Kamis, 22 Agustus 2013



A.   Pengertian Kalimat Tanya
      Kalimat tanya ialah kalimat yang dipergunakan dengan tujuan memperoleh reaksi berupa jawaban dari yang ditanya atau penguatan sesuatu yang telah diketahui oleh penanya.

      Ciri kalimat tanya adalah:
1.    pemakaian kata tanya: apa, siapa, di mana, bagaimana,mengapa, dan lain-lain.
2.    pemakaian kata bukan atau tidak?
3.    pemakaian klitika -kah pada predikat kalimat yang diubah susunannya SP_ PS
4. pemakaian intonasi naik pada suku kata akhir.

C.   Jenis Kalimat Tanya
      Kalimat tanya terdiri atas beberapa jenis.
1. Kalimat Tanya Klarifikasi dan Konfirmasi Yang dimaksud kalimat tanya klarifikasi (penegasan) dan kalimat tanya konfirmasi (penjernihan) ialah kalimat tanya yang disampaikan kepada orang lain untuk tujuan mengukuhkan dan memperjelas persoalan yang sebelumnya telah diketahui oleh penanya.

B. Jenis Kalimat Tanya dan Kata Tanya

1.    Kalimat Tanya Klarifikasi dan Konfirmasi
      Yang dimaksud kalimat tanya klarifikasi (penegasan) dan kalimat tanya konfirmasi (penjernihan) ialah kalimat tanya yang disampaikan kepada orang lain untuk tujuan mengukuhkan dan memperjelas persoalan yang sebelumnya telah diketahui oleh penanya. Kalimat tanya ini tidak meminta penjelasan, tapi hanya membutuhkan jawaban pembenaran atau sebaliknya dalam bentuk ucapan ya atau tidak dan benar atau tidak benar.
Contoh kalimat tanya klarifikasi:

1. Benarkah Saudara yang memimpin penelitianmu?
2. Apa benar barang-barang ini milik Anda?
3. Jadi benar isu mengenai keluarnya Anda dari Proyek Management?
4. Benarkah akan terjadi gempa di Jakarta, Pak?
Contoh kalimat tanya konfirmasi:

1. Apakah Saudara mempunyai hubungan erat dengan terdakwa?
2. Apa Bapak sudah menerima surat pengunduran diri saya?
3. Apakah ini kunci mobil saudara?
4. Apa hari itu Anda pergi bersamanya?


      Kalimat tanyaretoris adalah kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban atau tanggapan langsung. Kalimat tanya retoris biasanya digunakan dalam pidato, khotbah, atau orasi. Pertanyaan retoris dikemukakan dengan bermacam-macam maksud sesuai dengan pokok pembicaraan. Pertanyaan retoris bertujuan untuk memberi semangat, menggugah hati, memotivasi,memberi kesadaran, dan sebagainya terhadap audiens atau pendengar.
Contoh kalimat retoris :
1. Apakah kita tega membiarkan mereka kelaparan?
2. Apakah nasib kita akan berubah tanpa ada usaha?
3. Mana mungkin Allah menurunkan rezeki bagi orang-orang malas?
4. Di mana kita saat mereka memohon pertolongan?
5. Mana ada pejabat yang jujur di zaman edan seperti ini?
6. Sudahkah kita mencoba memulai dari diri kita sendiri?
7. Siapa yang akan bertanggung jawab terhadap moral bangsa kalau bukan kita?

1.       Kalimat Tanya Tersamar

      Kalimat tanyatersamar maksudnya adalah bentuk kalimat tanya yang mengacu pada bermacam maksud. Dengan kalimat tanya tersamar,penanya dapat menyampaikan berbagai tujuan seperti, memohon, meminta,menyindir, membiarkan, mengajak, menegaskan, menyetujui, menggugah,melarang, menyuruh, dan lain sebagainya.

Contoh :
1.    Tujuan meminta:
      - Bolehkah saya tahu siapa namamu?
      - Dapatkah kamu menolong saya?

2.    Tujuan mengajak:
      - Bagaimana kalau kamu ikut dalam perlombaan sains antarsekolah?
      - Dapatkah kamu menemaniku ke pesta itu nanti malam?

