Kamis, 17 November 2022

Teknik Meliput dan Menulis Berita

 

Teknik Meliput dan Menulis Berita

 

Kegiatan meliput dan menulis merupakan dua tugas yang mesti dijalani bagi seseorang yang berprofesi sebagai jurnalis. Kalau seorang wartawan sudah meliput berita maka proses pengolahannya menjadi sebuah berita tidak bisa diserahkan kepada orang lain, tetapi harus dikerjakan langsung oleh wartawan yang bersangkutan.

 

Kalau sebuah peristiwa diliput oleh wartawan A kemudian proses penulisan beritanya dikerjakan oleh wartawan B, maka berita tersebut kemungkinan besar akan menjadi hambar, bias dan kehilangan makna. Realitas yang ditangkap oleh mata dan telinga wartawan A berbeda saat diterjemahkan oleh wartawan B karena dia tidak terjun langsung ke lapangan.

 

Seorang wartawan yang menulis berita tidak mesti meliput ke lapangan. Wartawan seringkali menerima pers release dari perusahaan atau instansi. Rilis tersebut bisa dikirim melalui e-mail, faksimil atau dikirim melalui surat. Kalau rilis tersebut sudah memenuhi unsur-unsur pembuatan berita atau sudah layak siar maka materi tersebut siap dikerjakan.

 

Unsur-unsur pembuatan berita diawali dengan rumus yang dikenal 5W (what, why, who, when dan where) dan 1 H (how). Sedangkan di Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara ditambah lagi dengan rumus 3E (empowering, educating, enlightening) dan 1N (nationalism) karena lembaga ini menjalankan fungsi Public Service Obligation (PSO).

 

Teknik Meliput Berita

 

Sebelum meliput berita ke obyek sasaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai bekal. Berikut beberapa tips sederhana berdasarkan pengalaman pribadi selama menjadi wartawan.

 

1.   Peralatan liputan seperti notes, tape recorder, pulpen dan kamera mesti disiapkan. Perkembangan sekarang peralatan ini sudah bisa digantikan dengan satu unit smartphone seperti blackberry.

 

2.   Memahami isu yang berkembang. Manajemen redaksi dalam media yang sudah mapan biasanya menyiapkan agenda setting atau risalah perencanaan pemberitaan mingguan. Persiapan ini perlu dilakukan agar wartawan tidak gagap saat di lapangan.

 

3. Menyiapkan materi wawancara. Persiapan yang dilakukan meliputi materi-materi pertanyaan yang hendak ditanyakan ke narasumber.

 

4. Memahami narasumber. Narasumber yang diwawancarai adalah orang yang mempunyai kompetensi dibidangnya. Mengetahui jabatan dan latar belakang akademis sumber berita sangat diperlukan.

 

5. Sumber Berita. Sebuah berita sumbernya bermacam-macam seperti pengalaman langsung wartawan, pers release, konferensi pers, informasi dari media social seperti facebook dan twitter, status di blackberry messenger, obervasi dan wawancara.

 

6.   Kartu identitas. Kartu pers bisa berasal dari perusahaan, dari asosiasi wartawan seperti PWI, AJI dan IJTI atau bisa berasal dari dewan pers.

 

7.   Perhatikan jarak. Kemacaten arus lalu lintas memberikan pelajaran bagi jurnalis untuk mengelola waktu sebaik mungkin.

 

8.   Pos liputan atau wilayah. Pembagian pos liputan seperti Hankam, pendidikan, ekonomi atau life style mempermudah redaksi agar wartawan bisa fokus ke bidang tertentu. Demikian pula penempatan wartawan di daerah-daerah tertentu membantu wartawan fokus di daerah tersebut.

 

9.   Keterikatan waktu. Penulisan berita peristiwa tidak bisa ditunda keesokkan harinya karena akan basi kecuali kalau tulisan tersebut berbentuk karangan khas.

 

10. Menjaga kontak. Menjaga hubungan baik dan memelihara jejaring dengan narasumber perlu dilakukan karena ada kalanya mereka hanya memberikan informasi pada wartawan tertentu.

 

11.Daerah Konflik. Peliputan di daerah konflik memiliki kiat-kiat tersendiri terkait dengan keselamatan wartawan.

