Selasa, 17 September 2013

Kata Serapan Dalam Bahasa Indonesia


Kata serapan dalam bahasa Indonesia sangat sering kita pakai saat menulis artikel. Dalamragam artikel tertentu, bahkan kata serapan yang kita pakai cenderung lebih banyak ketimbang ragam lainnya. Misalnya dalam ragam ilmiah.
Kata serapan dalam bahasa Indonesia, jika melihat asal-usulnya, ada yang berasal dari bahasa Sansekerta, Belanda, Portugis dan Arab serta Cina dan Inggris. Lalu, dari sisi tingkat penerimaan dalam bahasa Indonesia, kosakata serapan itu secara umum terbagi dalam dua kelompok.
Yang pertama, kata-kata asing itu belum terserap sepenuhnya ke dalam bahasa Indonesia. Yang kedua, kata-kata serapan yang sudah lebih diterima sebagai kosakata bahasa Indonesia. Ditandai dengan cara pengucapan dan penulisan yang sudah menyesuaikan dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
Contoh;
Kata-kata dari bahasa asing yang belum terserap sepenuhnya ke dalam bahasa Indonesia. Kata-kata serapan tersebut dipakai dalam bahasa Indonesia, tapi cara penulisan dan pengucapan masih mengikuti kaidah bahasa asal.

shuttle cock
reshuffle

Kosakata dari bahasa asing yang penulisan dan pengucapannya sudah menyesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
kubik (berasal dari bahasa asing cubic, ada penyesuaian pengucapan dan penulisan)
manfaat (berasal dari bahasa asing manfa’ah, ada penyesuaian pengucapan dan penulisan)

Dalam proses penyerapan kosakata asing menjadi kosakata bahasa Indonesia, ada banyak kaidah yang mengatur proses pembentukan kata baru. Sebuah huruf tertentu akan berubah menjadi huruf lainnya begitu kosakata asing itu kita serap menjadi kosakata bahasa Indonesia. Sebagian lainnya tak berubah. Coba perhatikan beberapa contoh berikut;
Jika ‘ (ain Arab) diikuti dengan (a) menjadi (‘a), dalam kaidah bahasa Indonesia diserap menjadi (a) saja.
Contoh;
(manfa’ah ) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (manfaat)
(‘asr) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (asar)
(sa’ah) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (saat)

Catatan: contoh-contoh kata serapan di atas, selain mengalami penyesuaian penulisan juga pengucapan.
Jika ‘(ain Arab) berada di akhir suku kata, akan berubah menjadi (k)
Contoh;
(ma’na) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (makna)
(ra’yah) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (rakyat)

Huruf (aa dalam bahasa Belanda), dalam bahasa Indonesia berubah menjadi (a)
Contoh;
(octaaf) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (oktaf)
(paal) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (pal)

Gabungan vokal (ae) diserap dalam bahasa Indonesia menjadi dua bentuk, ada yang tetap (ae) dan ada yang berubah menjadi (e)
Contoh (ae) yang tidak berubah;
(aerobic) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (aerobik)
(aerodinamics) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (aerodinamika)
(aerobe) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (aerob)

Contoh (ae) yang berubah menjadi (e)
(haemoglobin) jika diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (hemoglobin)

Gabungan vokal (ai) tetap menjadi (ai)
Contoh;
(trailer) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (trailer)
(caisson) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (kaison)

Dalam kaidah ketatabahasaan Indonesia, kosakata serapan sudah begitu banyaknya. Tapi masalahnya, banyak yang abai, mulai dari sejarah katanya atau etimologi hingga kebakuan menurut Ejaan Yang Disempurnakan EYD. Padahal, salah satu syarat dalam menulis artikel yang bagus, kepatuhan pada kaidah ketatabahasaan sangat penting artinya. Nah, untuk mengetahui lebih dalam tentang kaidah dan proses pembentukan kata serapan, simak Kaidah Ejaan Kata Serapan.

