Jumat, 23 Agustus 2013


Kalimat langsung adalah : Kalimat hasil kutipan pembicaaraan seseorang persis seperti apa yang dikatakannya.

Contoh :
Kata Desmon,” Anggel nanti pulangnya saya antar!”
“Anggel Nanti pulangkanya kamu saya antar ya?” kata Desmon.
Kata Desmon disebut kalimat pengiring.
Jika pengiring di belakang perhatikan tanda baca sebelum tanda kutib( Jika kalimat tanya dan perintah sebelum tanda kutib menggunakan tanda ? atau ! jika kalimat berita menggunakan koma. Selain itu Huruf awal di pengiring huruf kecil

perhatikan contoh berikut.
1. ” Kapan bukuku kamu kembalikan?“ tanya Samid.
2. ” Belikan saya mobil baru!“ pinta Tria
3. ” Saya akan datang nanti malam,“ kata Hamid.

Perubahan Kalimat Langsung ke Tak Langsung

Dalam perubahan bentuk ini perhatikan perubahan kata gantinya:
Langsung —> Tak Lansung
Saya —-> Dia
Kamu —–> Saya
Kalian —–> Kami
Kami —–> Mereka
Kita —–> Kami

Ada alternatif lain agar tidak menghafal :

Caranya Posisikan diri anda menjadi orang yang diajak bicara setelah itu informasikan kepada orang ketiga.
Contoh : Kata Dhani,” Coba kamu bantu saya menyelesaikan tugas ini!”

Maka anda menjadi orang yang diajak bicara Rama,
Setelah itu ada orang lain yg bertanya : Rama tadi bicara apa?
jawab: Rama mengatakan supaya saya membatu dia menyelesaikan tugas.
Jawaban anda itulah kalimat tak langsungnya.

Selamat mencoba.
1. Paman mengatakan,” Pulanglah kalian secepatnya karena sebentar lagi hujan turun.”
2. Kata Ketua Rombongan,” Terimakasih atas sambutan kalian kepada kami pada acara kunjungan kami,”

Kalimat Tak Lansung.

Kalimat menyatakan isi ujaran orang ketiga tanpa mengulang kata-katanya secaraCara merubah Kalimat tak langsung ke Kalimat langsung.

Contoh :
Salsa mengatakan bahwa dia akan datang kerumahku nanti sore.

Untuk merubahnya maka anda harus :
1. Menerka kira-kira Salsa bicaranya apa saat itu.
2. Ubahlah kembali ke Tak Langsung lagi sebagi cek ulang.

Hasilnya :
Kata Salsa,” Saya nanti sore akan kerumahmu.”

Contoh Kalimat Langsung dan Kalimat Tidak Langsung

KALIMAT LANGSUNG

1. “Kamu memang anak baik.” Kata ibu kepada Rama
2. Kata Salsa,” Saya nanti sore akan kerumahmu.”
3. Ayah menyuruh,”Antarkan surat ini ke kantor bapak!”
4. “Ayo,masuk satu-satu!” Gertak polisi kepada ketiga oramg pencopet itu yang baru saja tertangkap
5. “Siapa biang keladi bom bali itu?” Tanya wartawan kepada Kadispen Polri
6. “Kak,kau dipanggil ibu!” Kata lilis,”Di suruh makan.”
7. Ibu berkata, “Anis, jangan bermain-main saja, kamu harus belajar !”
8. Ibu berkata,”kamu harus rajin belajar!”
9. “Aku benar-benar mencintaimu.” Kata ibu kepada ayah.
10. Kata Salsa,” Coba kamu bantu saya menyelesaikan tugas ini!”
11. Paman berkata,” Pulanglah kalian secepatnya karena sebentar lagi hujan turun.”
12. Kata Ketua Rombongan,” Terima kasih atas sambutan kalian kepada kami pada acara kunjungan kami.”
13. “Kontak batin antara lbu dan anak,” katanya, “ialah rahmat Tuhan yang tak ternilai harganya.”
14. ” Kapan bukuku kamu kembalikan?“ Tanya Ahmad.
15. ” Belikan saya mobil baru!“ Pinta Ernny.
16. ” Saya akan datang nanti malam,“ Kata Andi.
17. D.J Schwartz menegaskan,”Yang penting bukan kita maju, tetapi bagaimana kita harus maju!”
18. “Anggel Nanti pulangnya saya antar ya?” Kata Desmon.
19. Ida berkata,”Adikku juara satu!”
20. Ibu berkata,”Saya akan pergi ke rumah nenek sebentar.”
21. “Apakah kamu tau gambar ini?” Tanya Pak Jamari.
22. “Saya belum siap!” kata Mira, “Tunggu sebentar!”
23. “Di mana Anda tinggal? Tanya Duta.
24. Ibu berkata, “Engkau tadi dicari Iwan.”
25. Paman bertanya, “Kapan kamu berangkat ke Solo?”
26. Nina berkata,”Datanglah ke rumahku!”
27. Kakek Basir berkata,”Aku ingin menanam lengkeng.”
28. ”Apakah kamu juga masih sakit perut? Tanya Ayah.
29. Ibu berkata, “Malam ini kamu harus belajar!”
30. Akbar berkata, “Aku akan berangkat ke Jakarta besok sore.”

