Tampilkan postingan dengan label Kalimat Majemuk. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kalimat Majemuk. Tampilkan semua postingan

Rabu, 13 Februari 2013


Kalimat Majemuk

 

Kalimat, dari bahasa Arab, adalah satuan linguistik yang terkecil yang bisa berdiri sendiri. Dalam bahasa Latin disebut sintaks atau sintaksis.

 

Linguistik

Dalam linguistik, kalimat adalah satuan dari bahasa, atau arus ujaran yang berisikan kata atau kumpulan kata yang memiliki pesan atau tujuan dan diakhiri dengan intonasi final.

 

Kalimat tunggal


Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat.
Kalimat Tunggal
Kalimat yang hanya terdiri dari unsur inti (S, P) atau satu klausa saja.
Contoh:       ·     Ayah seorang guru SMP.
                  ·     Guru bahasa Inggris disekolahku akan melawat ke Amerika Serikat.
                  ·     Ibu sakit.

 

Ketiga contoh di atas masing-masing hanya mengandung satu klausa saja. Pada contoh kedua, pola kalimat tersebut diperluas namun tidak sampai membentuk pola kalimat baru.

 

Kalimat majemuk


Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
1.     Kalimat Majemuk Setara
2.     Kalimat Majemuk Bertingkat
3.     Kalimat Majemuk Campuran
4.     Kalimat Majemuk Rapatan

 

1.   Kalimat majemuk setara

Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.
     
      Kalimat Majemuk Setara
Kalimat yang terdiri dari dua atau lebih unsur inti (rangkaian S, P) dan keduanya saling bergantung atau sama derajatnya.
      Contoh:       ·      Ayah membaca buku, Ibu memasak di dapur.
                        ·      Tuti tidak senang bernyanyi, tetapi ia senang musik.
                        ·       Rudi tidak saja melihat, bahkan ia yang pertama kali menolong korban itu.
     
      Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni:
Konjungsi
Jenis
penggabungan
dan
penguatan/Penegasan
bahkan
pemilihan
atau
berlawanan
tetapi, sedangkan, melainkan
urutan waktu
kemudian, lalu, lantas
      Contoh:
1.     Juminten pergi ke pasar. (kalimat tunggal 1)
2.     Norif berangkat ke bengkel. (kalimat tunggal 2)
§         Juminten pergi ke pasar sedangkan Norif berangkat ke bengkel. (kalimat majemuk)

 

2.   Kalimat majemuk bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yakni:
Konjungsi
Jenis
syarat
jika, kalau, manakala, andaikata, asal(kan)
tujuan
agar, supaya, biar
perlawanan (konsesif)
walaupun, kendati(pun), biarpun
penyebaban
sebab, karena, oleh karena
pengakibatan
maka, sehingga
cara
dengan, tanpa
alat
dengan, tanpa
perbandingan
seperti, bagaikan, alih-alih
penjelasan
bahwa
kenyataan
padahal

      Contoh:
1.     Kemarin ayah mencuci motor. (induk kalimat)
2.     Ketika matahari berada di ufuk timur. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
§         Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)
§         Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)

      Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat yang terdiri dari dua atau lebih unsur inti (rangkaian S, P) dan salah satu unsurnya menjadi bagian dari unsur yang lain.
      Contoh:       ·      (Karena) ibu sakit, ayah memasak.
                        ·      Toni datang (ketika) saya sedang mandi.
                        ·      (Walaupun) orangya melarang, ia tetap berangkat.
Keterangan :
1.    Klausa yang dilekati konjungsi dinamakan anak kalimat, sedang yang tidak dilekati dinamakan induk kalimat.

