KATA KERJA OPERASIONAL
(KKO) KURIKULUM 2013
Artikel ini akan membahas tentang kata kerja operasional kognitif, afektif
dan psikomotor. Sebelumnya kita bahas dulu pengertiannya
1. Kecakapan Koqnitif
Upaya pengembangan fungsi koqnitif akan berdampak positif bukan hanya
terhadap koqnitif sendiri, melainkan terhadap afektif dan psikomotor. Ada dua
macam kecakapan koqnitif siswa yang perlu dikembangkan secara khusus oleh guru yaitu: Strategi belajar memahami isi materi pelajaran
Strategi menyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta
menyerap pesan-pesan moral yang terkandung didalam materi tersebut.
Strategi adalah prosedur mental yang berbentuk tatanan tahapan yang
memerlukan upaya yang bersifat koqnitif dan selalu dipengaruhi oleh pilihan
koqnitif atau kebiasaan belajar. Pilihan tersebut yaitu menghafal prinsip yang
ada dalam materi dana mengaplikasikan prinsip-prinsip tersebut.
Ada dua prefensi koqnitif
1. Dorongan dari luar (motif ekstrinsik) yang mengakibatkan siswa
menggarap belajar hanya sebagai alat pencegah ketidakstabilan atau
ketidaknaikkan. Aspirasi yang dimilikinya bukan ingin menguasai materi secara
mendalam tetapi hanya sekedar lulus atau
naik kelas semata
2. Dorongan dari dalam (motif Intrinsik), dalam arti siswa tertarik
dan membutuhkan materi-materi yang disajikan gurunya.
Guru dituntut untuk mengembangkan dengan kecakapan koqnitif siswa dalam
memecahkan masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya dan keyakinan terhadap
pesan moral yang terkandung dan menyatu dalam pengetahuan.
2. Kecakapan Afektif
Kebersihan pengembangan koqnitif tidak hanya membuahkan kecakapan koqnitif
akan tetapi membuahkan kecakapan afektif. Pemahaman
yang mendalam terhadap arti penting materi serta preferensi. Koqnitif
mementingkan aplikasi prinsip atau meningkatkan kecakapan afektif para siswa.
Peningkatan-peningkatan afektif ini antara lain, berupa kesadaran beragama yang
mantap
3. Kecakapan psikomotor
Keberhasilan pengembangan koqnitif berdampak positif pada perkembangan
psikomotor. Kecakapan psikomotor adalah segala amal jasmaniah yang konkrit dan
mudah diamati baik kuantitasnya maupun kualitasnya. Kecakapan psikomotor
merupakan manifestasi wawasan pengetahuan dan kesadaran serta sikap mentalnya
Ketiga aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali dan bahkan tidak mungkin
dapat dilepaskan dari kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar. Benjamin S.
Bloom dan kawan-kawannya itu berpendapat bahwa pengelompokkan tujuan pendidikan
itu harus senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau
ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu:
a) Ranah proses berfikir
(cognitive domain)
b) Ranah nilai atau
sikap (affective domain)
c) Ranah keterampilan
(psychomotor domain)
CONTOH DAFTAR KATA KERJA
RANAH KOGNITIF (Cl – C6)
a. Pengetahuan (Cl)
b. Pemahaman (C2)
c. Penerapan (C3)
d. Analisis (C4)
e. Sintesis (C5)
f. Penilaian (C6)
Mengutip Memperkirakan Menugaskan Menganalisis
Mengabstraksi Membandingkan Menyebutkan Menjelaskan
Mengurutkan Mengaudit Mengatur Menyimpulkan
Menjelaskan Mengkategorikan Menentukan Memecahkan Menganimasi Menilai Menggambar Mencirikan
Menerapkan Menegaskan Mengumpulkan Mengarahkan
Membilang Merinci Menyesuaikan Mendeteksi
Mengkategorikan Mengkritik Mengkode Mengidentiflkasi
Mengasosiasikan Mengkalkulasi Mendiagnosis Menimbang
Mendaftar Membandingkan Memodifikasi Menyeleksi
Mengkombinasikan Memutuskan Menunjukkan Menghitung
Mengklasifikasi Memerinci Menyusun Memisahkan
Memberi label Mengkontrasikan Menghitung Menominasikan
Mengarang Memprediksi Memberi indek Mengubah
Membangun Mendiagramkan Membangun Memperjelas
Memasangkan Mempertahankan Mengurutkan Mengkorelasikan
Menanggulangi Menugaskan Menamai Menguraikan
Membiasakan Merasionalkan Menghubungkan Menafsirkan
Menandai Menjalin Mencegah Menguji Menciptakan
Mempertahankan Membaca Membedakan Menentukan
Mencerahkan Mengkreasikan Memerinci meramalkan
Menyadap Mendiskusikan Menggambarkan Menjelajah
Mengoreksi Mengukur Menghafal Menggali
Menggunakan Membagankan Merancang Merangkum
Menim Mencontohkan Menilai Menyimpulkan
Merencanakan Membuktikan Mencatat Menerangkan
Melatih Menemukan Mendikte Memvalidasi
Mengulang Mengemukakan Menggali Menelaah
Meningkatkan Mengetes Mereproduksi Mempolakan
Mengemukakan memaksimalkan Memperjelas Mendukung
Meninjau Memperluas Mengadaptasi Memerintahkan
Memfasilitasi Memilih Memilih Menyimpulkan
Menyelidiki Mengedit Membentuk Memproyeksikan
Menyatakan Meramalkan Mengoperasikan Mengaitkan
Merumuskan Mempelajari Merangkum Mempersoalkan
Memilih Menggeneralisasi Mentabulasi Menjabarkan
Mengkonsepkan Mengukur Menggabungkan Memberikode
Melaksanakan Melatih Memadukan Menelusuri
Meramalkan Mentransfer Membatasi Menulis
Memproduksi Mereparasi Memproses Mengaitkan
Menampilkan Mensuimulasikan Menyiapkan Memecahkan
Memproduksi Melakukan Merangkum Mentabulasi Merekonstruksi Menyusun Memproses
Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir,
mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam
jenjang atau aspek yang dimaksud adalah:
1. Pengetahuan/hafalan/ingatan
(knowledge)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau
mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya,
tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunkannya. Pengetahuan
atau ingatan adalah merupakan proses berfikir yang paling rendah.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah
dapat menghafal surat al-’Ashar, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik
dan benar, sebagai salah satu materi pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh
guru Pendidikan Agama Islam di sekolah.
