Frase adalah unsur klausa atau satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Dari batasan tersebut frase mempunyai dua sifat :
1. Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih
2. Frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsure klausa, maksudnya frase itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsure klausa, yaitu S, P, O, Pel, atau Keterangan
Contoh: Kamar hotel itu , Yang sedang berjalan , Baju baru anak itu
Beberapa jenis frasa:
1. Frasa Adverbial
"Adverbial" berasal dari 'Adverb', yaitu kata keterangan. Adverb dan Adjektiv memiliki kesamaan. jika ditinjau dari segi filsafat bahasa, kedua kata ini diawali oleh kata 'Ad' yang memungkinkan adanya arti "Add" atau 'Penambahan'. Jika Adjective menambahkan kejelasan arti pada benda-benda, maka Adverb menambahkan kejelasan terhadap kata kerja. misalnya She is Beautiful; beautiful adalah adjective yang menambahkan kejelasan makna She. sedangkan She runs slowly; slowly merupakan adverb yang menjelaskan atau menambah kejelasan makna Runs, bukan she. meskipun yang runs adalah she,namun Adverb menjelaskan kata kerja, bukan she sebagai kata benda. tambahan '-ial' menjadi Adverbial adalah menambah kejelasan sifat suatu kata, frase atau klausa, maksud saya adalah seperti contoj ini "she runs slowly"; kalimat ini bersifat adverbial.
2. Frasa Adjektiva
Adjektiva (bahasa Latin: adjectivum) atau kata sifat adalah kelas kata yang mengubah nomina (kata benda) atau pronomina, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih spesifik. Adjektiva dapat menerangkan kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas, maupun penekanan suatu kata. Contoh kata sifat antara lain adalah keras, jauh, dan kaya.
3. Frasa Endosentris
Frasa Endosentris, kedudukan frasa ini dalam fungsi tertentu, dpat digantikan oleh unsurnya. Unsur frasa yang dapat menggantikan frasa itu dalam fungsi tertentu yang disebut unsur pusat (UP). Dengan kata lain, frasa endosentris adalah frasa yang memiliki unsur pusat.
Contoh:
Sejumlah mahasiswa di teras
(S) (P).
Kalimat tersebut tidak bisa jika hanya ‘Sejumlah di teras’ (salah) karena kata mahasiswa adalah unsur pusat dari subjek. Jadi, ‘Sejumlah mahasiswa’ adalah frasa endosentris.
Frase Endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya baik semua unsurnya maupun salah satu dari unsurnya.
Contoh kalimat:: dua orang mahasiswa adalah frase endosentris
Frase Endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga golongan,yaitu;
1. Frase Endosentrik yang koordinatif adalah frase yang terdiri dari unsur-unsur yang setara.
Misalnya: suami istri
Belajar atau bekerja (kesetaraannya bisa dihubungkan dengan kata penghubung dan, atau.
2. Frase Endosentrik yang atributif adalah frase yang terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara.
Misalnya: pembangunan lima tahun
Pekaranagan luas
Pembangunan, Pekaranagan,dan malam adalah unsure pusat (UP)
lima tahun, luas,dan ini adalah atribut (atr)
Misalnya: ahmad, anak pak sastro
Yogja, kota pelajar
Susilo Bambang Yudoyono, presiden RI
Frasa endosentris sendiri masih dibagi menjadi tiga.
1. Frasa Endosentris Koordinatif
yaitu frasa endosentris yang semua unsurnya adalah unsur pusat dan mengacu pada hal yang berbeda diantara unsurnya terdapat (dapat diberi) ‘dan’ atau ‘atau’.
Contoh:
1. rumah pekarangan
2. suami istri dua tiga (hari)
3. ayah ibu
4. pembinaan dan pembangunan
5. pembangunan dan pembaharuan
6. belajar atau bekerja.