 

Teknik Penulisan Berita

 

Setelah mendapatkan materi berita langkah selanjutnya untuk pembuatan berita adalah menulis berita. Berita pada umumnya dikategorikan menjadi dua jenis yakni berita lempang (straight news) dan karangan khas (features). Teknik penulisan kedua kategori berita tersebut berbeda. Berita lempang dibatasi waktu, sedangkan karangan khas tenggat waktunya lebih longgar.

 

Berita lempang digunakan dalam penulisan berita peristiwa sehari-hari. Dalam perkembangannya ada juga berita lempang yang ditulis secara bercerita. Pembuatan pers rilis yang dilakukan instansi-instansi umumnya menggunakan berita lempang dengan dilampiri foto pendukung.

 

Teknik penulisan berita lempang yang sederhana adalah menggunakan piramida terbalik (Gambar 1). Pembuatan berita diawali dengan gagasan utama dalam lead. Pembuatan lead ini mesti menjawab pertanyaan 5W dan 1H. Setelah itu baru diikuti gagasan pendukung dan detail yang ada dalam tubuh berita.

 

Penulisan berita dengan model piramida terbalik dilatarbelakangi oleh keinginan untuk menyampaikan inti gagasan secepat mungkin kepada pembaca. Dalam era digital yang demikian cepat orang cenderung membaca lead dahulu baru kemudian melanjutkan secara lengkap kalau tidak sibuk.

 

Bahkan dalam sistem penulisan di LKBN Antara orang diharapkan faham hanya dengan membaca judulnya. Kalau penulisan lead menggunakan pola Subyek + Predikat + Obyek + Keterangan (S P O K), maka penulisan judul berita tidak boleh lebih dari tujuh kata.

 

Selain tentang metode penulisan diatas ada pendapat dari Dahlan Iskan tentang rukun iman berita yang tidak boleh ditinggalkan sebagaimana rukun iman bagi umat Islam. Sebagaimana ditulis dalam buku Akal Sehat Dahlan Iskan karangan Joko Intarto. Rukun iman berita adalah tokoh, besar, dekat, yang pertama, human interest, bermisi, unik, ekslusif, trend dan prestasi

 

1.   Tokoh. Semua peristiwa yang menyangkut tokoh layak diberitakan. Misal Gubernur Jatim masuk rumah sakit karena demam berdarah.

2.   Besar. Semua peristiwa yang besar layak diberitakan. Misal, gempa bumi dengan kerugian banyak

3.   Dekat. Peristiwa kecil yang dekat kita layak diberitakan daripada peristiwa yang sama tetapi jauh. Misal, gempa di Jember korbannya 10 orang di Meksiko 100 orang.

4.   Yang pertama. Peristiwa yang pertama kali terjadi layak diberitakan.

5.   Human Interest. Semua peristiwa yang menyentuh kemanusiaan layak diberitakan.

6.   Bermisi. Setiap berita harus memiliki tujuan misalnya mencerdaskan, mendidik, memotifasi

7.   Unik. Setiap peristiwa yang unik layak untuk diberitakan.

8.   Eksklusif. Semua berita eksklusif layak diberitakan missal berita investigasi.

9.   Trend, trend gaya hidup atau perilaku.

10. Prestasi. Kisah-kisah keberhasilan seseorang.

 

Langkah-Langkah Peliputan:

1.      Melakukan riset pendahuluan. - Cari tahu background atau informasi terkait objek. ...

2.      Menentukan fokus cerita. Sebuah artikel berita harus memiliki fokus, agar ceritanya terarah dan mudah dimengerti oleh khalayak luas. ...

3.      Mengumpulkan Data. ...

4.      Mengambil Foto. ...

5.      Mengambil Video. ...

6.      Menuliskan Liputan.

 

Bagaimana Cara Mendapatkan Liputan Media?

 

Jika Anda ingin meningkatkan profil publik, atau menyebarkan update terbaru tentang kegiatan sekolah atau berita tentang ektara ko kurikuler, liputan media adalah salah satu cara terbaik untuk membuat kegiatan sekolah atau berita tentang ektara ko kurikuler Anda diperhatikan. Namun, mendapatkan liputan media bukanlah masalah sederhana. Seperti semua hal yang baik, publisitas media yang sukses adalah hasil kerja keras, dan perlu perencanaan yang matang.

