Rabu, 03 Oktober 2018

PIDATO

                                    PIDATO

A.   Makna  Pidato 
1.  Pidato merupakan pengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditunjukan  kepada orang banyak.
2.   Pidato merupakan kegiatan berbicara didepan umum oleh seseorang tentang suatu masalah.
3.   Pidato merupakan bentuk berbicara atau berkomunikasi secara lisan didepan umum.

B.   Langkah-langkah Berpidato       

      1.   Persiapan  Pidato.      
            a.   Meneliti masalah yang akan dibicarakan.
1)    menentukan dan memilih tema atau tujuan pidato.
2)    menganalisis pendengar dan memahami situasi, kondisi serta latar belakang pendengar.
3)    menentukan metode pidato yang tepat.
            b.   Menyusun Uraian.
1)    mengumpulkan bahan pidato.
2)    membuat kerangka pidato.
3)    mengembangkan/mengembangkan kerangka pidato secara lengkap.
             c. Mengadakan latihan.
1)    Intonasi.
2)    gerak-gerik.
3)    ekspresi atau mimik. 
      2.   Pelaksanaan pidato        
                        a.   pembukaan pidato. 
1.       mengucapkan salam.
2.       mengucapkan puja dan puji syukur kepada Tuhan YME.
3.       Mengucapkan penghormatan kepada pendengar.
4.       memperkenalkan diri (secara singkat).
            b.   mukadimah. 
1)       mengawali pidato dengan menyebutkan tema.
2)       mengutarakan materi utama secara singkat.
           c.    isi pidato.
1)       menyampaikan materi secara bertahap tapi pasti. 
2)       memberikan ilustrasi, cerita atau contoh-contoh yang menarik sehingga tidak membosankan.
3)       menghindari materi yang sifatnya mengguruhi.
4)       bertutur kata yang sopan.
            d.   penutup. 
1)      sebelum menutup pidato ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang telah memberikan dukungan atau bantuan.
2)      Ucapkan salam penutup.
     
      Pada pelaksanaan pidato yang menggunakan metode  ekstemporan biasanya menggunakan susunan kerangka sebagai berikut;
1.      mengucapkan salam.
2.       mengucapkan puja dan puji syukur kepada Tuhan YME.
3.       Mengucapkan penghormatan kepada audiens.
4.       mengucapkan terima kasih dan memperkenalkan diri (secara singkat).
      5.    mukadimah. 
- mengawali pidato dengan menyebutkan tema.
- mengutarakan materi utama secara singkat.
       6.   isi pidato.
      7.    kesimpulan
      8.  Salam penutup. 
  

C.   Macam-Macam Metode Pidato

1.    Metode improptu (serta merta).
       Metode Improptu (serta merta) adalah cara menyajikan berdasarkan kebutuhan sesaat. Metode ini tidak ada persiapan sama sekali sehingga berbicara berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan kemahiran seseorang.
      2.   Metode Menghafal.
      Metode Menghafal cara penyajian dengan mempersiapkan naskah lebih dahulu secara lengkap kemudian dihafalkan.
3.  Metode Naskah.
    Metode Naskah adalah cara penyajian dengan cara membaca naskah. Metode ini   banyak digunakan dalam khotbah jum’at dan pada hari-hari besar lainnya.
      4.   Metode Ekstemporan (tanpa persiapan naskah)
      Metode Ekstemporan adalah cara penyajian yang menyiapkan catatan-catatan penting yang berisi gagasan utama yang sekaligus menjadi urutan isi (kerangka pidato). Dengan demikian pembicara dengan bebas memilih kata-katanya sendiri sesuai dengan kemampuan.

D.   Ciri-Ciri Pidato yang Baik

1.    Obyektif.
            Materi yang disampaikan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, bukan merupakan opini bribadi.
      2.   Penggunaan metode yang tepat.
      Cara menyampaikan materi jelas,mudah dipahami oleh pendengar. tidak ambigu sehingga pendengar masih menafsirkan maknanya.
3.  Hidup dan menyegarkan suasana.
      Dalam menyampaikan materi disertai dengan humor yang tidak menyinggung perasaan pendengar.
      4.   Menyampaikan tujuan yang jelas .
      Pembicaraan tidak lepas dari tujuan,tidak melebar kesana kemari sehingga materi menjadi samar atau materi yang disampaikan terlalu umum (tidak menarik).
5. Klimaks.
      Penyampai materi dimulai dari yang tidak terlalu penting hingga sampai yang sangat penting atau dari suatu kejadian yang biasa-biasa saja sampai pada kejadian yang menegangkan.

E.   Tujuan Pidato
1. Intruktif: memberitahukan sesuatu.
2. Persuatif: Mendorong/mengajak/mempengaruhi.
3. Rekreatif: menghibur.
4. Argumentatif: menyakinkan.

F.      Aspek Penunjang Keberhasilan Pidato
1.    Kemampuan bahasa: baik dan benar,lancar  serta santun dalam menyampaian.
2.    Persuatif: Mendorong/mengajak/mempengaruhi.
3.    Rekreatif: menghibur.
4.    Argumentatif: menyakinkan.
5.    Sikap: berani, tenang, reaksi tepat, tidak kaku dan tidak canggung.
6.    Penguasaan materi: melakukan persiapan Penguasaan materi dengan baik.
7.    Sehat : tidak sakit walaupun itu sakit ringan seperti flu dan batuk.
8.    Busana : berpakaian rapi dan sopan atau sesuai dengan tema yang dibicarakan.
9.    Pengeras suara: pengeras suara harus dapat menjangkau seluru pendengar.
10.      mengerti dengan pasti latar belakang, adat istiadat, atau tata cara pendengar.

G.  Analisis Situasi dan Pendengar Situasi:
1.    Tujuan menghadiri.
2.    adat kebiasaan/tata cara/latar belakang/budaya/dan mayoritas.
3.    Acara yang mendahului atau yang mengikuti
4.    waktu pelaksanaan.
5.    tempat pelaksanaan.
6.    cuaca.
7.    pengeras suara.

