juga digunakan teknik foreshadowing, yaitu: membayangkan
peristiwa yang akan terjadi berdasrkan peristiwa yang lalu. Menyusun ceritanya
mencakup 5 bagian seperti yang tercantum beberapa tahap diatas.
(1) Situation, perkenalan, pengarang mulai melukiskan suatu
keadaan.
(2) Generating circumstances, konflik pertama, peristiwa mulai
bergerak.
(3) Rising action, penanjakan, keadaan mulai memuncak.
(4) Climax, puncak, keadaan mencapai puncaknya.
(5) Denouement, penyelesaian, pengarang memberikan
pemecahan masalah.
4. Perwatakan, penokohan, karakteristik, character
delineations:
Ada
dua macam cara untuk memperkenalkan tokoh dan karakteristik tokoh dalam fiksi,
yaitu sebagai berikut:
a) Secara analitik (langsung) : pengarang
langsung memaparkan tentang watak atau karakter tokoh, pengarang menyebutkan
bahwa seorang tokoh keras hati, keras kepala, penyayang, dan sebagainya.
b) Secara dramatik (tidak langsung) :
penggambaran perwatakan yang tidak diceritakan langsung, tetapi disampaikan
melalui; pilihan nama tokoh, penggambaran fisik atau postur tubuh, cara
berpakaian, tingkah laku tokoh, keadaan lingkungannya, dialog tokohdengan
dirinya atau dengan tokoh lainnya, dan pola pikir saat menghadapi masalah.
Ditinjau dari cara dan hasil penggambarannya,
ada empat macam perwatakan, yaitu sebagai berikut;
a) Perwatakan statis, yaitu pelukisan watak
sang tokoh tetap tidak berubah-ubah dari awal sampai akhir cerita.
b) Perwatakan dinamis, yaitu watak snag tokoh
berubah atau berkembang dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat sesuai
dengan situasi yang dimasukinya.
c) Perwatakan datar, yaitu watak sang tokoh
disoroti hanya dari satu unsure atau satu dimensi saja
d) Perwatakan bulat, yaitu watak sang tokoh
dilukiskan dari segala aspek dan meliputi semua dimensi, yaitu dimensi
fisiologis, psikologis, dan sosial seperti yang terdapat pada tokoh nyata dalam
hidup sehari-hari.
Perwatakan adalah cara menggambarkan watak dan
bentuk fisik para pelaku. Perhatikan penggalan cerpen berikut !
Sejak bos baru berkuasa dikantor itu,
suasana jadi semrawut. bagaimana tidak? sebagai seorang direktur pekerjaannya
hanya mencari–cari kesalahan bawahan. menurut istilah orang jawa, dia itu
kikrik sekali.
Watak
tokoh bos dalam penggalan cerpen tersebut digambarkan secara langsung, yaitu
seorang bos yang hanya suka mencari-cari kesalahan bawahan. penggambaran watak
secara langsung atau secara analitik ekspositoris adalah Penggambaran
tokoh secara langsung, baik watak maupun bentuk fisiknya.
Adalah penggambaran ruang, waktu, dan segala situasi yang menjadi ruang
bagi tokoh cerita untuk hidup, bergerak, atau mengalami berbagai peristiwa. Latar dibagi menjadi;
- waktu
- tempat
- suasana alamiah
- suasana batiniah
- sosial budaya
Dalam menggambarkan tokoh-tokoh pada suatu
cerita dapat digunakan 2 (dua) metode:
- tempat
- suasana alamiah
- suasana batiniah
- sosial budaya
a. Metode Analitik
Metode analitik yaitu pengarang secara langsung memaparkan watak
tokoh dengan jalan menyebutkan sifat-sifatnya.
Misalnya: keras hati, keras
kepala, tinggi hati, renda hati, pengibah, bengis, pemalu, sombong, atau juga
sebagai penipu.
b. Metode Dramatik
Metode dramatik yaitu penggambaran watak tokoh yang tidak
diceritakan secara langsung oleh pengarangnya, tetapi disampaikan hal-hal lain
seperti berikut:
1) Pilihan nama.
Nama yang dimaksud adalah
nama seseorang dari berbagai stratifikasi social apapun bentuk namanya sebagai
pembentuk perwatakan tokoh.