KALIMAT TIDAK LANGSUNG

1. Ibu mengatakan kepada aku bahwa aku memang anak baik.
2. Webby mengatakan bahwa dia akan datang ke rumahku nanti sore.
3. Ayah menyuruhku mengantarkan surat ini ke ka kantornya.
4. Polisi menggertak tiga pencopet yang baru saja tertangkap agar mereka masuk satu per satu.
5. Wartawan bertanya kepada kadispen polri tentang siapa-siapa yang menjadi biang keladi bom bali itu.
6. Lilis berkata kepada kakaknya bahwa ia dipanggil ibu untuk makan.
7. Ibu mengatakan bahwa aku jangan bermain-main dan aku harus belajar.
8. Ibu berkata bahwa aku harus rajin belajar.
9. Ibu mengatakan kepada ayah bahwa dia benar-benar mencintainya.
10. Dhani mengatakan supaya saya membatu dia menyelesaikan tugas.
11. Paman mengatakan bahwa kami pulang secepatnya karena sebentar lagi turun hujan.
12. Ketua rombongan mengatakan terima kasih atas sambutan kami kepada mereka pada acara kunjungan mereka.
13. Dia mengatakan bahwa kontak batin antara ibu dan anak adalah rahmat Tuhan yang tak ternilai harganya.
14. Samid menanyakan kapan bukunya saya kembalikan.
15. Tria meminta dia dibelikan mobil baru.
16. Hamid mengatakan bahwa dia akan datang nanti malam.
17. D. J Schwartz menegaskan bahwa, yang penting bukan kenapa kami tidak maju, tetapi bagaimana kami harus maju.
18. Desmon menanyakan kepada Angel bahwa nanti pulangnya dia antar.
19. Ida mengatakan bahwa adiknya juara satu.
20. Ibu mengatakan bahwa dia akan pergi sebentar ke rumah nenek.
21. Pak Jamari menanyakan apakah aku tahu gambar ini.
22. Mira mengatakan bahwa dia belum siap agar tunggu sebentar.
23. Duta menanyakan di mana aku tinggal.
24. Ibu mengatakan bahwa aku tadi dicari Iwan.
25. Paman bertanya kapan saya berangkat ke Solo.
26. Nina memintaku dating ke rumahnya.
27. Kakek Basir berkata bahwa ia ingin menanam lengkeng.
28. Ayah menanyakan apakah aku juga masih sakit perut.
29. Ibu mengatakan bahwa malam ini saya harus belajar.
30. Akbar mengatakan bahwa ia akan berangkat ke Jakarta besok sore.