2.    Perbandingan pola kalimat berdasarkan jenis kata atau fungsi dapat anda ingat pola dasar kalimat bahasa Indonesia.

 

3.   Kalimat majemuk campuran


Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.
Contoh:
1.     Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
2.     Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
3.     Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
§         Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya.  (kalimat majemuk campuran)

 

4.   Kalimat majemuk rapatan


Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat atau objeknya sama maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali.
Contoh:
1.     Pekerjaannya hanya makan. (kalimat tunggal 1)
2.     Pekerjaannya hanya tidur. (kalimat tunggal 2)
3.     Pekerjaannya hanya merokok. (kalimat tunggal 3)
§         Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok. (kalimat majemuk rapatan)



Rabu, 26 Oktober 2011

Kalimat Majemuk


Kalimat Majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
  1. Kalimat Majemuk Setara
  2. Kalimat Majemuk Bertingkat
  3. Kalimat Majemuk Campuran
  4. Kalimat Majemuk Rapatan

1.    Kalimat Majemuk Setara (Koordinatif)
      Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang pola-pola kalimatnya memiliki kedudukan yang sederajat. Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari:
1)       Kalimat Majemuk Setara Penggabungan: Menggunakan kata penghubung `dan`
2)       Kalimat Majemuk Setara Penguatan: Menggunakan kata penghubung `bahkan`
3)       Kalimat Majemuk Setara Pemilihan: Menggunakan kata penghubung `atau`
4)      Kalimat Majemuk Setara Berlawanan: Menggunakan kata penghubung `tetapi`, `sedangkan`, `melainkan`
5)       Kalimat Majemuk Setara Urutan Waktu: Menggunakan kata penghubung `kemudian`, `lalu`, `lantas`
6)       Kalimat Majemuk Setara Sejalan (kata hubungnya dan, serta, lagi pula dll)

Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni:
Konjungsi
Jenis
penggabungan
dan
penguatan/Penegasan
bahkan
pemilihan
atau
berlawanan
tetapi, sedangkan, melainkan
urutan waktu
kemudian, lalu, lantas
Contoh:
1.     Juminten pergi ke pasar.            (kalimat tunggal 1)
2.     Norif berangkat ke bengkel.       (kalimat tunggal 2)
§     Juminten pergi ke pasar sedangkan Norif berangkat ke bengkel. (kalimat majemuk)

Ciri-ciri :
1)       Kedudukan pola-pola kalimat, sama derajatnya.
2)       Penggabungannya disertai perubahan intonasi.
3)       Berkata tugas/penghubung, pembeda sifat kesetaraan.
4)       Pola umum uraian jabatan kata : S-P+S-P 
             Misalnya:
Saya berangkat ke sekolah, sedangkan ibu pergi ke pasar.
Kalimat di atas berpola S-P-K, S-P-K. (sederajat)

2.    Kalimat Majemuk Bertingkat (Subordinatif)
      Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam,
yakni:          
Konjungsi
Jenis
syarat
jika, kalau, manakala, andaikata, asal(kan)
tujuan
agar, supaya, biar
perlawanan (konsesif)
walaupun, kendati(pun), biarpun
penyebaban
sebab, karena, oleh karena
pengakibatan
maka, sehingga
cara
dengan, tanpa
alat
dengan, tanpa
perbandingan
seperti, bagaikan, alih-alih
penjelasan
bahwa
kenyataan
padahal

Contoh:
1.       Kemarin ayah mencuci motor. (induk kalimat)
2.       Ketika matahari berada di ufuk timur. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
§         Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)
  §         Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)

      Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih yang tidak sederajat atau penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Salah satu pola menduduki fungsi utama kalimat, yang lazimnya disebut induk kalimat (klausa atasan), sedangkan pola yang lain, yang lebih rendah kedudukannya, disebut anak kalimat (klausa bawahan). Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat. Fungsi itu sekaligus menunjukkan relasi antara induk kalimat dan anak kalimat.
Contoh: Induk Kalimat: Kemarin ayah mencuci motor.
Selanjutnya kata `kemarin` yang menduduki pola keterangan, diperluas menjadi anak kalimat yang berbunyi: Ketika matahari berada di ufuk timur.
Maka penggabungan induk kalimat dan anak kalimat berdasarkan kalimat di atas menjadi:
1)       Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor, atau
2)       Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur.