Sumber: disini

Imbuhan dalam Penulisan Artikel


Imbuhan dalam penulisan artikel ada beberapa macam tergantung bagaimana ia melekat dengan kata dasar atau bakal kata (leksem). Tapi sebelum ke sana, kita tengok dulu  pengertian imbuhan.
Kata imbuhan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti bubuhan atau bahasa asingnya afiks. Fungsi bubuhan pada kata dasar untuk membentuk kata baru. imbuhan  ada beberapa macam;
Awalan: me-, di-, se-, ke-, ter-, pe-, ber-, 
Sisipan: -em-, -el-, -er-,
Akhiran: -i, -kan, -nya, -lah, -kah, -tah, -pun, -an,
Gabungan: me-i, me-kan, pe-i, pe-an, per-an, ber-kan, ber-an, ke-an, ter-i, ter-kan, me-kan, me-i, memper-, memper-i, memper-kan, diper-, diper-i, di-kan, di-i, diper-kan, se-nya,

Dalam macam imbuhan itu bisa mewujud dalam banyak kata tergantung kata dasar yang dilekatinya. Makna yang muncul juga beragam tergantung dengan kata apa imbuhan itu melekat. Berikut ini hanya beberapa contoh kata dari setiap jenis imbuhan di atas;
ber-: berinternet, berjudi
me-: menulis, menambah
di-: diretas, ditulis
ke-: kepukul, keambil
per-: perjaka, perusak
pe-: pemukul, pemalas
ter-: tersedia, ternama

-el-: telunjuk (tunjuk), telapak (tapak)
-er-: seruling (suling), gerigi (gigi)
-em-: kemelut (kelut), gemilang (gilang)
-in-: kinerja (kerja) digunakan untuk kata serapan asing atau dialek Jakarta

-i: kuliti, sakiti
-kan: hapuskan, kobarkan
-nya: miliknya, 
-an: lemparan, kisaran

Selain itu, dalam penulisan artikel, kita menemukan akhiran lain, misalnya karena pengaruh dialek dan serapan.
-in: lebarin, lemparin (dialek Jakarta)
-wan: wartawan
-wati: wartawati
-isme: idealisme, kapitalisme
-man: kameraman

me-i: menaiki (naik), menandingi (tanding)
me-kan: menemukan (temu), memberikan (beri)
pe-an: pemukulan (pukul), penindasan
per-an: pergulatan (gulat), perjudian (judi)
ber-kan: bertatahkan (tatah), berlambangkan (lambang)
ber-an: berhamburan (hambur), bertebaran (tebar)
ke-an: keamanan (aman), ketelitian (teliti)
ter-i: terlampaui (lampau), tertandingi (tanding)
ter-kan: terabaikan (abai), terlupakan (lupa)
me-kan: melupakan (lupa), menaikkan (naik)
me-i: melukai (luka), menaiki (naik)
memper-: mempercepat (cepat), memperlambat (lambat)
memper-i: memperbaiki (baik), memperbarui (baru)
memper-kan: memperdebatkan (debat), mempertaruhkan (taruh)
diper-: diperkuat (kuat), dipertebal (tebal)
diper-i: diperbaiki (baiki), diperbarui (baru)
di-kan: dinaikkan (naik), ditirukan (tiru)
di-i: didzalimi (dzalim), dinodai (noda)
diper-kan: dipertaruhkan (taruh), dipertandingkan (tanding)
se-nya: sebaiknya (baik), selepasnya (lepas)

Itulah beberapa proses pembentukan kata baru dari kata dasarnya setelah mendapat imbuhan awalan, sisipan dan akhiran. Proses pembentukan kata itu melahirkan makna baru dari setiap proses penggabungan kata dasar atau bakal kata dengan imbuhannya.
Sumber : disari dari berbagai sumber


Macam-Macam Awalan dan Maknanya


Awalan atau prefiks, merupakan salah satu imbuhan yang dibubuhkan pada awal sebuahkata dasar. Proses pembubuhan ini menimbulkan beragam makna, tergantung jenis awalan dan kata yang dilekatinya.
Di artikel terdahulu, Imbuhan dalam Penulisan Artikel, kita mengenal jenis-jenis awalan sebagai berikut; ber-, me-, di-, ke-, per-, pe-, ter-, se-. Sekarang mari kita lihat satu per satu.
Awalan ber-

Berfungsi membentuk kata kerja dari kata asal, seperti kata benda, kata sifat, dan kata kerja sendiri. Lalu, arti yang muncul dari proses pembubuhan awalan ber- adalah;

‘memakai’.

Contohnya: berdasi merah (memakai dasi warna merah), berbusana (memakai busana)

‘mempunyai’.