Cara Cek SK Tunjangan Profesi Guru, Tunjangan Fungsional, Tunjangan Khusus dan Tunjangan Kualifikasi Akademik 2013 Online


Berikut kami hadirkan bagaimana cara mengetahui SK Sertifikasi Guru, salah satu caranya ini dapat dilakukan melalui situs P2TK Pendidikan Dasar.
Berikut Cara Cek Tunjangan Profesi Guru 2013 ;
  1. Buka website/situs P2TK Pendidikan Dasar dengan alamat berikut http://223.27.144.198:8000//index.php atau klik di sini
  2. Selanjutnya silahkan masukkan nomor NUPTK Anda pada kolom NUPTK yang berada di sebelah kanan halaman web P2TK, dan Isi password dengan tanggal lahir Anda dengan format YYYYMMDD ( TahunBulanHari) tanpa menggunakan jarak/ spasi
Cek SK Tunjangan Profesi Guru
  • Jika data NUPTK dan Pasword yang Anda isikan benar, maka akan tampil Data Guru, Tunjangan Profesi, dan Persyaratan Tunjangan di bank.
  • Tapi jika yang tampil hanya Data Guru saja sedangkan Anda sebelumnya sudah lulus/dinyatakan lulus sertifikasi, berarti ada kesalahan pada data Anda. Biasanya data dapodik Anda terdapat kekeliruan, untuk itu silahkan hubungi Operator Dapodik Sekolah masing-masing untuk pengecekan data yang sudah dikirim. Pembetulan data guru yang salah hanya bisa ai lakukan dengan mengapload Data Dapodik masing-masing sekolah.
  • Untuk mengecek kebenaran Data Dapodik anda silahkan di http://223.27.144.195:8081/info.php atauhttp://223.27.144.195:8082/info.php atau klik di sini
Semoga bermanfaat …
MATERI KURIKULUM 2013

Bagi bapak/ ibuguru atau masyarakat yang belum memahami bagaimana penerapan kurikulum 2013 materi berikut ini mungkin bisa membantu saudara yang belum pernah mendapatkan materi tentang kurikulum 2013. 

Rasional Kurikulum 2013
Elemen Perubahan Kurikulum
Konsep Pendekatan Scientific
Project Based Learning
Problem Based Learning
Discovery Learning
Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Rev
Rambu-Rambu Penyusunan  RPP Rev
Rambu-Rambu Penyusunan RPP tematik
CONTOH PEMAKNAAN2
MODEL PEMB. PEMECAHAN MASALAH SOSIAL
PRESENTASE SCIENTIFIC BARU
Pengembangan SKL, KI dan KD
Vidio Paparan penerapan pelaksanaan Kurikulum 2013 oleh : Syawal Gultom


Kompetensi Yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Guru Profesional


Guru ProfesionalHanya sekedar mengingatkan buat rekan-rekan guru setanah air, karena pasti sebagian besar guru sudah mengetahui tentang empat standar kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang guru. Terlebih saat sekatang ini sudah hampir setengah dari jumlah guru di Indonesia sudah mempunyai sertifikat sertifikasi. Ini artinya mereka sudah lulus sebagai seorang guru profesional yang tentunya keempat kompetensi guru tersebut harus selalu di laksanakan di dalam kesehariannya dalam melaksanakan tugas.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Menurut Finch & Crunkilton, (1992: 220) Menyatakan “Kompetencies are those taks, skills, attitudes, values, and appreciation thet are deemed critical to successful employment”. Pernyataan ini mengandung makna bahwa kompetensi meliputi tugas, keterampilan, sikap, nilai, apresiasi diberikan dalam rangka keberhasilan hidup/penghasilan hidup. Hal tersebut dapat diartikan bahwa kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan, kemampuan, dan penerapan dalam melaksanakan tugas di lapangan kerja.
Kompetensi guru terkait dengan kewenangan melaksanakan tugasnya, dalam hal ini dalam menggunakan bidang studi sebagai bahan pembelajaran yang berperan sebagai alat pendidikan, dan kompetensi pedagogis yang berkaitan dengan fungsi guru dalam memperhatikan perilaku peserta didik belajar (Djohar, 2006 : 130).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru adalah hasil dari penggabungan dari kemampuan-kemampuan yang banyak jenisnya, dapat berupa seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam menjalankan tugas keprofesionalannya. Menurut Suparlan (2008:93) menambahkan bahwa standar kompetensi guru dipilah ke dalam tiga komponen yang saling berkaitan, yaitu pengelolaan pembelajaran, pengembangan profesi, dan penguasaan akademik.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain: kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.
1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci setiap subkompetensi dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai berikut;
  • Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.
  • Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran memiliki indikator esensial: memahami landasan kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
  • Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar (setting) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
  • Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning); dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
  • Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya, memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik.
2) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara rinci subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
  • Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
  • Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
  • Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
  • Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
  • Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
3) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut:
  • Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
  • Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan.
  • Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
4) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut:
  • Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam kinerja guru. Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi (a) pengenalan peserta didik secara mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu (disciplinary content) maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah (c) penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut untuk perbaikan dan pengayaan; dan (d) pengembangan kepribadian dan profesionalitas secara berkelanjutan. Guru yang memiliki kompetensi akan dapat melaksanakan tugasnya secara profesional (Ngainun Naim, 2009:60).