H.   Contoh Rancangan Pidato
      Topik : Patriotisme Pemuda
I.      Konsep Patriotisme
1.1.     Pengertian Patriotisme
1.2.     Fungsi Patriotisme
1.3.     Patriotisme dalam sejarah
II.    Menumbuhkan Rasa Patriotisme
2.1.     Strategi
2.2.     Sasaran
2.3.     Hambatan
III.      Pembangunan dan Jiwa Patriotisme
3.1.     Patriot Pembangunan
3.2.     Pahlawan Pembangunan

I.    Intonasi Dalam Berpidato
         Secara umum, intonasi yang digunakan dalam berpidato adalah intonasi berita, karena informasi yang disampaikan berupa berita atau sebuah peristiwa. Namun terkadang ada juga pembawa pidato melontarkan pertanyaan-pertanyaan kepada pendengar pada saat itu maka intonasi yang digunakan adalah intonasi kalimat Tanya.  Sedangkan pembawa pidato ingin menegaskan masalah, ia dapat menggunakan intonasi suruhan atau perintah.

      Pengertian Intonasi
      Jika kita memperhatikan seseorang berbicara, kita akan mengetahui maksud  kalimat yang diucapkannya berdasarkan ciri-ciri intonasi berikut.:
      1.   Kuat lemahnya ucapan bunyi bahasa,panjang pendeknya pengucapan bunyi bahasa,tinggi rendahnya bunyi bahasa, perubahan air muka  (mimik), dan   sebagainya.             
      2.   Pemenggalan-pemenggalan kalimat sehingga urutan katanya berkelompok- kelompok.
      3.    Pada akhir kalimat disertai dengan nada naik,nada turun,atau nada mendatar yang diikuti kesenyapan. Ketiga ciri itu yang disebut intonasi.secara sederhana,intonasi dapat diberi pengertian sebagai lagu kalimat atau ketepatan penyajian tinggi rendahnya nada dalam berbicara.
J.   Tanda-tanda Intonasi
  1. Untuk menandai intonasi,digunakan tanda-tanda sebagai berikut. tinggi rendahnya suara pengucapan,dibedakan menjadi empat macam,yaitu:
            a.   angka 1 digunakan untuk menandai nada yang paling rendah.
    b.  angka 2 digunakan untuk menandai nada sedang, biasanya menunjukan tinggi  nada suku kata dalam permulaan ucapan
            c.  angka 3 digunakan untuk menandai nada tinggi
            d,   angka 4 digunakan untuk menandai nada yang tertinggi dalam pengucapan
      2.   Pemenggalan ucapan, ditandai dengan bermacam-macam tanda menurut fungsinya.
a.    tanda sendi tambah (+) digunakan untuk menunjukan pemenggalan  dalam satu kata.
                      Contoh :  ke + me + ja  = kemeja
           b.   tanda sendi tunggal ( / ) digunakan untuk menunjukan pemenggalan diluar kata  sepanjang satu kata atau lebih.
                      Contoh :  Adik / pulang / hari ini.
                     c.    tanda sendi rangkap (//) digunakan untuk menunjukan pemenggalan diluar  kata, yang relatif lebih panjang dari pada sendi tunggal.
                  Contoh :  Adik // Ali // pulang / hari ini.   
           d.   tanda silang rangkap (#) digunakan untuk menunjukan adanya kesenyapan, baik pada awal kalimat maupun pada akhir kalimat.
               Contoh :  # Adik Ali // pulang / hari ini #  
       e.   tanda intonasi mendatar (  _   ) digunakan untuk tekanan yang biasa, tekanannya tidak terlalu tinggi atau juga tidak  terlalu rendah.
               Contoh :  biasanya bapak pulang sore hari.
         f.     intonasi naik (      ) digunakan untuk intonasi / bertekanan naik.
                Contoh :  tiap hari pulang malam, tidak pulang sekalian.  
         g.   intonasi turun (      ) digunakan untuk intonasi / bertekanan menurun.
                Contoh :  mari silahkan masuk  

      Mendengarkan Pidato

      Pada pelajaran ini, Anda akan belajar mendengarkan pidato. Cara mendengarkan pidato, yaitu tahap memahami, menginterpretasi, mengevaluasi, dan menanggapi. Tujuan pelajaran ini adalah Anda mampu mendengarkan dan memahami sebuah pidato. Anda tentunya pernah mengikuti kegiatan yang dilaksanakan dalam berbagai acara. Saat acara dilaksanakan biasanya ada kata sambutan dari pihak panitia, pejabat pemerintah, ataupun orang yang dihormati. Misalnya, dalam acara kegiatan di sekolah, kepala sekolah atau ketua panitia memberikan sambutan. Bahkan, dalam acara resmi tingkat nasional atau internasional pun selalu ada sambutan dari orang-orang atau pejabat tertentu.
      Anda tentu pernah mengikuti acara-acara resmi yang diadakan di sekolah atau acara resmi lainnya. Di setiap awal acara itu, biasanya diisi sambutan atau pidato oleh ketua pelaksana atau pihak-pihak terkait dalam rangka memaparkan latar belakang, maksud, serta tujuan penyelenggaraan acara tersebut.
      Kegiatan memberikan sambutan disesuaikan dengan situasi saat acara dilangsungkan. Dalam hal ini, seseorang yang memberikan sambutan harus memahami hal-hal yang dia kemukakan termasuk orang yang hadir. Selain itu, perhatikan pula panjang-pendeknya sambutan yang akan kita sampaikan. Jangan sampai sambutan yang kita berikan mengganggu acara inti. Begitu pula bahasa dan gerak tubuh harus menunjang pembicaraan.
      Dalam memberi sambutan, tidak bedanya dengan kita menyampaikan pidato. Lafal, intonasi,nada, dan kejelasan pengucapan harus sesuai. Dalam pelajaran kali ini, Anda akan berlatih mendengarkan pidato atau sambutan.
      Kegiatan mendengarkan merupakan kegiatan yang berproses dan memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut.
1.    Tahap Mendengar
      Pada tahap ini kita mendengar segala sesuatu yang disampaikan pembicara.
2.    Tahap Memahami
      Pada tahap ini, kita harus mengerti dan memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan.
3.    Tahap Menginterpretasi
      Penyimak yang baik akan mencoba menginterpretasikan isi dan butir-butir pendapat yang terdapat    dalam uraian itu.
4.    Tahap Mengevaluasi
      Setelah menafsirkan, kita dapat menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan sang pembicara.
5.    Tahap Menanggapi
      Tahap ini merupakan tahap akhir. Kita dapat menyampaikan tanggapan berupa menyambut, menyerap, serta menerima gagasan yang dikemu
     