Anak kalimat (klausa bawahan) dapat dibagi menjadi:
a)  Anak kalimat yang menduduki fungsi utama kalimat, yaitu anak kalimat subjek dan anak kalimat predikat, misalnya:
1)   Yang harus menyelesaikan pekerjaan itu telah meninggalkan tempat ini. (anak kalimat subjek)
2)    Ayah saya yang telah menyelesaikan pembangunan itu. (anak kalimat predikat)
b)   Anak kalimat yang menduduki salah satu fungsi pelengkap, yaitu anak kalimat objek, misalnya:
      Wali kelas telah mengumumkan bahwa kita semua harus hadir besok pagi. (anak kalimat objek)
c)  Anak kalimat yang menduduki salah satu fungsi tambahan yang renggang, yaitu anak kalimat keterangan subjek, anak kalimat keterangan predikat, anak kalimat keterangan objek, anak kalimat keterangan waktu, anak kalimat keterangan sebab, anak kalimat keterangan akibat, dan lain-lain. Misalnya:
1)    Siswa yang baru menempuh ujian berkumpul di halaman. (anak kalimat keterangan subjek)
2)    Wanita itu guru yang mengajar di SMU 78. (anak kalimat keterangan predikat)
3)    Ia telah memukul anak yang mencuri mangga. (anak kalimat keterangan objek)
4)    Sebelum matahari terbit saya berangkat ke sekolah. (anak kalimat keterangan waktu)
5)  Direktur perusahaan itu telah memecat seorang karyawannya karena menggelapkan uang perusahaannya. (anak kalimat keterangan sebab)
6)    Kakinya tersandung batu sehingga tidak dapat berjalan. (anak kalimat akibat)
Cara membuat majemuk bertingkat.

1.   Buatlah kalimat tunggal atau kalimat luas terlebih dahulu.
2.   Kembangkan salah satu jabatan kalimat menjadi klausa  bawahan (anak kalimat )sesuai dengan anak   kalimat apa yg diinginkan.
Contoh :
Ansar akan menyunting seorang gadis minggu depan.
    S                     P              O                  K

Kalimat diatas akan dijadikan bertingkat anak O
Ansar akan menyunting Wanita cantik yang bernama Mutia Rahman minggu depan
   s                       p             S                         P           Pel                   K

Sumber: Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf

3.    Kalimat majemuk campuran

Yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.
Contoh: Dimas bermain dengan Rama, dan Salsa membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya.

Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina.
Contohnya adalah saya, kapan, -nya, ini.


Penggolongan

Cara pembagian kata ganti bermacam-macam tergantung rujukan yang digunakan.
Berikut adalah salah satu cara penggolongan pronomina.
1.    Kata ganti orang. Terbagi tiga dan dapat bersifat tunggal maupun jamak.
a.      Kata ganti orang pertama. Misalnya: saya, aku, kami, kita.
b.      Kata ganti orang kedua. Misalnya: engkau, kamu, kalian.
c.      Kata ganti orang ketiga. Misalnya: dia, beliau, mereka.
2.    Kata ganti pemilik. Misalnya -ku, -mu, -nya.
3.    Kata ganti penanya; berfungsi menanyakan benda, waktu, tempat, keadaan, atau jumlah. Misalnya apa, kapan, ke mana, bagaimana, berapa.
4.    Kata ganti petunjuk. Misalnya ini, itu.
5.    Kata ganti penghubung. Misalnya yang.
6.    Kata ganti tak tentu. Misalnya barang siapa.

Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.

Contoh:
1.     Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
2.     Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
3.     Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
§     Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya. (kalimat  majemuk campuran)


Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

4.    kalimat majemuk rapatan.
      
       Kalimat majemuk setara yang hanya memiliki satu subjek atau satu predikat.
Misalnya:
a)   Adik memetik dan mengupas mangga itu.
b)   Joko dan Aditiya sedang bermain catur.

Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat atau objeknya sama maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali.
Contoh:
      1.       Pekerjaannya hanya makan. (kalimat tunggal 1)
      2.       Pekerjaannya hanya tidur. (kalimat tunggal 2)
      3.       Pekerjaannya hanya merokok. (kalimat tunggal 3)
      4.       Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok. (kalimat majemuk rapatan)

Lihat Kalimat Majemuk dari sumber lain sebagai berikut

A.  Pengertian.
      Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih. Klaimat majemuk dapat digolongkan sebagai berikut:
1.    Kalimat majemuk Setara  yaitu kalimat majemuk yang kedudukan antar klausanya sejajar atau setara. Klausa-klausa pada kalimat majemuk  setara dihubungkan dengan kata penghubung atau konjungsi.  Berdasarkan kata penghubung yang digunakan, kalimat majemuk setara dibagi menjadi 3 macam:
(a)     kalimat majemuk penjumlahan, ditandai oleh kata penghubung dan, lalu, lagi.
             Contoh: Saya membaca buku dan adik bermain di halaman. 
      (b) Kalimat majemuk pemilihan, ditandai oleh kata penghubung  atau. baik, maupun 
             Contoh:    Ia membeli penggaris atau membeli busur.  
                         Engkau tinggal di sini, atau ikut dengan pembawa barang itu
(c)     Kalimat majemuk pertentangan, yang ditandai oleh kata penghubung diantaranya tetapi, melainkan
             Contoh: Rudi tidak pergi memancing melainkan belajar bersama     dirumah  Hary.
  (d) Kalimat majemuk setara menggabungkan. Biasanya memakai kata tugas, dan, serta, lagi pila
  (e) Kalimat majemuk setara sebab akibat. Biasanya memakai kata tugas : oleh karena itu, sebab itu, dll
          Contoh : Kendaraannya mogok di tengah jalan, oleh karena itu ia terlambat tiba di sekolah

2.    Kalimat majemuk rapatan  yaitu kalimat majemuk setara yang bagian-bagiannya dirapatkan.Hal itu terjadi  karena kata-kata atau frase dalam bagian kalimat menduduki fungsi yang sama. Kalimat majemuk rapatan meliputi:
a.    kalimat majemuk rapatan subyek.
      Contoh:  Pak Andikguru olah raga 
                      S                  P
b.   kalimat majemuk rapatan predikat.
         Contoh:  Rama pandai bermain basket  
                       S         P                    Pel
c.    kalimat majemuk rapatan obyek.
         Contoh:  Ayah Memupuk pohon jeruk Bali
                      S          P                   O      Pel                                           
d.   kalimat majemuk rapatan keterangan.
     Contoh:  Dalam liburan nanti saya akan pergi ke Jakarta  
                      K                        S           P              K

3.    Kalimat majemuk Bertingkat adalah kalimat majemuk yang kedudukan antar klausanya tidak sejajar. Klausa-klausa pada kalimat majemuk bertingkat  dihubungkan dengan kelompok-kelompok konjungsi  yang dimasukkan kedalam jenis-jenis kalimat majemuk bertingkat sebagai berikut:
      a.    kalimat majemuk hubungan pengandaian. Yang ditandai oleh kata penghubung jika, seandainya,  andaikan
            Contoh:  jika tidak hujan, ia akan datang ke pesta itu 
      b.    Kalimat majemuk bertingkat yang menyatakan ‘Perlawanan’ atau ‘Konsesif.
Kalimat majemuk bertingkat yang menyatakan hubungan ‘perlawanan’ adalah kalimat majemuk bertingkat yang klausa sematanya memuat pernyataan yang tidak akan mengubah apa yang dinyatakan dalam klausa utama. Kata penghubung yang digunakan adalah walaupun, meskipun, sungguhpun, kendatipun, biarpun, dan sekalipun. Akibat dari penggabungan ini, klausa sematan merupakan perlawanan klausa utama.
            
      Contoh:      
- Demonstran bersikeras memasuki gedung walaupun polisi sudah memperingatkan agar jangan memasuki gedung. Kalimat tersebut dibentuk dari dua klausa,  yaitu Demonstran berusaha memasuki gedung, dan klausa polisi sudah memperingati agar jangan memasuki gedung. Kedua klausa tersebut dihubungkan dengan kata penghubung walaupun. Klausa yang diikuti kata penghubung walaupun merupakan perlawanan klausa pertama.