3.    Tujuan memohon:
      - Apakah kamu bersedia menerima lamaran saya?
      - Bersediakah kamu meminjamkan motormu kepadaku?

4.    Tujuan menyuruh:
      - Bagaimana kalau kamu berangkat ke sekolah sekarang?
      - Maukah kamu membuatkan kue bolu?

5.    Tujuan merayu:
      - Kapan saya bisa mengajak kamu jalan-jalan?
      - Jadi kan kamu traktir saya makan hari ini?

6.    Tujuan menyindir:
      - Apa tidak ada orang yang lebih bodoh dari kamu?
      - Begini caranya kamu berterima kasih?

7.    Tujuan menyanggah:
      - Apa dengan cara ini semua persoalan dapat selesai?
      - Bagaimana jika kita mencari cara yang lain?

8.    Tujuan meyakinkan:
      - Mestikah saya bersumpah di hadapanmu?
      - Apa selama ini kata-kata saya cuma pepesan kosong?

9.    Tujuan menyetujui:
      - Tak ada alasan untuk ditolak, bukan?
      - Apa pantas hal ini saya abaikan?

      Kalimat tanya biasa disebut juga kalimat tanya untuk menggali informasi. Kalimat untuk menggali informasi biasanya menggunakan kata tanya. Kata tanya yang dipergunakan, dirumuskan dengan 5W+ 1H, yaitu : what (apa), where (di mana), who (siapa), whene (kapan), why (mengapa) dan how (bagaimana).

Contoh penggunaannya di dalam kalimat:
- Apa yang menyebabkan terjadinya kebakaran ini?
- Dari mana asal api?
- Siapa yang pertama kali melihat kejadian ini?
- Kapan tepatnya peristiwa itu terjadi?
- Mengapa pemadam kebakaran terlambat datang?
- Bagaimana upaya warga menyelamatkan barang-barangnya dari kebakaran itu?

Berikut ini jenis kata tanya yang biasa dipergunakan.
Kata Tanya
Makna
1. apa
2. siapa
3. mana
4. mengapa
5. kapan dan bila
6. di mana
7. ke mana
8. dari mana
9. bagaimana
10. dari apa
11. dari siapa
12. dengan apa
13. dengan siapa
14. untuk apa
15. untuk siapa
16. berapa
1. mempertanyakan barang
2. mempertanyakan orang
3. mempertanyakan pilihan
4. mempertanyakan sebab
5. mempertanyakan waktu apabila,bilamana
6. mempertanyakan tempat
7. mempertanyakan arah atau tempat yang dituju
8. mempertanyakan tempat asal, arah dari suatu tempat atau milik
9. mempertanyakan keadaan sesuatu atau cara
10. mempertanyakan bahan bahan baku
11. mempertanyakan asal milik
12. mempertanyakan alat
13. mempertanyakan yang ikut serta
14. mempertanyakan tujuan melakukan suatu perbuatan
15. mempertanyakan orang yang dituju
16. mempertanyakan jumlah