2. Frasa Endosentris Atributif
yaitu frasa endosentris yang disamping mempunyai unsur pusat juga mempunyai unsur yang termasuk atribut. Atribut adalah bagian frasa yang bukan unsur pusat, tapi menerangkan unsur pusat untuk memben- tuk frasa yang bersangkutan.
Contoh:
1. pembangunan lima tahun
2. sekolah Inpres
3. buku baru
4. orang itu
5. malam ini
6. sedang belajar
7. sangat bahagia.
Kata-kata yang dicetak miring dalam frasa-frasa di atasseperti adalah unsur pusat, sedangkan kata-kata yang tidak dicetak miring adalah atributnya.
3. Frasa Endosentris Apositif
yaitu frasa endosentris yang semua unsurnya adalah unsur pusat dan mengacu pada hal yang sama. Unsur pusat yang satu sebagai aposisi bagi unsur pusat yang lain.
Contoh:
Ahmad, anak Pak Sastro, sedang belajar.
Ahmad, ... sedang belajar.
... anak Pak Sastro sedang belajar.
Unsur ‘Ahmad’ merupakan unsur pusat, sedangkan unsur ‘anak Pak Sastro’ merupakan aposisi. Contoh lain:
1. Yogya, kota pelajar
2. Indonesia , tanah airku
3. Bapak SBY, Presiden RI
4. Mamad, temanku.
Frasa yang hanya terdiri atas satu kata tidak dapat dimasukkan ke dalalm frasa endosentris koordinatif, atributif, dan apositif, karena dasar pemilahan ketiganya adalah hubungan gramatik antara unsur yang satu dengan unsur yang lain. Jika diberi aposisi, menjadi frasa endosentris apositif. Jika diberi atribut, menjadi frasa endosentris atributif. Jika diberi unsur frasa yang kedudukannya sama, menjadi frasa endosentris koordinatif
4. Frasa Ekosentris
Frasa Eksosentris, adalah frasa yang tidak mempunyai persamaan distribusi dengan unsurnya. Frasa ini tidak mempunyai unsur pusat. Jadi, frasa eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai UP.
Contoh: Sejumlah mahasiswa di teras.
5. Frasa Nominal
`Nominal adalah lawan dari verbal. jika verbal adalah kalimat yang berpredikat "Kata Kerja" maka kalimat nominal berpredikat kata benda atau kata sifat. untuk membentuk kalimat nominal, maka unsur kalimat harus memenuhi Subjek, To Be dan komplemen. misalnya "I am Tired", I=subjek, am=To Be I dan Tired=Adjective (Passive voice verb). ini adalah contoh kalimat nominal. arti lain dari nominal adalah rangkaian angka yang menunjukkan jumlah tertentu, kemudian adapula arti nominal sebagai kualifikasi (nominasi).
6. Frasa Parataktis
frasa koordinatif yang tidak mempergunakan penghubung
7. Frasa Preposisional.
Adjektiva dapat bergabung dengan preposisi dan membentuk frasa preposisional, seperti tampak pada kalimat berikut.
(1) Jelaskan secara singkat pembagian kasus di dalam bahasa Jerman!
(2) Nindita membaca petunjuk pemakaian obat itu dengan cermat.
Frasa secara singkat (1) dan dengan cermat (2) tersebut merupakan frasa
preposisional karena frasa itu ditandai oleh preposisi secara dan dengan. Frasa preposisional ini terdiri atas preposisi dan komplemen. Yang menjadi komplemen frasa pada contoh tersebut adalah adjektiva singkat dan cermat. Dengan demikian, adjektiva yang bersifat atributif hanya dapat mewatasi inti yang berupa nomina, sedangkan jika adjektiva menjadi komplemen suatu frasa, frasa itu sebagain besar berupa frasa preposisional.