Contohnya: berjanggut (mempunyai janggut), beruang (mempunyai uang), beristeri (mempunyai isteri)

‘melakukan tindakan untuk diri sendiri’.

Contohnya: bercukur, berhias, bersolek

‘berada dalam keadaan’.

Contohnya: bersenang-senang (dalam keadaan senang), bermalas-malas (dalam keadaan malas)

‘saling’ atau ‘timbal-balik’.

Contohnya: bersalaman (saling salam), bertinju (saling tinju)
Awalan me-
Berfungsi membentuk kata kerja dan mengandung beberapa arti.

‘melakukan tindakan seperti tersebut dalam kata dasar‘.

Contohnya: menulis (melakukan tindakan tulis/menulis), menanam (melakukan tindakan tanam/menanam), melompat (melakukan tindakan lompat)

‘mengerjakan dengan alat’.

Contohnya: mengunci (mengerjakan/melakukan sesuatu dengan kunci), membajak (mengerjakan sesuatu dengan bajak), mengetik (mengerjakan sesuatu dengan mesin tik), mengail (mengerjakan sesuatu dengan kail)

‘mencari atau mengumpulkan’.

Contohnya: merotan (mencari atau mengumpulkan rotan), mendamar (mencari atau mengumpulkan damar)

‘berbuat seperti atau dalam keadaan sebagai’.

Contohnya: membujang (dalam keadaan sebagai bujang/bujangan), menjanda (dalam keadaan sebagai janda), membabi buta (berbuat seperti babi buta)

‘membuat jadi atau menjadi’.

Contohnya: meninggi (menjadi tinggi), menurun (menjadi turun)

Awalan di-

Berfungsi membentuk kata kerja dan menyatakan makna pasif.
Contoh: dipukul, ditendang, diketik, diambil, ditulis, dijemput,

Awalan ke-

Berfungsi membentuk kata benda, kata kerja dan kata bilangan tingkat serta kata bilangan kumpulan.
Contoh: awalan ke- yang membentuk kata benda seperti pada kata kekasih atau ketua

Awalan per-

Berfungsi membantuk kata kerja imperatif. Ada beberapa makna yang muncul dari proses pembubuhan awalan per-

‘membuat jadi’.

Contohnya: perbudak (membuat jadi budak), pertuan (membuat jadi tuan)

‘membuat jadi lebih’.

Contohnya: perkecil (membuat jadi lebih kecil), pertajam (membuat jadi lebih tajam)

‘membagi jadi’.

Contohnya: perempat (membagi jadi empat),

Awalan pe-

Berfungsi membentuk kata benda dan kata kerja, kata sifat, dan kata benda sendiri. Ada beberapa makna yang muncul dari proses pembentukan kata dengan awalan pe-.

‘alat untuk’.

Contohnya: penggali (alat untuk menggali), perasa (alat untuk merasakan), penglihat (alat untuk melihat)

‘orang yang di …’.

Contohnya: petatar (orang yang ditatar), pesuruh (orang yang disuruh)

‘orang yang gemar’.

Contohnya: pemabuk (orang yang gemar mabuk), pecandu (orang yang gemar candu), penjudi (orang yang gemar judi)

‘alat untuk me …’.

Contohnya: penggaris (alat untuk menggaris), pereket (alat untuk merekat), pengukur (alat untuk mengukur)

‘pelaku tindakan seperti tersebut dalam kata dasar’.

Contohnya: penguji (orang yang melakukan uji), penambang (orang yang melakukan tambang), penerjemah (orang yang melakukan terjemah). Contoh lainnya; pemisah, pemirsa, penggubah, penatar dan penyuruh.

Awalan ter-

Berfungsi membentuk kata kerja (pasif) atau kata sifat. Dalam proses ini, ada beberapa arti yang muncul.

‘paling’.

Contohnya: terbaik (paling baik), terkuat (paling kuat), termahal (paling mahal)

‘dapat di’.

Contohnya: terangkat (dapat diangkat), terbeli (dapat dibeli), tertampung (dapat ditampung)

‘dalam keadaan di’.

Contohnya: terikat (dalam keadaan diikat), tertutup (dalam keadaan ditutup)

‘dikenai tindakan secara tak sengaja’.

Contohnya: terpukul, tertinju, terbawa, terseret

Awalan se-

Awalan se- memiliki arti ‘satu’. Contohnya: seekor, seikat, setangkai


sumber: disini