 

Berikut beberapa cara yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan liputan media, yaitu:

 

Buat Konten yang Layak Diberitakan

 

Salah satu cara termudah untuk mendapatkan liputan media untuk bisnis adalah dengan membuat konten yang layak diberitakan. Dengan mencakup topik yang tepat waktu dan yang dapat dikaitkan dengan audiens atau pembaca. Selanjutnya Anda dapat mengirimkan informasi ini ke outlet berita tertentu. Untuk menemukan topik yang kemungkinan besar akan diperhatikan, luangkan waktu untuk benar-benar memikirkan kebutuhan sasaran pasar Anda dan apa yang akan mereka tanyakan kepada seorang profesional di industri Anda. Anda bahkan dapat menyusun persona pembeli jika itu mempermudah pembuatan konten tertulis atau video yang luar biasa untuk merek Anda.

 

Buat Daftar Media Dengan Memperhatikan Detail

 

Setiap bisnis dan asosiasi akan memiliki audiens target yang berbeda, jadi Anda harus membuat daftar media dengan memperhatikan detail. Pertama, teliti jenis media yang ingin Anda jangkau dengan mempertimbangkan jenis berita yang ingin Anda bagikan. Jika Anda ingin mengumumkan perekrutan atau promosi baru, media lokal mungkin akan menjadi pilihan terbaik Anda. Jika Anda adalah kegiatan sekolah atau berita tentang ektara ko kurikuler, tentang topik, yang menjadi topik problem perekrutan anggota baru, berita tersebut berpotensi menarik khalayak yang lebih luas. Pertimbangkan outlet media mana yang akan menjangkau target pasar Anda — pikirkan tentang majalah sekolah, madding, online di web sekolah atau di sosmed, atau melalui radio sekolah. Selalu berfokus pada topik yang ingin Anda jangkau.

 

Terlibat Dalam Komunitas

 

Jika bisnis Anda lebih merupakan organisasi lokal, luangkan waktu untuk terlibat dalam komunitas Anda. Seringkali, outlet berita lokal lebih dari senang untuk meliput kegiatan sekolah atau berita tentang ektara ko kurikuler  yang bekerja untuk membantu komunitas setempat mendapatkan keberhasilan  untuk fasilitas atau perkembangan kegiatan bahkan tentang prestasi kegiatan anda yang membantu membangun kemajuan bagi mereka yang membutuhkan informasi. Temukan cara untuk memiliki semangat memberi dan komitmen untuk melayani, banyak organisasi pers dengan senang hati menawarkan kepada Anda sorakan dan peningkatan liputan dalam konten mereka.

 

Kenali Penulis atau Reporter Tertentu

 

Terkadang liputan pers bukan tentang apa yang Anda ketahui — ini tentang siapa yang Anda kenal. Karena itu, mencari tahu siapa yang meliput topik seperti yang terkait dengan industri atau komunitas lokal Anda adalah cara yang baik untuk meningkatkan peluang bisnis Anda disertakan dalam sebuah cerita. Anda dapat mengirim pesan kepada orang-orang ini dan menawarkan promosi cerita. Atau berikan saja informasi kontak Anda jika ada informasi tambahan yang dapat Anda bantu.

 

Gunakan Media Sosial

 

Saat ini, siklus berita bergerak sangat cepat. Jika Anda memiliki ide untuk cerita yang tepat waktu atau dapat membahas topik yang Anda pahami secara profesional, lihat halaman media sosial untuk outlet berita atau majalah. Seringkali, mereka memposting kebutuhan untuk berbicara dengan seseorang untuk menyelesaikan sebuah cerita. Jika Anda dapat menerkam jenis permintaan ini dengan cukup cepat, bisnis Anda bisa menjadi orang yang mendapatkan liputan pers gratis. Demikian juga, cari bagian komentar tentang topik yang layak diberitakan dan halaman individu dari penulis atau tokoh media tertentu.

 

Mendapatkan perhatian di media sangatlah penting. Meski begitu, jangan pernah spam jurnalis. Beberapa jurnalis mendapatkan ratusan email setiap hari. Jadi, agar berita Anda selalu diingat, kirimkan promosi lanjutan kira-kira dua atau tiga hari setelah Anda mendistribusikan siaran pers. Penting untuk menindaklanjuti dengan wartawan, untuk mempromosikan dan menjual cerita Anda dengan cara yang tidak memaksa.