contoh

Pidato Sambutan Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila

Assalamu’alaikum Wr. Wb. dan salam sejahtera,
Alhamdulillah, marilah kita senantiasa bersyukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga pada kesempatan ini kita dapat hadir diacara lomba pidato hari ini.

Hadirin yang saya hormati.

Kita semua telah mengetahui sejarah kelam bangsa Indonesia, tepatnya 30 September 1965. bahwa partai Komunis dengan sengaja merencanakan dan pemberontakan untuk mengganti ideologi  negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila menjadi Negara komunis, sedangkan kita ketahui bersama Partai Komunis selamanya tidak pernah mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa, dalam hal ini tentunya tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur ideologi Pancasila, dan juga menyimpang dari ajaran agama.

Hadirin yang saya hormati.

Dalam rangkat memperingati Hari Kesaktian Pancasila ini, kami selaku pemuda penerus bangsa, sampai kapanpun ideologi  negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila tetap kami tegakkan dan kami jaga. Untuk itu  marilah kita tingkatkan kewaspadaan dan persatuan kita untuk menangkal faham komunis yang terus menyelinap di tengah-tengah masyarakat. Karena kita tidak ingin kejadian tragis di tahun 1965 terulang kembali.

Hadirin yang saya hormati.
Demikianlah pidato singkat yang bisa kami sampaikan, mudah-mudahan diiringi dengan hidayah dan ridha Allah, serta bermanfaat bagi kita sekalian. Amiin yaa Robbal Aalamin.

wassalamu'alaikum Wr. Wb Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.


Selasa, 15 Mei 2018

Kalimat Keterangan dalam Bahasa Indonesia

Kalimat Keterangan dalam Bahasa Indonesia

 

Salah satu unsur kalimat adalah keterangan. Unsur ini menerangkan atau memberi tambahan pada kata lain. Di artikel sebelumnya telah menjelaskan bahwa terdapat jenis-jenis kata keterangan yang jumlahnya mencapai 14 jenis. Artikel kali ini hanya membahas enam jenis kata keterangan yang diberi contoh kalimat ditiap jenisnya. Keenam kata keterangan tersebut adalah: keterangan alat, cara, tujuan, tempat, sebab, dan akibat. Kata keterangan ini lebih sering dipakai dalam berbagai kalimat. Berikut penjelasannya.

 

1.       Keterangan Alat

 

Jenis keterangan ini merupakan keterangan yang menjelaskan alat yang digunakan dalam suatu  kegiatan atau aktivitas. Keterangan alat biasanya ditandai dengan kata dengan atau menggunakan yang  diletakkan sebelum kata benda (nomina).

contoh:

1)                  Ibu mencuci baju dengan mesin cuci.

2)                  Adi menggambar menggunakan pensil khusus.

3)                  Budi berangkat ke sekolah menggunakan kendaraan umum.

4)                  Ayah mencukur kumis menggunakan pisau cukur.

5)                  Pelaku membunuh korban dengan racun yang dimasukkan ke dalam minuman korban.

6)                  Adik mewarnai gambar menggunakan pensil warna pemberian Ayah.

7)                  Nenek masih menggunakan penanak nasi tradisional untuk menanak nasi.

8)                  Pak Samiun memotong rumput dengan arit yang baru diasahnya barusan.

9)                  Para pejuang kemerdekaan menggunakan bambu runcing sebagai senjata.

10)              Pak Sarwono masih sering mengetik dengan mesin ketik lamanya.

11)              Pemimpin demo berorasi menggunakan toa.

12)              Polisi terpaksa menembak pelaku dengan timah panas.

13)              Ani bersepeda dengan sepeda barunya.

14)              Korban dipukul menggunakan balok kayu.

15)              Aku mengukur berat bada dengan alat pengukur berat badan.

 

2. Keterangan Cara

 

Keterangan ini berfungsi untuk memberi keterangan cara pada suatu aktivitas atau kegiatan. Keterangan cara biasanya ditandai dengan  kata dengan dan secara yang dipakai sebelum kata sifat (adjektiva).

Contoh:

1)         Lani membacakan puisi Chairil Anwar dengan penuh penghayatan.

2)         rapat itu dilakukan secara tertutup.

3)         Resepsi pernikahan Akbar dan Ranti dilakukan secara sederhana.

4)         Rully mengikuti olimpiade sains dengan penuh semangat.

5)         Proses pemakaman dilangsungkan dengan penuh dukacita.

6)         Ujian SBMPTN akan dilaksanakan secara serentak.

7)         Bayi itu lahir dengan selamat.

8)         Kami tertawa dengan riang.

9)         Keputusan itu diambil secara bijaksana.

10)       Pelari itu berlari dengan kencang.

11)       Pak dosen mengadakan kuis secara dadakan.

12)       Penyanyi itu bernyanyi dengan merdu.

13)       Mereka memperlakukan Ani secara itidak sopan.

14)       Penelitian dilakukan dengan sangat hati-hati.