         - Para urban tetap mengadu nasib kendatipun mereka mengetahui mengadu nasib di kota besar tanpa bekal keterampilan akan sangat sulit. Kalimat tersebut dibentuk dari dua klausa, yaitu para urban tetap mengadu nasib, dan klausa mereka mengetahui mengadu nasib di kota besar tanpa bekal keterampilan akan sangat sulit. Kedua klausa tersebut dihubungkan dengan kata penghubung kendatipun. Akibatnya, klausa yang diikuti kata penghubung kendatipun merupakan perlawanan klausa pertama.

      c.    Kalimat Majemuk Bertingkat yang Menyatakan ‘Sebab’ atau ‘Kausal’
    Kalimat majemuk bertingkat yang menyatakan hubungan ‘sebab’ atau ‘kausal’ dibentuk dari dua klausa menggunakan kata ‘penyebab’ sebab, karena, dan oleh karena. Klausa yang diikuti kata penghubung ‘ sebab’ merupakan sebab terjadinya hal atau peristiwa pada klausa utama.
            
             Contoh:
1)    Perda Ketertiban Umum dan Raperda Kependudukan akan di usulkan oleh anggota dewan sebab esensi antara keduanya berbeda.
Kalimat tersebut dibentuk dari dua klausa dengan kata penghubung kausal ‘sebab’. Klausa yang diikuti kata penghubung ‘sebab’ merupakan sebab  terjadinya hal atau  peristiwa dalam klausa pertama.        
             2)    Penduduk berbondong – bondong pergi ke kota karena mereka beranggapan Kehidupan di kota akan lebih baik.
        Kalimat tersebut dibentuk dari dua klausa dengan kata penghubung ‘sebab’ yaitu karena sehinga klausa yang diikuti kata penghubung karena merupakan sebab terjadinya hal atau peristiwa dari klausa pertama.

         Catatan:
  Apabila kalimat yang diikuti kata penghubung diletakkan di depan, sebelum kalimat utama diberi tanda koma (,) seperti pada kalimat berikut.
         Contoh:
Agar kebutuhan dua negara dapat terkecukupi, kerja sama antardua negara dilakukan.

4.    Kalimat majemuk Campuran: Bapak pergi ke kantor dan saya membaca buku menggunakan Kalimat Majemuk Bertingkat Menyatakan ‘Tujuan’; ‘Perlawanan’ dan Sebab’. Berdasarkan bentuknya, kalimat dibedakan menjadi kalimat   tunggal  dan kalimat majemuk Terdapat bermacam-macam kalimat majemuk bertingkat. Diantaranya adalah kalimat majemuk bertingkat menyatakan  ‘tujuan’, ‘perlawanan’, dan ‘sebab’.

Kalimat Majemuk Bertingkat yang Menyatakan‘Tujuan’ atau ‘Final’.     Kalimat majemuk bertingkat yang menyatakan ‘tujuan’ atau ‘final’ adalah kalimat  majemuk bertingkat yang klausa sematanya menyatakan suatu tujuan  atau harapan dari apa yang disebut dalam klausa. Klausa semata adalah klausa yang diikuti kata penghubung.
      Contoh:
v . Andi selalu duduk di bangku paling depan agar dia dapat mendengar  dengan jelas dan memahami penjelasan gurunya. Kalimat majemuk tersebut dibentuk dengan kata penghubung ‘tujuan’ agar. Klausa  yang dilekati (diikuti) kata penghubung agar merupakan tujuan klausa pertama.

v    Warga yang  berniat bekerja di Jakarta harus berbekal keterampilan  supaya Kota Jakarta tidak semakin penuh dengan penganguran. Kalimat majemuk tersebut dibentuk dengan kata penghubung ‘tujuan’ supaya. Klausa yang dilekati kata penghubung supaya merupakan tujuan klausa pertama. Selain agar dan supaya, kata penghubung ‘tujuan’ yang lain adalah biar.