Unsur-Unsur Pembentuk Kalimat

 Dalam bahasan ini, kita akan membahas tentang kalimat. Ada beberapa sub bahasan dalam hal ini yaitu yang pertama kita akan mengulas tentang unsur-unsur pembentuk kalimat, struktur kalimat, jenis-jenis kalimat, dan kalimat efektif. Semuanya itu akan kita bahas satu persatu. Untuk yang pertama kita akan mengulas atu membahas tentang unsur-unsur pembentuk kalimat. Sebelum mengulas ke unsur-unsur pembentuk kalimat, terlebih dahulu kiita harus mengetahui pengertian dari kalimat itu sendiri.




 Kalimat ialah satuan bahasa yang terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Kalimat umunya berupa kelompok kata. Namun demikian, tidak setiap kelompok kata, disebut kalimat. Kalimat tidak sedikit pula yang hanya terdiri atas satu suku kata. Untuk lebih mudah memahami berikut akan di sajikan beberapa contoh kalimat :
(1) Pergi ?
(2) Ayah pergi.
(3) Ayah saya sedang pergi ke Bandung.
(4) Ketika kerusuhan itu terjadi, ayah saya sedang pergi ke Bandung.

Contoh (1) Merupakan kalimat yang dibentuk oleh satu kata. Kalimat-kalimat semacam ini di jumpai dalam percakapan santai atau dalam situasi pergaulan yang tidak resmi.
Contoh (2), (3), (4) juga merupakan kalimat karena terdiri atas dua kata atau lebih. Dalam contoh di atas tersebut, bila disampaikan dalam ragam bahsa lisan, contoh-contoh tersebut ditandai oleh intonasi naik turun dan jedah. Dalam ragam tulisan, diawali oleh huruf kapital dan diakhiri oleh tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!).

 Telah disebutkan di atas bahwa kalimat merupakan satuan bahasa yang dibentuk oleh kata-kata. Kata-kata tresebut ada yang berupa satuan kata dan ada pula yang berupa kelompok kata. Yang dimaksud kelompok kta, mugkin berupa frase atau klausa. Dalam ragam bahasa lisan, di samping terdiri atas kata-kata, kalimat dibentuk pula oleh intonasi, jedah, nada dan tempo. Kita akan bahas satu persatu.


1.  Kata
Sebagai contoh kalimat yang dibentuk oleh satuan kata, perhatikanlah kalit (1) dan (2) di atas :
Pergi --> di bentuk oleh satu satuan kata
Ayah + Pergi --> dibentuk oleh dua satuan kata
 contoh lainnya : (1) Kami membaca buku.
  (2) Besok ibu memasak rendang.

2.  Frase
Frase ialah kelompok kata yang tidak melebihi batas fungsi. Pengertia ini digunakan untuk membedakan frase dengan kalimat. Walaupun merupakan kelompok kata,frase tidak mengandung fungsi subyek, predikat maupun fungsi-fungsi lainnya.
Kalimat :
Ayah pergi
  S        P
Terlambat datangnya
  S                    P
Ibu Pergi Ke Kantor
  S       P        K
Frase :
Kepergian ayah

Kedatangan yang terlambat

ke kantor

 a. dibentuk oleh dua kata atau lebih
 b. tidak mengandung unsur subyek dan predikat, serta
 c. unsur-unsurnya masih mempertahankan makna aslinya. 