15)       Pembayaran dapat dilakukan secara berangsur-angsur.

 

3. Keterangan Tujuan

 

Keterangan ini berfungsi untuk menerangkan tujuan suatu kegiatan atau aktivitas. Keterangan tujuan biasanya ditandai dengan kata agar, supaya dan untuk.

Contoh:

1)         Doni menjual ponsel miliknya untuk membayar utang.

2)         Pembawa acara memberikan ice breaking kepada para peserta supaya mereka tidak jenuh.

3)         Sebelum acara dimulai, marilah kita sama-sama berdoa agar acara hari ini berjalan lancar.

4)         Saskia menyisihkan gajinya untuk disumbangkan ke panti asuhan.

5)         Ayam direbus cukup lama supaya tulang-tulangnya melunak.

6)         Agar lebih gurih, Ibu menambahkan sedikit garam pada sayur sup buatannya.

7)         Fadhil mengambil cuti kerja untuk mengurus istrinya yang sakit keras.

8)         Supaya lebih harum, bajumu aku beri pewangi.

9)         Dedi kuliah di luar negeri untuk melanjutkan ke jenjang S2.

10)       Penjagaan rumah itu diperketat untuk menghindari pencurian.

11)       Aku merantau supaya bisa hidup mandiri dan menambah pengalaman.

12)       Sita mengambil jurusan kedokteran untuk mewujudkan cita-citanya.

13)       Para pengemudi mobil dimohon menggunakan sabuk pengaman agar aman saat mengemudi.

14)       Rudi mulai rajin berolahraga supaya tubuhnya tetap sehat.

15)       Toni mengambil kelas karyawan supaya dia bisa bekerja sambil kuliah.

 

4. Keterangan Tempat

 

Keterangan ini berfungsi untuk menerangkan tempat sebuah kegiatan atau peristiwa. Keteragan tempat biasanya ditandai dengan kata  di-, ke-, dan dari yang diletakkan sebelum kata benda (nomina) tempat.

Contoh :

1)         Seminar itu dilaksanakan di Gedung Serba Guna.

2)         Kemarin, aku sempat berkunjung ke rumahnya.

3)         Paman membawa oleh-oleh dari Semarang.

4)         Kerja kelompok hari ini akan dilakukan di rumah Ami.

5)         Hari ini kita akan berwisata ke Yogyakarta.

6)         Kampus ini juga menerima mahasiswa dari luar negeri.

7)         Aksi demo akan dilakukan di depan Gedung MPR.

8)         Hari ini, Agus pergi ke toko buku untuk membeli novel karya sastrawan idolanya.

9)         Di Bandung, aku bertemu dengan seorang kawan lama.

10)       Sepulang dari kantor, aku mampir dulu ke rumah makan.

11)       Kami naik kereta api dari Stasiun Gambir.

12)       Dodol merupakan makanan khas dari Garut.

13)       Banyak wisatawan mancanegara yang berwisata ke Pulau Bali.

14)       Di rumahnya terdapat banyak koleksi mainan zaman dulu.

15)       Profesor Manaf merupakan jebolan dari Universitas Connecticut.

 

5. Keterangan Sebab

 

Keterangan ini merupakan jenis keterangan yang menyatakan sebab dari terjadinya suatu kejadian/hal. Keterangan ini biasanya ditandai dengan  kata karena.

Contoh:

1)      Para buruh mogok kerja karena gaji pokok mereka belum turun juga.

2)      Kosmetik itu ditarik peredaran karena terbukti mengandung bahan berbahaya.

3)      Bambang disegani karena wibawa yang dia miliki.

4)      Lagu-lagu Iwan Fals digemari karena lagu-lagunya mengandung kritik sosial dan pesan moral.

5)      Karena sakit, Salim tidak dapt masuk kelas hari ini.

6)      Dia ditangkap karena terbukti melakukan penipuan.

7)      Karena kontribusi serta prestasinya dibidang sastra, Ajip Rosidi pun diberi berbagai penghargaan.

8)      Faruk di PHK karena kinerjanya yang buruk selama bekerja.

9)      Sejumlah pengendara motor ditilang polisi karena melanggar aturan lalu lintas.

10)    Kue itu dibuang karena sudah kadaluwarsa.

11)    Dia dikucilkan karena penyakit yang dia derita.

12)    Keluarga korban melarang wartawan untuk mewancarai korban karena kondisi mental korban yang belum pulih.

13)    Karena marah, akupun memukulnya dengan keras.

14)    Kami batal membeli rumah itu karena harganya terlalu mahal.

15)    Bani diberi beasiswa dari pihak kampus karena prestasinya.

 

6. Keterangan Akibat

 

Kebalikan dari keterangan sebab, keterangan akibat berfungsi untuk menerangkan akibat atau dampak dari suatu tindakan. Dalam sebuah kalimat, keterangan akibat biasanya ditandai dengan  kata hingga, akibatnya, sehingga, menjadi, sampai.

Contoh:

1)         Anak itu sering ditindas oleh teman-temannya hingga dia menjadi depresi seperti sekarang.

2)         Anak-anak keasyikan bermain sehingga mereka lupa untuk mengerjakan PR.

3)         Akibatnya, dia harus menerima hukuman penjara seumur hidup.

4)         Setelah peristiwa tersebut, dia menjadi begitu tertutup.

5)         Boni tidak empat sarapan sehingga dia pingsan saat upacara pengibaran bendera.

6)         Kami berteduh di gedung kosong ini sampai hujan reda.

7)         Dia tersenyum ramah kepadaku sehingga aku salah tingkah.

8)         Kami bekerja hingga pukul 5 sore.

9)         Rumah itu terbakar hingga tak bersisa.

10)       Konser itu berlangsung hingga larut malam.

11)       Saluran internet telah terhubung sampai ke pelosok-pelosok kampung.

12)       Film komedi itu begitu lucu sehingga kami tertawa tebahak-bahak.