 

Senin, 13 September 2021

Macam-Macam Kata Kerja dan Contoh Lengkapnya

 

Macam-Macam Kata Kerja dan Contoh Lengkapnya

 

Kata Kerja. Seperti yang diketahui, bahwa dalam sebuah kalimat terdiri dari susunan kata yang memiliki fungsi masing-masing. Supaya menghasilkan kalimat yang sempurna, setidaknya terdiri dari S+P+O+K. Susunan tersebut tidak lepas dari sebuah kata kerja atau predikat. 

Walaupun di dalam pelajaran Bahasa Indonesia kita sering menyebut kata kerja, atau dalam pembuatan kalimat sering diulas seputar kata kerja, tapi ternyata masih banyak calon penulis yang belum memahami fungsi kata kerja dengan benar. 

Maka dari itu, pada artikel ini kami akan membantu kamu untuk memahami kata kerja lebih jelas dan lengkap. 

 

Pengertian Kata Kerja 

Pengertian kata kerja atau yang juga disebut sebagai kata verba secara umum adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Dengan kata lain, kata kerja menggambarkan suatu tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh subjek kalimat.

Kata bisa diartikan sebagai elemen terkecil dalam bahasa. Kumpulan atau penggabungan kata akan menjadi frasa, klausa dan kalimat. Penggunaan kata kerja begitu penting dalam sebuah kesatuan kalimat. Jenis kata kerja menjadikan sebuah kalimat efektif dibentuk.

Jenis kata kerja umumnya digunakan sebagai predikat dalam suatu frasa atau kalimat. Jenis kata kerja diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok sesuai sifat dan fungsinya. Ada ribuan contoh kata kerja dari klasifikasi yang ada. Dalam sebuah penulisan, penting memahami apa saja jenis kata kerja.

Dapat disimpulkan kata kerja atau verba adalah jenis kata yang menyatakan sebuah tindakan, pengalaman, keberadaan serta semua bentuk kegiatan dinamis lainnya. Dalam suatu kalimat, kata kerja atau verba tersebut berposisi sebagai predikat.

Ciri-ciri Kata Kerja 

Berikut ini adalah ciri-ciri yang terdapat pada kata kerja verba untuk menerangkan suatu aktifitas yang di lakukan seseorang.

a.       Mempunyai arti perbuatan, aktivitas atau tindakan.

b.       Mempunyai arti proses.

c.       Biasanya disertai kata kerja. Biasanya dibuat dengan imbuhan me-, di-, ter-, me-kan, di-kan, ber-an, memper-an, dan memper-i.Kata bisa didahului kata pernyataan waktu, seperti telah, sedang, akan, hampir, segera.

d.       Bisa diperluas dengan menambahkan dengan + kata sifat sesudah, contohnya seperti ia berlali dengan cepat, Nani menghitung dengan teliti dan lain-lain.

e.       Kata kerja juga sering diikuti dengan kata serta atau keterangan.

f.       Dapat diberi aspek waktu, seperti akan, sedang, dan telah Contoh: akan mandi, akan tidur,

g.       sedang makan, telah pulang

h.       Dapat diingkari dengan kata tidak Contoh: tidak makan, tidak tidur.

i.         Dapat diikuti oleh gabungan kata dengan + KB/KS Contoh: Pergi dengan adik, menulis

j.        dengan cepat.

 

Jenis-jenis Kata Kerja 

 

Kata kerja verba memiliki beberapa jenis berdasarkan objek, bentuk, objek, subjeknya. dan bentuk lainnya. Beberapa jenis diantaranya adalah sebagai berikut:

 

Kata Kerja Verba Berdasarkan Bentuknya

 

Berdasarkan bentuknya, kata kerja dibagi menjadi kata kerja dasar dan kata kerja turunan.

1. Kata Kerja Verba Dasar

 

Kata kerja dasar adalah kata kerja yang tidak memiliki imbuhan atau merupakan kata dasar. Misalnya makan, minum, mandi, tidur, lari, bakar, datang, bangun, ambil, angkat, antar, dll.

Contoh Kata Kerja Dasar dalam kalimat :

a.       Sudah jam 12.00 siang, Marni masih juga belum bangun.

b.       Adi tidak pernah minum minuman keras.

c.       Erna dan teman-temannya mandi di sungai.

d.       Libur panjang kerjanya hanya makan dan tidur saja.