2) Penggambaran
fisik
Penggambaran fisik yang dimaksud adalah postur tubuh, cara berpakaian,dan
reaksi antar tokoh
3) Penggambaran melalui
dialog Penggambaran melalui dialog berupa percakapan antar tokoh maupun yang
dilakukan monolog.
5. Menentukan latar atau setting
Pelukisan tempat, waktu dan
situasi terjadinya suatu peristiwa dalam cerita. Dalam
arti luas latar atau setting meliputi: aspek ruang, aspek waktu, dan aspek
suasana saat kejadian atau peristiwa itu terjadi.
6. Pusat kisahan, point of view, sudut
pandang cerita , posisi pengarang dalam cerita. Cara ini dikelompokkan
menjadi 3 :
a. Pengarang
menceritakan ceritanya dengan menggunakan kata “dia” untuk pelaku utama, tetapi
ia ikut hidup dalam pribadi pelakunya, gaya “dia”, pengamat sebagai observer.
b. Pengarang ikut mengambil bagian dalam cerita. Menjadi pelaku
utama, bergaya “Aku” , menceritakan kehidupan sendiri.
c. Pengarang sebagai peninjau yang seolah-olah mengerti jalan pikiran
pelaku, gaya “dia serba tahu” , sebagai pelaku utama, bawahan, observer, atau
yang lainnya.
Pusat pengisahan adalah
cara pengarang menempatkan diri pada cerita. Dari Menentukan pusat
pengisahan (sudut pandang). Dari sudut mana pengarang memandang ceritanya. Pengarang mempunyai
bermacam-macam teknik dalam menceritakan suatu ceritanya, yaitu:
a. Author-Omniscient
(pengarang serba tahu, sebagai orang ketiga) pengarang biasanya mempergunakan
kata dia untuk tokoh utama.
b. Author-Participant (
pengarang turut serta mengambil bagian dalam cerita) pengarang menggunakan kata aku/ku sebagai tokoh utama.
c. Author-Observer (pengarang sebagai peninjau, pemerhati, dan
pengamat). Dengan teknik ini pengarang sebagai pengamat , seolah-olah
tidak
d. mengetahui jalan pikiran
tokohnya.
e. Multiple (campur -aduk) yaitu campuran
dari ketiga teknik tersebut diatas.
7. Dialog: percakapan
antar tokoh dalam rangkaian peristiwa yang membangun suatu cerita.
8. Tegangan
dan padahan(suspens dan foreshadowing)
Cara menyusun hingga pembaca
terus membaca dengan pertanyaan apa yang akan terjadi selanjutnya ? Bagaimana
sesuatu peristiwa akan berakhir ? Sebaliknya padahan adalah bagian cerita yang
memberikan gambaran mengenai sesuatu yang akan terjadi.
9. Mengembangkan alur cerita
Mengembangkan alur cerpen
menjadi sebuah cerita yang baik harus memperhatikan cirri-ciri cerpen.
E.
Langkah-Langkah Menulis Cerpen
Pengarang yang kreatif tidak akan kebingungan
mencari ide cerita karena setiap orang mempunyai pengalaman hidup. Pengalaman
merupakan sumber inspirasi yang terus terbarui dan tidak akan pernah habis
digali. Tergantung bagaimana seseorang menggunakan perspektifnya dalam
memandang dan memaknainya. Pengalaman tidak selalu datang dari kejadian yang
dialami diri sendiri, tetapi juga bisa berasal dari kehidupan orang lain.
Pada
dasarnya, semua orang memiliki kemampuan menulis. Namun tingkat kemampuan
menulis seseorang tersebut sangat tergantung pada bakat, kemauan, dan minat
untuk belajar dan mengembangkan kemampuan menulisnya. Begitu juga dengan
menulis cerpen atau cerita pendek. Ini merupakan sebuah karya sastra yang
bisa dibilang cukup mudah dan bisa dilakukan oleh semua orang. Anda ingin
bisa menulis cerpen? ikuti saja langkah - langkah cara menulis cerpen
bawah ini dan niscaya Anda pun bisa menghasilkan sebuah cerpen yang bernilai
seni tinggi.
Salah
satu jenis karya sastra yang cukup diminati kalangan remaja adalah cerpen.