3.Klausa
Klausa sebagaimana frase, merupakan kelompok kata. Akan tetapi, sebuah klausa merupakan kelompok kata yang terdiri atas subyek dan predikat, sedangkan frase tidak. Klausa berbeda pula dengan kalimat, kallusa tidak mengandung unsur intonasi. Klausa kedudukannya merupakan bagian dari suatu kalimat.
Kalimat
1. Hari ini akan hujan
2. Besok pagi kakak akan pergi ke Jakarta dan ayah pergi ke Bandung
3. Ketika pertandingan itu berlangsung mereka pergi keluar lapangan.

a. Kakak akan pergi ke Jakarta
b. Ayah pergi ke Bandung
a. Pertandingan itu berlangsung

b. Mereka pergi keluar lapangan.


a. Intonasi

Intonasi ialah naik turunnya lagu kalimat. Intonasi berfungsi sebagai pembentuk makna kalimt. Intonasi pada kalimat berita, mendatar pada akhir kalimat, sedangkan pada kalimat tanya lebih menaik. Sementara itu, pada kalimat perintah, baik itu pada awal maupun akhir kalimat, intonasinya menaik (tinggi). 
Contoh :

1) Pergi. (memberi kabar)
2) Pergi ? (bertanya)
3) Pergi ! (memerintah)

b. Jeda


 Jeda ialah perhentian lagu kalimat. Jeda terbagi kedalam tiga jenis, yakni jeda pendek, jeda sedang, dan jeda panjang. Jeda berfungsi untuk menandai batas-batas satuan kalimat. Contoh :

1)menurut cerita/ adik ibu Yani itu guru yang pandai.
( yang pandai adiknya ibu Yani)
2)Menurut cerita adik/ ibu Yani itu guru yang pandai
( Yang pandai ibu Yani )
3)Menurut cerita adik ibu/ Yani itu guru yang pandai.
  ( Yang pandai Yani )
4)Menurut cerita adik ibu Yani/ itu guru yang pandai.
  ( Yang pandai seseorang )


 c   Nada 



Nada adalah tekanan tinggi rendahnya pengucapa suatu kata. Dalam hal ini, intonasi berfungsi untuk memberi tekanan khususpada kata-kata tertentu. Tingggi rendahnya nada dapat membedakan bagian kalimat yang satudengan bagian kalimat lainnya yang tidak penting.

Perhatikan contoh berikut :

1)Ahmad mengirim surat kemarin. ( bukan Yanto )
2)Ahmad mengirim surat kemarin. ( bukan menulis )
3)Ahmad mengirim surat kemarin. ( bukan buku )
4)Ahmad mengirim surat kemarin. ( bukan besok )


d. Tempo


Tempo ialah cepat atau lambatnya pengucapan suatu bagian kalimat. Fungsinya hampir sama dengan nada, yakni untuk mementingkan suatu bagian kalimat.
Contoh : 

Nama saya A- d – a – m
Kata Adam diucapkan lebih lambat dengan maksud untuk menimbulkan kejelasan bagi pendengarnya.


STRUKTUR POLA KALIMAT BAHASA INDONESIA

       Kalimat adalah:Satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh . Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain subyek,predikat, obyek ,pelengkap dan keterangan.
Kalimat dikatakan sempurna jika minimal memliki unsur Subyek dan Predikat.

     Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat. Contoh :      
1. Rama memelihara binatang langka Siapa memelihara? Jawab : Juanda. (maka juanda adalah S sedangkan memelihara adalah P) Siapa atau apa Binatang langka ? = tidak ada jawaban
2.  Meja itu dibeli oleh paman.      Apa dibeli ? = jawab Meja
Biasanya disertai kata itu,ini,dan yang (yang ,ini,dan itu juga sebagai pembatas antara subyek  dan predikat)       Contoh : Anak itu mengambil bukuku

                                           S                 P

2.    Ciri-Ciri Predikat

       Menimbulkan Pertanyaan apa atau siapa.
Dalam hal ini jika predikat maka dengan pertanyaan tersebut akan ada jawabannya. Perhatikan pada Subyek diatas. Subyek dan predikat ditentukan secara bersama-sama.
-    Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Kalimat dengan Predikat demikian itu terutama digunakan pada kalimat majemuk bertingkat anak kalimat pengganti predikat.
-    Dapat disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.