 

2. Kata Kerja Turunan

 

Kata kerja turunan adalah kata kerja yang sudah mendapatkan imbuhan (afiksasi) atau mengalami pemajemukan, kata kerja turunan bisa dibagi lagi menjadi 5 kelompok :

a.       Bebas Afiks Wajib, adalah kata yang harus mempunyai afiks supaya bisa berfungsi sebagai kata kerja, kalau dipisahkan dari afiksnya, maka kata ini bisa menjadi jenis kata lainnya. Contoh : Mendarat, Melebar, Mengering, dsb.

b.       Bebas Afiks Manasuka, kata kerja dasar yang ditambahkan afiks, namun masih dapat berfungsi sebagai kata kerja kalau afiks itu tidak digunakan. Contohnya : Membaca, Mencari, Bekerja.

c.       Terikat Afiks Wajib, Contohnya berjuang, mengungsi, bertemu.

d.       Reduplikasi, adalah kata kerja yang mengalami pengulangan didalamnya. Contohnya Menari-nari, Bergoyang-goyang, mencari-cari, dsb.

e.       Majemuk, adalah kata kerja yang terbentuk dari dua kata yang lain lalu sesudah digabungkan memberikan makna baru. Contohnya cari mati, cuci darah, dsb.

 

Kata Kerja Berdasarkan Subjeknya

 

Sementara berdasarkan peran subjeknya, kata kerja dibagi menjadi kata kerja aktif dan kata kerja pasif.

1.   Kata Kerja Verba Aktif

 

Kata kerja aktif adalah kata kerja dimana subjeknya berposisi sebagai pelaku dan biasanya berawalan me- dan ber-

Contoh kata kerja aktif verba dalam kalimat :

a.       Adi memukul bola dengan kuat.

b.       Mirna mengumpulkan kerang di pantai.

c.       Kuda itu berlari sangat cepat.

d.       Ibuku bertemu bu Lurah di pasar

 

2. Kata Kerja Verba Pasif

 

Kata kerja pasif adalah kata kerja yang subjeknya berposisi sebagai yang dikenai subjek atau mudahnya dapat disebut sebagai penderita. Umumnya berawalan di- dan ter

Contoh kata kerja verba pasif dalam kalimat:

  1. Tanamanan itu disirami oleh Andin setiap pagi
  2. Bola ditendang Andi hingga keluar gawang
  3. Adi terlempar dari sepedanya
  4. Kami terdampar di pulau, karena perahu yang kami tumpangi rusak

 

Kata Kerja Verba Berdasarkan Objeknya

Berdasarkan objeknya, kata kerja dibagi menjadi kata kerja transitif, kata kerja benefaktif dan kata kerja intransitif.

 

1. Kata Kerja Verba Transitif

 

Kata kerja transitif adalah kata kerja yang harus mempunyai objek. Dalam kalimat, kata kerja ini harus diikuti objek agar dapat diketahui maknanya.

Contoh kata kerja Transitif dalam kamu temui pada kalimat berikut ini.

a.       Indah mencuci piring. (kata “mencuci” merupakan kata kerja transitif. “mencuci” dapat diartikan membersihkan piring, gelas, sendok dan lainnya sehingga harus diperjelas dengan adanya objek dalam kalimat).

b.       Rina membuat karya tulis. (kata “membuat” merupakan kata kerja transitif. “membuat” dapat diartikan membuat kue, robot, permainan, dan sebagainya, sehingga harus diperjelas dengan adanya objek dalam kalimat).

c.       Lira memberi makan binatang. (kata “memberi” merupakan kata kerja transitif. “memberi” dapat diartikan memberikan sesuatu ke objek lain, bisa kucing, kelinci, anjing, dan sebagainya. Sehingga harus diperjelas dengan adanya objek dalam kalimat).

d.       Dia menendang batu dengan keras. (kata “menendang” merupakan kata kerja transitif. “menendang” dapat diartikan melakukan aktivitas dengan menggunakan kaki, menyepak, dan sebagainya, sehingga harus diperjelas dengan objek di dalam kalimat). 

 

2.   Kata Kerja Verba Intransitif

 

Kebalikan dari transitif, yang membutuhkan objek sebagai kata penjelas, kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak membutuhkan objek. Hal ini karena maknanya sudah jelas. Contoh kata kerja intransitif seperti pergi, tidur, duduk. Meskipun demikian, kata kerja intransitif biasanya diikuti dengan keterangan.