KALIMAT  EFEKTIF


Dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita mengenal bahasa lisan dan bahasa tulisan. Kedua bahasa ini sering menimbulkan kesalahpahaman. Penggunaan kalimat yang baik dan benar (yang disebut kalimat efektif) akan memudahkan pemahanam orang lain sehingga kesalahpahaman yang sering terjadi dapat terhindarkan.
Untuk menjadikan kalimat yang diucapkan atau ditulis mudah dimengerti oleh orang lain, ada dua syarat yang harus dipenuhi. Pertama, kalimat tersebut secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis. Kedua, kalimat tersebut sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
Kalimat efektif dapat diartikan sebagai kalimat yang tersusun atas kata-kata berunsur subjek, predikat, objek, dan keterangan atau kalimat yang tidak berbelit-belit. Dari arti-arti tersebut, dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang disusun sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa yang berlaku, yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti yang ada pada pikiran pembicara atau penulis.
Pemahaman terhadap suatu kalimat tidak dapat dilepaskan dari pemahaman terhadap kata-kata dan kaidah yang terdapat dalam kalimat tersebut. Untuk membentuk suatu kalimat efektif, pemilihan kata (diksi) yang tepat sangat diperlukan agar informasi yang disampaikan sesuai dengan maksud pembicara atau penulis.
Dengan diksi, pembicara atau penulis dituntut untuk mempelajari berbagai kata, seperti kata-kata bermakna konotasi dan denotasi, sinonim, idiom, serta kata umum dan kata khusus. Kata-kata tersebut terkadang memiliki makna yang serupa sehingga dapat mengggantikan kata lain demi tercapainya makna yang sama dengan kalimat efektif. Akan tetapi, pembicara atau penulis juga harus mempertimbangkan faktor di luar kebahasaan yang sangat berpengaruh pada penggunaan kata.
Biasanya, kalimat efektif digunakan pada penulisan karya ilmiah, seperti makalah, laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi. Kalimat efektif jarang digunakan oleh para sastrawan atau para wartawan karena mereka lebih banyak menggunakan majas.
Adapun syarat-syarat yang harus ada dalam penulisan kalimat efektif, antara lain 1) memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur subjek dan predikat; 2) sesuai dengan EYD; 3) menggunakan diksi yang tepat; 4) menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis; 5) menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai; 6) ada penekanan ide pokok; 7) mengacu pada kehematan penggunaan kata; 8) menggunakan variasi struktur kalimat.

Ciri-Ciri Kalimat Efektif

Dalam penulisan kalimat efektif, terutama pada karya ilmiah, ada beberapa ciri yang harus diperhatikan. Berikut ini adalah ciri-ciri penulisan kalimat efektif.
Kesepadanan, yaitu keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Ciri-ciri kesepadanan kata, antara lain kalimat memiliki fungsi-fungsi yang jelas, tidak terdapat subjek ganda, kata penghubung digunakan secara tepat, serta predikat tidak didahului oleh kata yang.
Keparalelan, yaitu kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat. Maksudnya adalah jika kalimat pertama menggunakan kata kerja, kalimat kedua dan seterusnya juga menggunakan kata kerja.
Kehematan, yaitu hemat menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk kehematan, antara lain menghilangkan pengulangan subjek, menghindari penggunaan superordinat pada hiponimi kata, menghindari kesinoniman dalam satu kalimat, serta tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Kecermatan, yaitu kalimat yang digunakan tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pemilihan kata. Kecermatan meliputi beberapa aspek, antara lain ketepatan dalam struktur kalimat, pemilihan kata, serta penggunaan ejaan.
Kepaduan atau koherensi, yaitu kepaduan pernyataan dalam kalimat yang digunakan sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah. Kepaduan dalam kalimat efektif harus memperhatikan beberapa aspek, antara lain kalimat tidak bertele-tele, menggunakan pola aspek+ agen+verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat persona, serta tidak menyisipkan sebuah kata di antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Kelogisan, yaitu ide kalimat yang digunakan dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Kelogisan dalam penulisan kalimat efektif ini berhubungan dengan penalaran, yaitu proses berpikir untuk menghubungkan fakta yang ada sehingga tercipta suatu simpulan.
Demikian sedikit pembahasan mengenai kalimat efektif. Semoga pembahasan ini dapat memberikan manfaat sehingga kita dapat lebih menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Kalimat efektif harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Gramatikal: sesuai aturan kebahasaan yang berlaku
2. berunsur lengkap ( setidaknya ada subyek dan predikat)
3. kata dipilih dengan tepat tidak mengulang kata yang bermakna sama.
4. benar, jelas, dan mudah dipahami
5. mampu menimbulkan kembali gagasan-gagasan dipikiran
6. mengandung daya informasi yang baik dan tepat.
7. kalimat itu membentuk satu kesatuan arti dan bentuk (sepadan).
8. sekurang-kurangnyamempunyai satu unsure subjek dan satu unsure predikat.
9. menggunakan kata penghubung secara tepat dan benar.
10.   menggunakan bentuk-bentuk yang bervariasi.