13)       Ketenaran telah membuainya hingga dia lupa diri.

14)       Pesonanya membuatku sampai memimpikannya tadi malam.

15)       Pengalaman hidup membuatnya menjadi semakin bijaksana.

 

Sumber : dosenbahasa.com

 

 


Kalimat Keterangan dalam Bahasa Indonesia

Kalimat Keterangan dalam Bahasa Indonesia

 

Salah satu unsur kalimat adalah keterangan. Unsur ini menerangkan atau memberi tambahan pada kata lain. Di artikel sebelumnya telah menjelaskan bahwa terdapat jenis-jenis kata keterangan yang jumlahnya mencapai 14 jenis. Artikel kali ini hanya membahas enam jenis kata keterangan yang diberi contoh kalimat ditiap jenisnya. Keenam kata keterangan tersebut adalah: keterangan alat, cara, tujuan, tempat, sebab, dan akibat. Kata keterangan ini lebih sering dipakai dalam berbagai kalimat. Berikut penjelasannya.


1.       Keterangan Alat

 

Jenis keterangan ini merupakan keterangan yang menjelaskan alat yang digunakan dalam suatu  kegiatan atau aktivitas. Keterangan alat biasanya ditandai dengan kata dengan atau menggunakan yang  diletakkan sebelum kata benda (nomina).

contoh:

1)                  Ibu mencuci baju dengan mesin cuci.

2)                  Adi menggambar menggunakan pensil khusus.

3)                  Budi berangkat ke sekolah menggunakan kendaraan umum.

4)                  Ayah mencukur kumis menggunakan pisau cukur.

5)                  Pelaku membunuh korban dengan racun yang dimasukkan ke dalam minuman korban.

6)                  Adik mewarnai gambar menggunakan pensil warna pemberian Ayah.

7)                  Nenek masih menggunakan penanak nasi tradisional untuk menanak nasi.

8)                  Pak Samiun memotong rumput dengan arit yang baru diasahnya barusan.

9)                  Para pejuang kemerdekaan menggunakan bambu runcing sebagai senjata.

10)              Pak Sarwono masih sering mengetik dengan mesin ketik lamanya.

11)              Pemimpin demo berorasi menggunakan toa.

12)              Polisi terpaksa menembak pelaku dengan timah panas.

13)              Ani bersepeda dengan sepeda barunya.

14)              Korban dipukul menggunakan balok kayu.

15)              Aku mengukur berat bada dengan alat pengukur berat badan.

 

2. Keterangan Cara

 

Keterangan ini berfungsi untuk memberi keterangan cara pada suatu aktivitas atau kegiatan. Keterangan cara biasanya ditandai dengan  kata dengan dan secara yang dipakai sebelum kata sifat (adjektiva).

Contoh:

1)         Lani membacakan puisi Chairil Anwar dengan penuh penghayatan.

2)         rapat itu dilakukan secara tertutup.

3)         Resepsi pernikahan Akbar dan Ranti dilakukan secara sederhana.

4)         Rully mengikuti olimpiade sains dengan penuh semangat.

5)         Proses pemakaman dilangsungkan dengan penuh dukacita.

6)         Ujian SBMPTN akan dilaksanakan secara serentak.

7)         Bayi itu lahir dengan selamat.

8)         Kami tertawa dengan riang.

9)         Keputusan itu diambil secara bijaksana.

10)       Pelari itu berlari dengan kencang.

11)       Pak dosen mengadakan kuis secara dadakan.

12)       Penyanyi itu bernyanyi dengan merdu.

13)       Mereka memperlakukan Ani secara itidak sopan.

14)       Penelitian dilakukan dengan sangat hati-hati.

15)       Pembayaran dapat dilakukan secara berangsur-angsur.

 

3. Keterangan Tujuan

 

Keterangan ini berfungsi untuk menerangkan tujuan suatu kegiatan atau aktivitas. Keterangan tujuan biasanya ditandai dengan kata agar, supaya dan untuk.

Contoh:

1)         Doni menjual ponsel miliknya untuk membayar utang.

2)         Pembawa acara memberikan ice breaking kepada para peserta supaya mereka tidak jenuh.

3)         Sebelum acara dimulai, marilah kita sama-sama berdoa agar acara hari ini berjalan lancar.

4)         Saskia menyisihkan gajinya untuk disumbangkan ke panti asuhan.

5)         Ayam direbus cukup lama supaya tulang-tulangnya melunak.

6)         Agar lebih gurih, Ibu menambahkan sedikit garam pada sayur sup buatannya.

7)         Fadhil mengambil cuti kerja untuk mengurus istrinya yang sakit keras.

8)         Supaya lebih harum, bajumu aku beri pewangi.

9)         Dedi kuliah di luar negeri untuk melanjutkan ke jenjang S2.

10)       Penjagaan rumah itu diperketat untuk menghindari pencurian.

11)       Aku merantau supaya bisa hidup mandiri dan menambah pengalaman.

12)       Sita mengambil jurusan kedokteran untuk mewujudkan cita-citanya.

13)       Para pengemudi mobil dimohon menggunakan sabuk pengaman agar aman saat mengemudi.

14)       Rudi mulai rajin berolahraga supaya tubuhnya tetap sehat.

15)       Toni mengambil kelas karyawan supaya dia bisa bekerja sambil kuliah.

 

4. Keterangan Tempat

 

Keterangan ini berfungsi untuk menerangkan tempat sebuah kegiatan atau peristiwa. Keteragan tempat biasanya ditandai dengan kata  di-, ke-, dan dari yang diletakkan sebelum kata benda (nomina) tempat.

Contoh :

1)         Seminar itu dilaksanakan di Gedung Serba Guna.

2)         Kemarin, aku sempat berkunjung ke rumahnya.

3)         Paman membawa oleh-oleh dari Semarang.

4)         Kerja kelompok hari ini akan dilakukan di rumah Ami.