Dengan ceritanya yang pendek dan tidak terlalu kompleks, cerpen cocok dijadikan
bacaan diwaktu senggang. Cerpen merupakan cerita yang bersifat khayalan dan
kebenarannya hanya sebatas dalam imajinasi pengarang. Namun, biasanya cerpen
adalah refleksi kehidupan masyarakat. Cerita yang diangkat merupakan apa yang
terjadi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Secara umum, cerpen (short
story) sama dengan prosa fiksi lainnya yang dibangun atas unsure ekstrinsik dan
intrinsik. Dalam cerpen, juga terdapat unsur tema, tokoh, latar, sudut pandang,
pengarang, dan dialog. Meskipun demikian, ada sifat-sifat khusus cerpen yang
membedakannya dengan prosa fiksi lainnya.
1. Tema
Setiap tulisan harus memiliki pesan
atau arti yang tersirat di dalamnya. Sebuah tema adalah seperti sebuah tali
yang menghubungkan awal dan akhir cerita dimana Anda menggantungkan alur,
karakter, setting cerita dan lainnya. Ketika Anda menulis, yakinlah bahwa
setiap kata berhubungan dengan tema ini.
Ketika menulis cerpen, bisa jadi kita akan terlalu menaruh perhatian pada satu
bagian saja seperti menciptakan penokohan, penggambaran hal-hal yang ada,
dialog atau apapun juga, untuk itu, kita harus ingat bahwa kata-kata yang
berlebihan dapat mengaburkan inti cerita itu sendiri.
Cerita yang bagus adalah cerita yang mengikuti sebuah garis batas. Tentukan apa
inti cerita Anda dan walaupun tema itu sangat menggoda untuk diperlebar, Anda
tetap harus berfokus pada inti yang telah Anda buat jika tidak ingin tulisan
Anda berakhir seperti pembukaan sebuah novel atau sebuah kumpulan ide-ide yang
campur aduk tanpa satu kejelasan.
2. Tentukan pokok pikiran
Buat beberapa pokok pikiran dalam setiap
paragraf. Dari pokok pikiran yang telah ditentukan tersebut, kita bisa
mengembangkan isi dari cerpen sehingga tidak melenceng dari tema cerpen yang
kita tulis. Tetunya juga memperhatikan data-data, keterangan, informasi,
dokumen yang terkait dengan peristiwa/ pengalaman yang menjadi sumber inspirasi
cerita
3. Tempo Waktu
Cerita dalam sebuah cerpen yang efektif
biasanya menampilkan sebuah tempo waktu yang pendek. Hal ini bisa berupa satu
kejadian dalam kehidupan karakter utama Anda atau berupa cerita tentang kejadian
yang berlangsung dalam sehari atau bahkan satu jam. Dan dengan waktu yang
singkat itu, usahakan agar kejadian yang Anda ceritakan dapat memunculkan tema
Anda.
4.
Setting
Karena Anda hanya memiliki jumlah
kata-kata yang terbatas untuk menyampaikan pesan Anda, maka Anda harus dapat
memilih setting cerita dengan hati-hati. Disini berarti bahwa setting atau
tempat kejadian juga harus berperan untuk turut mendukung jalannya cerita. Hal
itu tidak berarti Anda harus selalu memilih setting yang tipikal dan mudah
ditebak. Sebagai contoh, beberapa setting yang paling menakutkan bagi sebuah
cerita seram bukanlah kuburan atau rumah tua, tapi tempat-tempat biasa yang
sering dijumpa pembaca dalam kehidupan sehari-hari mereka. Buatlah agar pembaca
juga seolah-olah merasakan suasana cerita lewat setting yang telah dipilih tadi.
5. Penokohan
dan perwatakan
Untuk
menjaga efektivitas cerita, sebuah cerpen cukup memiliki sekitar tiga tokoh
utama saja, karena terlalu banyak tokoh malah bisa mengaburkan jalan cerita Anda.
Jangan terlalu terbawa untuk memaparkan sedetail-detailnya latar belakang tiap
tokoh tersebut. Tentukan tokoh mana yang paling penting dalam mendukung cerita
dan fokuskan diri padanya. Jika Anda memang jatuh cinta pada tokoh-tokoh Anda,
pakailah mereka sebagai dasar dalam novel Anda kelak.