8. Frasa Verbal
Frasa Verbal, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori verba. Secara morfologis, UP frasa verba biasanya ditandai adanya afiks verba. Secara sintaktis, frasa verba terdapat (dapat diberi) kata ‘sedang’ untuk verba aktif, dan kata ‘sudah’ untuk verba keadaan. Frasa verba tidak dapat diberi kata’ sangat’, dan biasanya menduduki fungsi predikat.
Contoh: Dia berlari.
Secara morfologis, kata berlari terdapat afiks ber-, dan secara sintaktis dapat diberi kata ‘sedang’ yang menunjukkan verba aktif.
Frase Endosentrik digolongkan menjadi 5 golongan:
1. Frase Nominal adalah frase yang memiliki distribusi yang sama dengan kata nominal.
Contoh: baju baru
Mahasiswa baru
Kapal terbang itu
2. Frase Verbal adalah frase yang memiliki distribusi yang sama dengan kata verbal.
Contoh: akan pergi
Sudah datang
Makan dan minum
3. Frase bilangan adalah frase yang memiliki distribusi yang sama dengan kata bilangan.
Contoh: tiga dara
Lima baju
Tiga kilogram
4. Frase keterangan adalah frase yang memiliki distribusi yang sama dengan kata keterangan.
Contoh: kemarin pagi
Tadi pagi
Sekarang ini
5. Frase depan adalah frase yang memiliki distribusi yang sama dengan kata depan.
Contoh: ke Jakarta
Dari desa
Kepada teman sejawat
Dalam buku lain juga dijelaskan;
Frasa atau kelompok kata adalah Satuan gramatikal tang terdiri dari dua kata atau lebih,tetapi tidak melampaui batas fungsi kalimat (subjek,predikat, obyek atau keterangan).
Contoh: Ketika jalan menanjak,sopir bus tidak bias menguasai kemudi.
Penjelasan contoh:
Kalimat tersebut disusun atas frasa:
jalan menanjak menduduki keterangan,
sopir bus menduduki subjek dan frasa
tidak bisa menguasai sebagai predikat.
Penjelasan contoh berdasarkan kata ber imbuhan:
Frasa jalan menanjak dibentuk dari unsur kata dasar jalan dan unsure kata berimbuhan menanjak
Kata menanjak dibentuk dari imbuhan me – dan kata dasar tanjak. Dengan demikian,frasa jalan menanjak disebut frasa atribut berimbuhan,karena unsure atributnya berupa kata berimbuhan.
b. Berdasarkan dari Imbuhan yang melekat pada unsure penjelas atau atribut, frasa dikelompokkan sebagai berikut:
1. Frasa kerja adalah frasa yang atributnya kata kerja berimbuhan.
Contoh: a. jalan menurun b. tangga berjalan
2. Frasa nominal adalah frasa yang atributnya kata benda berimbuhan.
Contoh: a. karet penghapus b. daerah perkampungan
3. Frasa adjektiva adalah frasa yang atributnya kata sifat berimbuhan.
Contoh: a. orang terpelajar b. tamu terhormat
4. Frasa numeralia adalah frasa yang atributnya kata bilangan berimbuhan.
Contoh: a. tangan kedua b. juara ketiga
5. Frasa keterangan adalah frasa yang atributnya kata keterangan berimbuhan.
Contoh: a. warga setempat b. daerah pinggiran
Pengertian Frase
Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Gabungan kata baru ini tidak membentuk makna baru. Misalnya: buku saya (buku milik saya), akan datang, kemarin pagi, yang sedang menulis.
Dari batasan di atas dapatlah dikemukakan bahwa frase mempunyai sifat, yaitu:
a. Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih.
b. Frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya frase itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa yaitu: S, P, O, atau K.
c. Gabungan kata yang terbentuk tidak menimbulkan makna baru.
Macam-macam frase:
Berdasarkan hubungan antar unsur-unsur pembentuknya, frase diklasifikasikan atas:
A. Frase endosentrik
Frase endosentrik adalah frase yang unsur-unsur pembentuknya mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya (dapat menggantikan kedudukan frase itu secara keseluruhan.