Contoh kata kerja intransitif dalam kalimat sebagai berikut: 

a.       Laila sedang makan di warung depan sekolah.

b.       Erna tidak jadi pergi ke pasar.

c.       Keluarga korban kecelakaan itu menangis.

d.       Mirna sedang tidur pulas.

 

Kata Kerja Berdasarkan Bentuk Lain

 

Selain empat jenis kata kerja yang sudah disebutkan di atas, ternyata adapula kata kerja bentuk lain yang perlu kita pahami juga. Kata kerja dapat pula dibagi menjadi 3 kelompok dalam bentu lainnya yaitu kata kerja benefaktif, reflektif, dan resiprok.

 

1. Kata Kerja Verba Benefaktif

 

Kata kerja benefaktif adalah kata kerja yang menunjukkan pekerjaan atau tindakan yang dilakukan untuk orang lain. Kata kerja benefaktif umumnya memiliki imbuhan me- dan -kan.

Contoh kata kerja Benefaktif dalam kalimat

  • Adi biasanya menyeberangkan nenek itu
  • Mirna membuatkan kue ulang tahun untuk adiknya
  • Erna membelikan baju baru untuk Ibunya
  • Erni memandikan kucing persianya setiap minggu

 

2. Kata Kerja Verba Reflektif

 

Sementara kata kerja reflektif adalah kata kerja yang menunjukkan perbuatan untuk dirinya sendiri. Kata kerja reflektif umumnya menggunakan imbuhan me-, atau ber-.

Contoh kata kerja Reflektif dalam kalimat sebagai berikut: 

  • Laila biasa merias diri sebelum berangkat ke kantor
  • Albar mencukur kumisnya setiap hari Jum’at
  • Indah bersembunyi dibalik batu besar
  • Intan berenang setiap hari Minggu
  • Bayu bermain supaya tidak stres

 

3. Kata Kerja Verba Resiprok

 

Kata kerja resiprok merupakan kata kerja yang menunjukkan perbuatan atau kegiatan yang dilakukan oleh dua orang. Kata kerja ini umumnya tidak boleh diawali oleh kata “saling”, karena maknanya telah menunjukkan “saling”. Kata kerja ini biasanya menggunakan imbuhan ber- dan -an.

Contoh kata kerja Resiprok dalam kalimat sebagai berikut: 

  • Adi bersalaman dengan kepala sekolah
  • Mirna berpandangan dengan Adi
  • Erna dan Erni berpegangan tangan.
  • Indah dan Rizki berangkat ke sekolah naik sepeda motor. 
  • Ibu berpergian bersama dengan ayah ke Surabaya. 

 

Cara Penggunaan Kata Kerja

Dalam penggunaan kata kerja, kita juga harus memahami struktur penyusunan kalimat supaya kata kerja dapat berfungsi dengan benar. Kata kerja material dan kata kerja relasional merupakan kata kerja yang sering digunakan dalam menyusun sebuah kalimat. Kita sering menemukan jenis kata kerja ini pada teks eksplanasi/penjelasan. 

1. Kata Kerja Material 

Kata kerja material adalah kata kerja berimbuhan yang menunjukkan aktivitas fisik (perbuatan yang dapat dilihat) yang dilakukan oleh partisipan.

Contoh dari kata kerja material antara lain adalah: menulis, membaca, memasak, menendang, memukul, dll.

Apabila kamu menemukan sebuah kata kerja yang menunjukkan bahwa subjek sedang melakukan sesuatu, maka kata kerja tersebut termasuk kata kerja material.

 

Struktur Kalimat

Dalam sebuah kalimat yang menggunakan kata kerja material, struktur kalimatnya adalah sebagai berikut:

Subjek + Kata Kerja (Verba) Material + Objek + Keterangan (opsional)

Contoh Penggunaan:

Annisa menulis novel 

Pada kalimat diatas dijelaskan bahwa Annisa merupakan Subjek, menulis merupakan kata kerja material, dan novel merupakan objek.

Albar menendang bola ke arah gawang

Pada kalimat di atas, Albar merupakan Subjek, menendang merupakan kata kerja material, bola adalah objek, dan ke arah gawang merupakan keterangan.

Andin memotong sayuran di dapur.