2. Pemahaman (comprehension)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah
sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui
tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami
sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih
rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman
merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan
atau hafalan.
Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini
misalnya: Peserta didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat
menguraikan tentang makna kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-’Ashar
secara lancar dan jelas.
3. Penerapan (application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide
umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus,
teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret. Penerapan ini
adalah merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya:
Peserta didik mampu memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang
diajarkan dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah,
maupun masyarakat.
4. Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau
keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di
antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya.
Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.
Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang
wujud nyata dari kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam
kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran.
5. Sintesis (syntesis)
Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir
analisis. Sisntesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau
unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang
berstruktur atau bebrbentuk pola baru. Jenjang sintesis kedudukannya setingkat
lebih tinggi daripada jenjang analisis. Salah satu jasil belajar kognitif dari
jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan tentang
pentingnya kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan.
6. Penilaian/penghargaan/evaluasi
(evaluation)
Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam
taksonomi Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk
membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika
seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu
pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.
CONTOH DAFTAR KATA KERJA OPERASIONAL UNTUK RANAH AFEKTIF (A1-A5)
Menerima (Al)
Menanggapi (A2)
Menilai (A3)
Mengelola (A4)
Menghayati (A5)
Memilih Menjawab Mengasumsikan Menganut
Mengubah prilaku Mempertanyakan Membantu
Meyakini Mengubah Berakhlak
mulia Mengikuti
Mengajukan Melengkapi Menata Mempengaruhi
Memberi Meyakinkan Mengklasifikasikan Mendengarkan
Mengkompromikan Menganut Menyenangi Memperjelas
Mengkombinasikan Mengkualifikasi Mematuhi Menyambut
Memprakarsai Mempertahankan Melayani Meminati
Mendukung Mengimani Membangun Menunjukkan
Mendukung Mengundang Membentuk pendapat
Membuktikan Menyetujui Menggabungkan Memadukan
memecahkan Menampilkan Memperjelas Mengelola
Melaporkan Mengusulkan Menegosiasi Memilih
Menekankan Merembuk Mengatakan Menyumbang
Memilah Menolak
Menurut Krathwol (1964) klasifikasi tujuan domain afektif terbagi lima
kategori :
a. Penerimaan (recerving)
Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan
respon terhadap sitimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil
belajar terendah dalam domain afektif.
b. Pemberian respon atau partisipasi
(responding)
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat
secara afektif, menjadi peserta dan tertarik.
c. Penilaian atau penentuan sikap
(valung)
Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek
atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau
tidak menghiraukan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi
“sikap dan opresiasi”.
d. Organisasi (organization)
Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih
konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem
nilai internal, mencakup tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup.
e. Karakterisasi / pembentukan pola hidup
(characterization by a value or value complex)
Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat
berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan
lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan
keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa
CONTOH KATA KERJA
OPERASIONAL UNTUK RANAH PSIKOMOTOR (P1-P4)
PENIRUAN (PI)
MANIPULASI (P2)
KETETAPAN (P3)
ARTIKULASI (P4)
Mengaktifkan Mengoreksi Mengalihkan Mengalihkan
Menyesuaikan Mendemonstrasikan Menggantikan Mempertajam
Menggabungkan Merancang Memutar Membentuk
Melamar Memilah Mengirim Memadankan
Mengatur Melatih Memindahkan Menggunakan Mencampur
Mengumpulkan Memperbaiki Mendorong Memulai
Menimbang Mengidentifikasikan Menarik Menyetir
Memperkecil Mengisi Memproduksi Menjelaskan
Membangun Menempatkan Mencampur Menempel
Mengubah Membuat Mengoperasikan Menskestsa
Membersihkan Memanipulasi Mengemas Mendengarkan
Memposisikan Mereparasi Membungkus Menimbang
Mengkonstruksi
Menurut Davc (1970) klasifikasi tujuan domain psikomotor terbagi lima
kategori yaitu :
a. Peniruan
terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai
memberi respons serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol
otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak
sempurna.
b. Manipulasi
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan,
gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak
hanya meniru tingkah laku saja.
c. Ketetapan
memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam
penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi
sampai pada tingkat minimum.
d. Artikulasi
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang
tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara
gerakan-gerakan yang berbeda.
e. Pengalamiahan
Menurut tingkah laku yang
ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis.
Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan
tertinggi dalam domain psikomotorik.