Tokoh dan karakter dari setiap tokoh
harus sesuai dengan isi dari cerita. tentukan tokoh utama, tokoh pembantu
dan beberapa tokoh figuran lainnya untuk meramaikan isi cerita di cerpen kita
6. Dialog
Jangan
menganggap enteng kekuatan dialog dalam mendukung penokohan karakter Anda,
sebaliknya dialog harus mampu turut bercerita dan mengembangkan cerita Anda.
Jangan hanya menjadikan dialog hanya sebagai pelengkap untuk menghidupkan tokoh
Anda. Tiap kata yang ditaruh dalam mulut tokoh-tokoh Anda juga harus berfungsi
dalam memunculkan tema cerita. Jika ternyata dialog tersebut tidak mampu
mendukung tema, ambil langkah tegas dengan menghapusnya. Menetapkan titik
pusat kisahan atau sudut pandang pengarang juga tergambar pada dialog.
7. Alur
Buat paragraf pembuka yang menarik
yang cukup membuat pembaca penasaran untuk mengetahui apa yang akan terjadi
selanjutnya. Pastikan bahwa alur Anda lengkap, artinya harus ada pembukaan, pertengahan
cerita dan penutup. Akan tetapi, Anda juga tidak perlu terlalu berlama-lama
dalam membangun cerita, sehingga klimaks atau penyelesaian cerita hanya muncul
dalam satu kalimat, dan membuat pembaca merasa terganggu dan bingung dalam
artian negatif, bukannya terpesona. Jangan pula membuat "twist
ending" (penutup yang tak terduga) yang dapat terbaca terlalu dini,
usahakan supaya pembaca tetap menebak-nebak sampai saat-saat terakhir. Jika
Anda membuat cerita yang bergerak cepat, misalnya cerita tentang kriminalitas,
jagalah supaya paragraf dan kalimat-kalimat Anda tetap singkat. Ini adalah trik
untuk mengatur kecepatan dan memperkental nuansa yang ingin Anda sajikan pada
pembaca.
8. Tata Bahasa
Dalam
menulis sebuah cerpen, kita harus menggunakan tata bahasa yang baik dan benar
sehingga isi dari cerpen kita mudah dicerna dan dipahami oleh para pembaca.
8. Baca ulang
Pembaca
dapat dengan mudah terpengaruh oleh format yang tidak rapi, penggunanaan tanda
baca dan tata bahasa yang salah. Jangan biarkan semua itu mengganggu cerita Anda, selalu periksa dan periksa
kembali.
9. Saring Pendapat
Setelah
cerpen kita selesai, maka sebaiknya kita minta pendapat orang lain yang kita
anggap lebih tahu dan berpengalaman serta tidak sungkan untuk memberikan
masukan kepada kita tentang: isi cerita, gaya bahasa, dll. Bila perlu,
mintalah pendapat pada 2 - 3 orang yang kita anggap memahami tentang cerpen.
9. Perbaikan
Masukan dari orang lain perlu dipertimbangkan, karena menjadi
seorang penulis perlu memperhatikan masukan-masukan.
F. Menemukan Nilai-Nilai dalam Cerpen
Menemukan nilai-nilai dalam cerpen bermacam-macam diantaranya sebagai
berikut:
1. Nilai moral
: nilai yang berhubungan dengan akhlak,budi pekerti/ susila/ baik
buruk tingkah laku
2. Nilai
Sosial
: nilai yang berhubungan dengan kemasyarakatan
3. Nilai relegius/keagamaan :
nilai yang berhubungan dengan tuntunan
agama/ kepercayaan/ keyakinan
4. Nilai pendidikan/edukasi : nilai yang berhubungan
dengan tingkah laku dari tidak bisa menjadi bisa/dari buruk menjadi baik/dari
bodoh menjadi pintar
5. Nilai kemanusiaan
: nilai
yang berhubungan dengan sifat-sifat baik antara manusia yang satu dengan yang
lainnya
6. Nilai
budaya
: nilai
yang berhubungan dengan adat istiadat/ kebiasaan/ dalam masyarakat.
7. Nilai patriotic/kepahlawanan :
nilai yang berhubungan dengan jiwa
kepahlawanan/ perjuangan
8. Nilai
etika : nilai
yang berhubungan dengan sopan santun
9. Nilai
esttika : nilai
yang berhubungan dengan keindahan
10. Nila
i
ekonomi
: nilai
yang berhubungan dengan bidang ekonomi
11. Nilai
Politik
: nilai
yang berhubungan dengan bidang politik