5)         Hari ini kita akan berwisata ke Yogyakarta.

6)         Kampus ini juga menerima mahasiswa dari luar negeri.

7)         Aksi demo akan dilakukan di depan Gedung MPR.

8)         Hari ini, Agus pergi ke toko buku untuk membeli novel karya sastrawan idolanya.

9)         Di Bandung, aku bertemu dengan seorang kawan lama.

10)       Sepulang dari kantor, aku mampir dulu ke rumah makan.

11)       Kami naik kereta api dari Stasiun Gambir.

12)       Dodol merupakan makanan khas dari Garut.

13)       Banyak wisatawan mancanegara yang berwisata ke Pulau Bali.

14)       Di rumahnya terdapat banyak koleksi mainan zaman dulu.

15)       Profesor Manaf merupakan jebolan dari Universitas Connecticut.

 

5. Keterangan Sebab

 

Keterangan ini merupakan jenis keterangan yang menyatakan sebab dari terjadinya suatu kejadian/hal. Keterangan ini biasanya ditandai dengan  kata karena.

Contoh:

1)      Para buruh mogok kerja karena gaji pokok mereka belum turun juga.

2)      Kosmetik itu ditarik peredaran karena terbukti mengandung bahan berbahaya.

3)      Bambang disegani karena wibawa yang dia miliki.

4)      Lagu-lagu Iwan Fals digemari karena lagu-lagunya mengandung kritik sosial dan pesan moral.

5)      Karena sakit, Salim tidak dapt masuk kelas hari ini.

6)      Dia ditangkap karena terbukti melakukan penipuan.

7)      Karena kontribusi serta prestasinya dibidang sastra, Ajip Rosidi pun diberi berbagai penghargaan.

8)      Faruk di PHK karena kinerjanya yang buruk selama bekerja.

9)      Sejumlah pengendara motor ditilang polisi karena melanggar aturan lalu lintas.

10)    Kue itu dibuang karena sudah kadaluwarsa.

11)    Dia dikucilkan karena penyakit yang dia derita.

12)    Keluarga korban melarang wartawan untuk mewancarai korban karena kondisi mental korban yang belum pulih.

13)    Karena marah, akupun memukulnya dengan keras.

14)    Kami batal membeli rumah itu karena harganya terlalu mahal.

15)    Bani diberi beasiswa dari pihak kampus karena prestasinya.

 

6. Keterangan Akibat

 

Kebalikan dari keterangan sebab, keterangan akibat berfungsi untuk menerangkan akibat atau dampak dari suatu tindakan. Dalam sebuah kalimat, keterangan akibat biasanya ditandai dengan  kata hingga, akibatnya, sehingga, menjadi, sampai.

Contoh:

1)         Anak itu sering ditindas oleh teman-temannya hingga dia menjadi depresi seperti sekarang.

2)         Anak-anak keasyikan bermain sehingga mereka lupa untuk mengerjakan PR.

3)         Akibatnya, dia harus menerima hukuman penjara seumur hidup.

4)         Setelah peristiwa tersebut, dia menjadi begitu tertutup.

5)         Boni tidak empat sarapan sehingga dia pingsan saat upacara pengibaran bendera.

6)         Kami berteduh di gedung kosong ini sampai hujan reda.

7)         Dia tersenyum ramah kepadaku sehingga aku salah tingkah.

8)         Kami bekerja hingga pukul 5 sore.

9)         Rumah itu terbakar hingga tak bersisa.

10)       Konser itu berlangsung hingga larut malam.

11)       Saluran internet telah terhubung sampai ke pelosok-pelosok kampung.

12)       Film komedi itu begitu lucu sehingga kami tertawa tebahak-bahak.

13)       Ketenaran telah membuainya hingga dia lupa diri.

14)       Pesonanya membuatku sampai memimpikannya tadi malam.

15)       Pengalaman hidup membuatnya menjadi semakin bijaksana.

 

Sumber : dosenbahasa.com

 

Sabtu, 14 April 2018

Juknis Izaah SD, SMP dan SMA Tahun 2018



Balitbang Kemendikbud mengeluarkan peraturan nomor 016/H/EP/2018 TENTANG BENTUK, SPESIFIKASI, DAN PENGISIAN BLANGKO IJAZAH PADA SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN PELAJARA N 2017/2018. Juknis ini menjadi acuan bagi sekolah baik pendidikan dasar maupaun pendidikan menengah dalam melakukan pengisian ijazah tahun 2018.
Ijazah SD 2018




Berikut merupakan peraturan nomor 016/H/EP/2018 TENTANG BENTUK, SPESIFIKASI, DAN PENGISIAN BLANGKO IJAZAH PADA SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN PELAJARA N 2017/2018.



JUKNIS
JUKNIS PENULISAN IJAZAH TAHUN 2018
Jenis Buku
Juknis
Jenis File
PDF
Tahun
2018
Penulis
Kemendikbud


Sumber:http://www.gatraguru.net/2018/04/juknis-izaah-sd-smp-dan-sma-tahun-2018.html

Minggu, 12 November 2017

Download Modul PKB SMA Bahasa Indonesia 2017 - Pedagogik dan Profesional

Download Modul PKB SMA Bahasa Indonesia 2017 - Pedagogik dan Profesional




Modul Guru Pembelajar yang disusun dalam rangka memfasilitasi program peningkatan kompetensi guru paska UKG yang telah diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Materi modul dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Guru sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru yang dijabarkan menjadi Indikator Pencapaian Kompetensi Guru.

Modul PKB SMA Bahasa Indonesia 2017 ini memuat Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional yang masing-masingnya terdapat 10 Kelompok Kompetensi (KK) yakni KK A, B, C, D, E, F, G, H, I, J. Menjelang pelaksanaan Diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) 2017, ada baiknya jika para peserta memiliki dan mempelajari modulnya sesuai dengan mapel dan jenjang masing-masing.