Lihat kalimat tidak efektif selengkapnya Disini
KALIMAT AMBIGU

A.   Pengertian Ambigu pada kata atau kalimat
      Ambigu adalah kata atau kalimat yang mempunyai arti lebig dari satu atau yangbermakna ganda. Untuk menghindari kesalahan penafsiran sebaiknya kalimat tersebut dilengkapi dengan tanda hubung (-) atau tanda garis miring (/).

Contoh:
1.   a.       Bermakna ambigu pada kalimat:
             Buku sejarah baru: -  yang baru bukunya atau,
                                          -     yang baru sejarahnya
      b.   Makna sebenarnya pada kalimat:
Buku - sejarah baru: - yang baru sejarahnya
             Buku sejarah - baru:  - yang baru bukunya
2.    a.    Bermakna ambigu pada kalimat:
             Putra pejabat yang pandai: -  yang pandai adalah pejabatnya atau,
                                                      - yang pandai adalah putra pejabat
       b. Makna sebenarnya pada kalimat:
             Putra/pejabat yang pandai: -  yang pandai adalah pejabatnya 
             Putrapejabat/yang pandai : - yang pandai adalah putra pejabat

B.   Ambigu antar Kalimat  

      Selain terjadi didalam didalam kalimat dapat pula terjadi pada antar kalimat 
      
Contoh: Sodik bersahabat karib dengan Hasan. Dia sangat menyayangi adiknya.
     
Contoh tersebut pengertiannya tidak diketahui secara jelas. Siapa yang menyayangi adiknya dan siapa yang menyayangi adik siapa. Kalimat tersebut akan menjadi jelas jika kata ganti yang dipakai diubah seperti berikut:
Sodik bersahabat karib dengan Hasan. Sodik sangat menyayangi adiknya.



A.  Pengertian
1.    Kalimattunggal hanya mempunyai satu klausa.  Hanya satu subjek dan satu predikat. Keduanya merupakan unsur yang harus ada dalam kalimat  tunggal. Unsur lain seperti objek, pelengkap, dan keterangan boleh ditambahkan. Karena itu subjek dan predikat disebut unsure wajib serta objek, pelengkap, dan keterangan disebut unsur manasuka. Misalnya: 
a.     Pak Amat   seorang petani
       S                    P
b.    Pak Amat   seorang petani   sejak dulu
   S                    P                   K
c.      Istrinya   berjualan   nasi pecel                                                                                               S             P            Pel                  
2.    Kalimat tunggal adalah  kalimat yang hanya terdiri atas kalimat atau satu klausa.
             contoh :    a.  Saya membaca buku
             S          P        O
b.   Ratmo berdagang ayam potong
             S          P           Pel
c.    Mereka pergi dengan seorang lai-laki
          S         P                 K
  
1.    Kalimat nominal adalah kalimat predikatnya berupa kata benda
                  Contoh :   1.  Saya   siswa SMA
                                        S            p
                                  2.  Dia   guru yang rajin
                                        S            p
2.    KalimatVerbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja
                  Contoh :   1.  Adi    makan
                                       S        p
                                  2.  Salsa    kesekolah
                                        S              p


      Berdasarkan pengertian diatas, pola kalimat tunggal dapat dinyatakan sebagai berikut:
 S + P + (o) + (Pel) + (K)
 





   Pola diatas disebut pola umum kalimat dasar berdasarkan ada tidaknya unsure manasuka, kalimat tunggal dipilah menjadi 6 pola sebagai berikut:
      1.    S-P             =    Orang itu   sedang bekerja
                 S                    P
2.    S-P-O          = Pak Amat   menanam   cabai
                S              P              O                    
      3.    S-P-Pel           =    Istrinya   Berjualan   nasi pecel          
             S             P             Pel
4.    S-P-K          = Para petani   sedang bekerja  diladang
             S                      P                   K          
      5.    S-P-O-Pel    =    saya   membelikan  Pak Amat   pupuk hijau
           S            P                O              Pel
6.    S-P-O-K       = Pak Amat   memperlakukan  ternaknya   dengan baik

                                      S                    P                   O                 K      

Lihat kalimat Majemuk selengkapnya Disini