 

3     Ciri-Ciri Objek

    Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek ini sebagai berikut.
-   Langsung di Belakang Predikat
-   bjek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
-   Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
- Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
-   Didahului kata Bahwa
    Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

4     Ciri-CiriPelengkap

     Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.
Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
a)   Diah mengirimi saya buku baru.
b)   Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.

Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat. Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa. Contoh :
a.   Pemuda itu bersenjatakan parang.Kata parang adalah pelengkap. Bersenjatakan apa ? jawab parang ( maka    parang sebagai pelengkap )
b.   Budi membaca buku. Membaca apa ? jawab buku (buku sebagai obyek karena dapat menempati Subyek)

 

5     Ciri-Ciri Keterangan

      Ciri keterangan adalah dapat dipindah –pindah posisinya . perhatikan contoh berikut:
Cintya sudah membuat tiga kue dengan bahan itu.
S                                   P     O         K
Dengan bahan itu Cintya sudah membuat tiga kue . Cintya dengan bahan itu sudah membuat tiga kue.

      Dari jabatan SPOK menjadi KSPO dan SKPO .Jika tidak dapat di pindah maka bukan keterangan.

untuk melihat jenis kata keterangan selengkapnya Disini atau 
untuk melihat memperluas kalimat keterangan Disini 
Kalimat Tidak Efektif

Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif.
Sebab-Sebab Ketidakefektifan Kalimat
1.   kontaminasi= merancukan 2 struktur benar  1 struktur salah
      contoh:
diperlebar, dilebarkan  diperlebarkan (salah)
memperkuat, menguatkan  memperkuatkan (salah)
sangat baik, baik sekali  sangat baik sekali (salah)
saling memukul, pukul-memukul  saling pukul-memukul (salah)
Di sekolah diadakan pentas seni. Sekolah mengadakan pentas seni  Sekolah mengadakan pentas seni (salah)
2.  pleonasme= berlebihan, tumpang tindih
      contoh :
para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)
para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)
banyak siswa-siswa (banyak siswa)
saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna ‘saling’)
agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)
disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)
3.   tidak memiliki subjek
      contoh:
Buah mangga mengandung vitamin C.(SPO) (benar)
Di dalam buah mangga terkandung vitamin C. (KPS) (benar) ??
Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (KPO) (salah)
4.   adanya kata depan yang tidak perlu
Perkembangan  daripada teknologi informasi sangat pesat.
Kepada siswa kelas I berkumpul di aula.
Selain daripada bekerja, ia juga kuliah.
5.    salah nalar
waktu dan tempat dipersilahkan. (Siapa yang dipersilahkan)
Mobil Pak Dapit mau dijual. (Apakah bisa menolak?)
Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)
Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)
Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di belakang)
Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya presensi)
Bola gagal masuk gawang. (Ia gagal meraih prestasi) (kata gagal lebih untuk subjek bernyawa)
6.   kesalahan pembentukan  kata
mengenyampingkan seharusnya mengesampingkan
menyetop seharusnya menstop
mensoal seharusnya menyoal
ilmiawan seharusnya ilmuwan
sejarawan seharusnya ahli sejarah
7.  pengaruh bahasa asing
Rumah di mana ia tinggal … (the house where he lives …) (seharusnya tempat)
Sebab-sebab daripada perselisihan … (cause of the quarrel) (kata daripada dihilangkan)
Saya telah katakan … (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya telah saya katakan)
8.    pengaruh bahasa daerah
            sudah pada hadir.   (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir)
oleh saya.   (Sunda: ku abdi) (seharusnya diganti dengan kalimat pasif persona)

            Jangan-jangan … (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)

Lihat kalimat efektif selengkapnya Disini