Berikut ini kami bagikan modul guru pembelajar untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia jenjang SMA. Silakan Bapak/ Ibu download sesuai dengan kebutuhan, kemudian pelajari modul sesuai dengan kompetensi yang belum tuntas secara mandiri terlebih dahulu. Bapak/ Ibu bisa juga membuka modul dengan jenis kompetensi lainnya untuk dipelajari.


Demikian modul guru pembelajar untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia Jenjang SMA. Semoga ada manfaatnya.


SUMBER: gp.n

Sabtu, 04 November 2017

KERESAHAN YANG BELUM TERJAWAB MASUKNYA SISWA INKLUSIF DISEKOLAH UMUM


Oleh: Suhartono



Foto: Dokumen SMA Negeri 8 surabaya


Ketika anak inklusif masuk di sekolah umum setingkat SMA, ada rasa was-was bahkan pembicaraan yang beragam di sekolah rujukan.  Beberapa pertanyaan yang sering diajukan adalah diantaranya; (1) Apakah pendidikan inklusif itu sesungguhnya dimaksudkan untuk menginklusikan semua kelompok anak atau hanya menginklusikan anak-anak penyandang cacat? (2) apakah pendidikan inklusif merupakan suatu prioritas? (3) Bagaimanakah kaitan antara pendidikan inklusif dengan tantangan-tantangan utama yang dihadapi pendidikan seperti tingkat putus sekolah, kualitas pendidikan, penyetaraan kurikulum yang sama ? (4) tidak adanya guru khusus dan sumber materi ajar ? (5) Apakah pendidikan inklusif sesungguhnya dimaksudkan untuk mendidik SEMUA anak dari komunitas tertentu di dalam suatu bangunan sekolah yang sama? (6) Apakah Pendidikan Inklusif sama dengan sekolah Inklusif di sekolah umum? (7) Apakah ini cara “tepat” untuk melaksanakan pendidikan inklusif ditetarakan disekolah umum? (8) Bagaimana tentang daya saing antara anak inklusif dengan siswa lain yang bukan inklusif ? (9) Apakah ada rencana yang jelas yang dapat kita ikuti? ( 10) Apa yang menjadi tolak ukur atau pedoman sehingga siswa inklusif di samakan denagn siswa umum.

Dari beberaapa keresahan tersebut penulis mencoba menggali informasi dari berbagai sumber untuk dapat memenahami nilai, keyakinan, prinsip dan indikator keberhasilan siswa inklusi dapat bergabung dengan siswa umun.

Memahami pendidikan Inklusif bagi para fragmatis mungkin bosan dengan segala perdebatan tentang definisi, tetapi Pendidikan Inklusif memiliki bermacam-macam pemahaman dan interpretasi yang berimplikasi pada keberhasilan atau kegagalan dalam keberlangsungannya. Isu utama dalam Pendidikan Inklusif adalah bahwa Pendidikan Inklusif didasarkan pada hak asasi dan model sosial; sistem yang harus disesuaikan dengan anak, bukan anak yang menyesuaikan diri dengan sistem.

Pendidikan inklusif dapat dipandang sebagai pergerakan yang menjunjung tinggi nilai-nilai, keyakinan dan prinsip-prinsip utama yang berkaitan dengan anak, pendidikan, keberagaman dan diskriminasi, proses partisipasi dan sumber-sumber yang tersedia. Banyak di antara hal tersebut merupakan tantangan terhadap status quo, tetapi penting jika masyarakat dan pembangunan secara keseluruhan ingin menjadi inklusif dan memberikan manfaat kepada semua warganya.

Kebingungan beberapa teman guru tentang pendidikan inklusif diakibatkan oleh penggunaan bermacam-macam istilah seperti inklusi, integrasi, mainstreaming, pendidikan luar biasa dan pendekatan unit kecil secara bertukar-tukar tanpa kejelasan atau definisi yang pasti. Istilah-istilah tersebut dilandasi oleh nilai dan keyakinan yang berbeda yang memiliki konsekuensi yang berbeda pula. Khususnya di negara-negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia, ada pergerakan historis dari pendidikan luar biasa ke intergrasi, menuju inklusi. Tetapi urutan ini bukan suatu keharusan, dan bila memungkinkan, akan menghemat waktu dan sumber-sumber jika langsung melaksanakan inklusi. Praktek mengadakan ‘unit kecil’ di sekolah umum sering kali disebut inklusi, dan justru hal ini dapat mengakibatkan eksklusi lagi. Ini sebuah contoh model yang diekspos secara tidak tepat dari negara yang sudah maju bila diterapkan dinegara yang masih berkembang.

Menuangkan Ide pendidikan inklusif ke dalam Praktek Banyak orang mengira bahwa untuk menuangkan ide pendidikan inklusif ke dalam prakteknya hanyalah sekedar memperkenalkan teknik dan metode yang spesifik agar setiap anak dapat belajar. Metode ini punya tempatnya sendiri dan dapat memancing perdebatan lebih mendalam tentang pendidikan inklusif; tetapi dengan metode saja tidak akan menghasilkan program pendidikan inklusif yang tepat dan berkesinambungan. Tiga ‘bahan utama’ diajukan untuk menghasilkan organisme yang dinamis dan kuat yang dapat beradaptasi, tumbuh dan bertahan dalam berbagai konteks. Ketiga bahan utama itu adalah: 1) kerangka kerja yang kuat - rangka (nilai, keyakinan, prinsip dan indikator keberhasilan); 2) implementasi dalam konteks dan budaya lokal - daging (mempertimbangkan situasi praktis, penggunaan sumber-sumber yang tersedia dan faktor-faktor budaya setempat); 3) partisipasi secara berkesinambungan dan refleksi diri yang kritis - darah kehidupan (siapa yang harus milibatkan, bagaimana, apa dan kapan). Secara bersama-sama, ketiga bahan utama tersebut dapat menghasilkan sistem pendidikan yang fleksibel, kuat, sesuai tempat dan berkesinambungan yang menginklusikan semua anak.

