Tampilkan postingan dengan label Unsur-Unsur Pembentuk Kalimat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Unsur-Unsur Pembentuk Kalimat. Tampilkan semua postingan

Jumat, 23 Agustus 2013

Unsur-Unsur Pembentuk Kalimat

 Dalam bahasan ini, kita akan membahas tentang kalimat. Ada beberapa sub bahasan dalam hal ini yaitu yang pertama kita akan mengulas tentang unsur-unsur pembentuk kalimat, struktur kalimat, jenis-jenis kalimat, dan kalimat efektif. Semuanya itu akan kita bahas satu persatu. Untuk yang pertama kita akan mengulas atu membahas tentang unsur-unsur pembentuk kalimat. Sebelum mengulas ke unsur-unsur pembentuk kalimat, terlebih dahulu kiita harus mengetahui pengertian dari kalimat itu sendiri.




 Kalimat ialah satuan bahasa yang terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Kalimat umunya berupa kelompok kata. Namun demikian, tidak setiap kelompok kata, disebut kalimat. Kalimat tidak sedikit pula yang hanya terdiri atas satu suku kata. Untuk lebih mudah memahami berikut akan di sajikan beberapa contoh kalimat :
(1) Pergi ?
(2) Ayah pergi.
(3) Ayah saya sedang pergi ke Bandung.
(4) Ketika kerusuhan itu terjadi, ayah saya sedang pergi ke Bandung.

Contoh (1) Merupakan kalimat yang dibentuk oleh satu kata. Kalimat-kalimat semacam ini di jumpai dalam percakapan santai atau dalam situasi pergaulan yang tidak resmi.
Contoh (2), (3), (4) juga merupakan kalimat karena terdiri atas dua kata atau lebih. Dalam contoh di atas tersebut, bila disampaikan dalam ragam bahsa lisan, contoh-contoh tersebut ditandai oleh intonasi naik turun dan jedah. Dalam ragam tulisan, diawali oleh huruf kapital dan diakhiri oleh tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!).

 Telah disebutkan di atas bahwa kalimat merupakan satuan bahasa yang dibentuk oleh kata-kata. Kata-kata tresebut ada yang berupa satuan kata dan ada pula yang berupa kelompok kata. Yang dimaksud kelompok kta, mugkin berupa frase atau klausa. Dalam ragam bahasa lisan, di samping terdiri atas kata-kata, kalimat dibentuk pula oleh intonasi, jedah, nada dan tempo. Kita akan bahas satu persatu.


1.  Kata
Sebagai contoh kalimat yang dibentuk oleh satuan kata, perhatikanlah kalit (1) dan (2) di atas :
Pergi --> di bentuk oleh satu satuan kata
Ayah + Pergi --> dibentuk oleh dua satuan kata
 contoh lainnya : (1) Kami membaca buku.
  (2) Besok ibu memasak rendang.

2.  Frase
Frase ialah kelompok kata yang tidak melebihi batas fungsi. Pengertia ini digunakan untuk membedakan frase dengan kalimat. Walaupun merupakan kelompok kata,frase tidak mengandung fungsi subyek, predikat maupun fungsi-fungsi lainnya.
Kalimat :
Ayah pergi
  S        P
Terlambat datangnya
  S                    P
Ibu Pergi Ke Kantor
  S       P        K
Frase :
Kepergian ayah

Kedatangan yang terlambat

ke kantor

 a. dibentuk oleh dua kata atau lebih
 b. tidak mengandung unsur subyek dan predikat, serta
 c. unsur-unsurnya masih mempertahankan makna aslinya. 

3.Klausa
Klausa sebagaimana frase, merupakan kelompok kata. Akan tetapi, sebuah klausa merupakan kelompok kata yang terdiri atas subyek dan predikat, sedangkan frase tidak. Klausa berbeda pula dengan kalimat, kallusa tidak mengandung unsur intonasi. Klausa kedudukannya merupakan bagian dari suatu kalimat.
Kalimat
1. Hari ini akan hujan
2. Besok pagi kakak akan pergi ke Jakarta dan ayah pergi ke Bandung
3. Ketika pertandingan itu berlangsung mereka pergi keluar lapangan.

a. Kakak akan pergi ke Jakarta
b. Ayah pergi ke Bandung
a. Pertandingan itu berlangsung

b. Mereka pergi keluar lapangan.


a. Intonasi

Intonasi ialah naik turunnya lagu kalimat. Intonasi berfungsi sebagai pembentuk makna kalimt. Intonasi pada kalimat berita, mendatar pada akhir kalimat, sedangkan pada kalimat tanya lebih menaik. Sementara itu, pada kalimat perintah, baik itu pada awal maupun akhir kalimat, intonasinya menaik (tinggi). 
Contoh :

1) Pergi. (memberi kabar)
2) Pergi ? (bertanya)
3) Pergi ! (memerintah)

b. Jeda


 Jeda ialah perhentian lagu kalimat. Jeda terbagi kedalam tiga jenis, yakni jeda pendek, jeda sedang, dan jeda panjang. Jeda berfungsi untuk menandai batas-batas satuan kalimat. Contoh :

1)menurut cerita/ adik ibu Yani itu guru yang pandai.
( yang pandai adiknya ibu Yani)
2)Menurut cerita adik/ ibu Yani itu guru yang pandai
( Yang pandai ibu Yani )
3)Menurut cerita adik ibu/ Yani itu guru yang pandai.
  ( Yang pandai Yani )
4)Menurut cerita adik ibu Yani/ itu guru yang pandai.
  ( Yang pandai seseorang )


 c   Nada 



Nada adalah tekanan tinggi rendahnya pengucapa suatu kata. Dalam hal ini, intonasi berfungsi untuk memberi tekanan khususpada kata-kata tertentu. Tingggi rendahnya nada dapat membedakan bagian kalimat yang satudengan bagian kalimat lainnya yang tidak penting.

Perhatikan contoh berikut :

1)Ahmad mengirim surat kemarin. ( bukan Yanto )
2)Ahmad mengirim surat kemarin. ( bukan menulis )
3)Ahmad mengirim surat kemarin. ( bukan buku )
4)Ahmad mengirim surat kemarin. ( bukan besok )


d. Tempo


Tempo ialah cepat atau lambatnya pengucapan suatu bagian kalimat. Fungsinya hampir sama dengan nada, yakni untuk mementingkan suatu bagian kalimat.
Contoh : 

Nama saya A- d – a – m
Kata Adam diucapkan lebih lambat dengan maksud untuk menimbulkan kejelasan bagi pendengarnya.