Frase endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
1. Frase endosentrik yang koordinatif, yaitu frase yang terdiri dari unsur-unsur yang setara, ini dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengan kata penghubung.
Misalnya: kakek-nenek laki bini pembinaan dan pengembangan belajar atau bekerja
2. Frase endosentrik yang atributif, yaitu frase yang terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara. Salah satu unsurnya merupakan inti dan unsur lain menjadi keterangan. Frase ini ditandai oleh adanya unsur yang berfungsi sebagai atribut. Inti frase disebut yang diterangkan (D) dan atribut frase disebut yang menerangkan (M).
Misalnya: perjalanan (D) panjang (M) sedang (M) membaca (D)
Perjalanan’ dan ‘membaca’ merupakan unsur pusat, yaitu: unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atributif.
3. Frase endosentrik yang apositif, frase yang atributnya berupa aposisi/ keterangan tambahan.
Misalnya: Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai.
Dalam frase Susi, anak Pak Saleh secara sematik unsur yang satu, dalam hal ini unsuranak Pak Saleh, sama dengan unsur lainnya, yaitu Susi. Karena, unsur anak Pak Saleh dapat menggantikan unsur Susi.
Perhatikan jajaran berikut:
Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai
Susi, …., sangat pandai.
…., anak Pak Saleh sangat pandai.
Unsur Susi merupakan unsur pusat, sedangkan unsur anak Pak Saleh merupakan aposisi (Ap).
B. Frase Eksosentrik
Frase eksosentrik ialah frase yang semua ataupun salah satu unsurnya tidak dapat menggantikan kedudukan frase itu secara keseluruhan. Frase eksosentrik biasanya didahului oleh kata depan.
Misalnya:
Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di dalam kelas.
Frase di dalam kelas tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Ketidaksamaan itu dapat dilihat dari jajaran berikut:
Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di ….
Siswa kelas 1A sedang bergotong royong …. kelas
Berdasarkan jenis kata yang menjadi inti pembentuknya, frase dibedakan menjadi:
1. Frase nominal, yaitu frase yang unsur intinya berupa kata benda.
Misalnya: baju baru, mobil mewah
2. Frase verbal, yaitu frase yang unsur intinya berupa kata kerja.
Misalnya: akan berlayar, sedang membaca
3. Frase numeralia (bilangan), yaitu frase yang unsur intinya berupa kata bilangan.
Misalnya: dua butir telur, sepuluh keping
4. Frase adverbial (keterangan), yaitu frase yang berupa kata keterangan.
Misalnya: tadi pagi, besok sore
5. Frase adjektival (sifat), yaitu frase yang unsur intinya berupa kata sifat.
Misalnya: merdu sekali, sangat mahal
6. Frase pronominal (kata ganti), yaitu frase yang unsur intinya berupa kata ganti.
Misalnya: kamu sekalian,
7. Frase preposisional (kata depan), yaitu frase yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata atau frase.
Misalnya: di halaman sekolah, dari desa
Perhatikan kata-kata bercetak miring berikut!
1) Dalam peristiwa kebakaran kemarin seorang penjaga toko menjadi kambing hitam.
2) Untuk menyelamati saudaranya, keluarga Pinto menyembelih seekor kambing hitam.
Kalimat 1) dan 2) menggunakan frase yang sama yaitu frase kambing hitam. Kambing hitam pada kalimat 1) bermakna orang yang dipersalahkan dalam suatu peristiwa , sedangkan dalam kalimat 2) bermakna seekor kambing yang warna bulunya hitam .
Makna kambing hitam pada kalimat 1) tidak ada kaitannya dengan makna kata kambing dan kata hitam. Frase yang maknanya tidak dapat dirunut atau dijelaskan berdasarkan makna kata-kata yang membentuknya dinamakan frasa idiomatik.