Partisipasi aktif anak, guru dan stakeholder utama lainnya dan inisiatif masyarakat. Untuk menghadapi tantangan dan mengatasi hambatan yang akan selalu ada, partisipasi berkesinambungan dari semua stakeholder utama adalah suatu keharusan. Kita dapat menggunakan model yang sederhana untuk menganalisis hambatan dan mengajukan solusi sesuai dengan konteks masing-masing.

Tujuan ini tidak akan tercapai kecuali anak dan orang dewasa penyandang cacat secara spesifik ditargetkan dan dilibatkan karena mereka merupakan unsur masyarakat termiskin di kalangan yang miskin. Tercapainya pendidikan dasar universal tidak hanya ditandai dengan masuknya anak secara secara fisik ke sekolah; agar pendidikan dapat menciptakan perubahan, pendidikan harus relevan dan efektif.

Pendidikan inklusif merupakan suatu strategi untuk mempromosikan pendidikan universal yang efektif karena dapat menciptakan sekolah yang responsif terhadap beragam kebutuhan aktual dari anak dan masyarakat. Pendidikan inklusif menjamin akses dan kualitas.

Semakin banyak pihak sepakat bahwa pendidikan inklusif harus dipromosikan dan didukung. namun ini masih menyisakan pertanyaan yang belum terjawab tentang apa sebenarnya arti pendidikan inklusif itu, baik dalam teori maupun prakteknya. Seolah-olah ada pembiaran dari dinas yang terkait sejak diterapkan anak inklusi bisa masuk disekolah umum.

Tentu sungguh memprihatinkan guru umum yang mengajar anak inklusif (terutama tuna netra dan tuna rungu) kurang ada pelatihan khusus bagaimana metode atau model pembelajaran yang tepat, bahkan buku penunjang untuk anak inklusif saja belum tesedia. Seakan akan program ini secara tersurat maupun tersirat dipaksakan. Siapa yang bisa merealisasikan bila dilapangan kenyataan dan keadaanya  masih seperti itu.

            Penulis berharap ada solusi secepatnya yang tepat dan berkualitas tidak hanya dari pemerintah untuk menjawab kerisauan para pencetak generasi penurus bangsa, agar bisa menghasikan generasi berpotensi sesuai yang diharapkan.














Esai ini di tulis untuk memenuhi tugas pelatihan menulis esai di SMA Negeri 5 Surabaya. 

Minggu, 22 Oktober 2017

Statistik PNS

Statistik PNS


DATA UMUM STATISTIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DESEMBER 2016

Tabel 1 : Jumlah PNS Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin



Tabel 2 : Jumlah PNS Menurut Status Pusat dan Daerah



Tabel 3 : Jumlah PNS Dirinci Menurut Kelompok Umur dan Tingkat Pendidikan




Tabel 4 : Jumlah PNS Dirinci Menurut Jenis Jabatan dan Jenis Kelamin




Tabel 5 : Jumlah PNS Dirinci Menurut Jabatan Struktural dan Jenis Kelamin




Tabel 6 : Jumlah PNS Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin




Tabel 7 : Jumlah PNS Dirinci Menurut Usia dengan Golongan




Tabel 8 : Jumlah PNS Dirinci Menurut Golongan dan Jenis Kelamin




Tabel 9 : Jumlah PNS Dirinci Menurut Golongan dan Jenis Kelamin




Tabel 10 : Jumlah PNS Daerah berdasarkan Propinsi





Sumber: http://www.bkn.go.id/statistik-pns

Jumat, 13 Oktober 2017

Daftar Peserta PLPG 2017

Daftar Peserta PLPG 2017


Penetapan Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2017

Penetapan peserta PLPG 2017 sudah berakhir dan proses penempatan peserta ke LPTK penyelenggara sudah selesai. Hasil penempatan peserta PLPG 2017 ke LPTK penyelenggara dapat dilihat melalui tautan Daftar Peserta PLPG 2017.
Informasi pelaksanaan pembekalan (prakondisi) akan diinformasikan melalui masing-masing LPTK penyelenggara. Informasi umum tahap awal kegiatan pembekalan silahkan klik tautan terkait

Penetapan Peserta PLPG 2017 non-reguler

Penetapan peserta PLPG 2017 - non reguler tahap 1 maupun tahap 2 sudah berakhirsudah berakhir dan penempatan peserta ke LPTK penyelenggara sudah selesai.
Berikut kebijakan terkait peserta PLPG 2017 non reguler yang beasal dari peserta/instruktur Keahlian Ganda :
  1. Peserta Keahlian Ganda tidak mengikuti pembekalan awal
  2. Instruktur Keahlian Ganda tetap mengikuti pembekalan awal sebagaimana peserta PLPG reguler
  3. Peserta KG dan Instruktur KG yang telah memiliki sertifikat pendidik yang sama dengan kompetensi keahlian KG maka tidak perlu mengikuti PLPG
  4. Instruktur KG yang sudah memliki sertifikat pendidik dalam satu program keahlian dengan kompetensi keahlian KG tidak perlu mengikuti PLPG
Peserta PLPG 2017 non reguler yang berasal dari S2 dan Guru Berprestasi tetap mengikuti pembekalan awal sebagaimana peserta PLPG reguler.

Persiapan Pelaksanaan UKG ulang ke 2

UKG ulang ke 2 akan dilaksanakan pada tanggal 6-11 November 2017 bagi yang tidak lulus UKG ulang 1. Sebagai persiapan penempatan TUK (tempat uji kompetensi), jika informasi tempat tugas saat ini tidak sesuai harap melaporkan tempat tugas yang seharusnya dengan menghubungi dinas Kabupaten/Kota dan dinas Provinsi bagi guru Dikmen untuk diteruskan ke LPMP. Informasi individu yang tercatat saat ini dapat dilihat pada tautan terkait dibawah ini.