Pada kalimat di atas, Jinan merupakan subjek, memotong merupakan kata kerja material, sayuran merupakan objek, dan di dapur merupakan keterangan tempat.

 

2. Kata Kerja Rasional 

Kata kerja relasional merupakan kata yang berfungsi sebagai penghubung antara subjek dan pelengkap.

Sebuah kalimat yang mengandung kata relasional harus mengandung pelengkap. Jika tidak, maka kalimat tersebut akan terlihat rancu (tidak pas)

Struktur Kalimat

Dalam sebuah kalimat yang mengandung kata kerja relasional, struktur kalimatnya adalah sebagai berikut:

Subjek + Kata Kerja (Verba) Relasional + Pelengkap

 

Contoh Penggunaan Kata Kerja Relasional

·         Liana adalah ketua kelas

Pada kalimat di atas, Erika sebagai Subjek, adalah sebagai Kata Kerja Relasional, dan ketua kelas sebagai Pelengkap. Pelengkap pada kalimat ini juga berperan sebagai objek.

·         Dimas memiliki laptop berwarna putih

Pada kalimat di atas, Dimas sebagai Subjek, memiliki sebagai Kata Kerja Relasional, dan laptop berwarna putih sebagai Pelengkap sekaligus objek.

·         Nindi mencuci baju renang 

Pada kalimat di atas, Nindi sebagai Subjek, mencuci sebagai Kata Kerja Relasional, dan baju renang sebagai pelengkap sekaligus objek.

·         Melly mendapat juara menulis cerpen

Pada kalimat di atas, Melly sebagai Subjek, mendapat sebagai Kata Kerja Relasional, dan menulis cerpen sebagai pelengkap sekaligus objek.

Kesimpulannya adalah kata kerja material digunakan untuk sebuah kata kerja yang menunjukkan sebuah tindakan. Sedangkan kata kerja relasional menunjukkan hubungan sebab akibat.

 

Contoh Penggunaan Kata Kerja

Berikut adalah contoh kalimat yang mengandung kata kerja aktif

a.       Bela bahagia saat namanya terpanggil sebagai pemenang kompetisi.

b.       Arlan merasa bahwa dirinya merasa pantas sebagai seorang manajer.

c.       Diana tersinggung ketika dirinya dipanggil gendut.

d.       Rian menolak uang pemberian temannya.

e.       Ani sedih karena sepatunya hilang.

f.       Soleh yakin bahwa dia akan mendapatkan nilai bagus.

g.       Ardi paham akan kondisinya sekarang.

h.       Viana ikhlas menolong seorang pengemis.

i.         Budi menerima saran dari orang lain.

j.        Avriana setuju akan diadakan festival.

k.       Bahrul memikirkan tawaran yang diberikan oleh atasannya.

l.         Haris memarahi bawahannya yang melakukan kesalahan.

m.      Giana ragu dia akan mendapatkan nilai bagus.

n.       Ulin terganggu tidurnya karena kebisingan dari luar.

o.       Andi bersemangat sekali mengikuti lomba lari.

p.       Nia putus asa melihat hasil ujiannya yang jelek.

q.       Tia menangis setelah mendengar kabar dari temannya.

r.        Adi bersalaman dengan ibu guru

s.        Maya berpandangan dengan Adi

t.        Rani dan Retno berpegangan tangan.

u.       Ibu membuatkan kue ulang tahun dengan menghiaskan tokoh kartun kesayangan anak semata wayangnya.

v.        Ayah mengecat pagar rumah dengan warna yang lebih cerah untuk menyambut lebaran satu minggu lagi.

 

Kalimat mengandung kata kerja pasif

a)      Pohon besar di halaman sekolah tumbang ditiup badai.

b)      Novel “Siti Nurbaya” itu sudah selesai dibaca Andi.

c)      Lomba mengarang itu dimenangkan oleh murid baru di kelasku.

d)      Karikatur foto adik digambar oleh Arum.

e)      Saat musim hujan benih padi ditabur oleh para petani.

f)      Banyak penumpang anak-anak terhimpit dalam kereta yang penuh sesak itu.

g)      Buku itu terinjak oleh temanku

h)      Kucing kecil itu dikerumuni anak-anak.

Demikian ulasan terkait kata kerja mulai dari pengertian, ciri, fungsi, jenis, hingga contohnya.

 

Sumber : https://penerbitdeepublish.com/kata-kerja/