Kamis, 18 Juli 2013

JENIS KATA (KATA SERAPAN)



L . KATA SERAPAN

A.    Pengertian.
Kata serapan adalah kata atau istilah yang diambil dari bahasa daerah atau bahasa asing, baik berupa bentuk dasar maupun bentuk turunan.
Untuk melengkapi atau memperkaya perbendaharaan kosa kata, bahasa Indonesia, diperkaya juga kosa kata dari bahasa asing. Ada beberapa cara menyerap bahasa asing yang lzim ditempuh yaitu:
         1.   Adopsi
Jika pemakaian bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu sama atau secara keseluruhan, baik tulisan maupun maknanya.
Misalnya: Plaza : pusat prtokoan
Amputasi : pemotongan anggota tubuh
        2.  Adaptasi
Jika pemakain hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan atau cara penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa IndonesiaMisalnya : maksimal, kado (maximal dari bahasa belanda dan cadeu dari bahasa prancis), dan sebagainya.
       3.   Terjemahan
Jika pemakaian bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam bahasa Indonesia.
Misalnya: tumpang tindih, proyek rintisan, ujicoba (dari bahasa inggris overlap, pilotproject,dan try out)
      4.   Kreasi
pada umumnya mirip dengan cara terjemahan, namun cara kreasi itu tidak menurut bentuk fisik yang mirip seperti pada terjemahan.
Misalnya: berhasil guna = effective, ulang alik = shuttle, suku cadang = spareparts.

B.    Pertimbangan yang harus diperhatikan saat pengambilan kata serapan.
      1.   Istilah serapan yang dipilih lebih cocok karena konotasinya.
2.   lebih singkat jika dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya.
3.   dapat mempermudah tercapainya kesepakatan, jika istilah Indonesia terlalu banyak sinonimnya।

C.    Kata sifat serapan bersufiks –I (wi), -lah, -is, ik, al.
Kata sifat atau adjektiva atau kata keadaan adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, atau binatang dan yang mempunyai cirri sebagai berikut:
1.  dapat diberi keterangan pembanding : lebih, kurang dan paling
2.  dapat diberi keterangan penguat: sangat, amat, benar, sekali dan terlalu.
3.  dapat diingkari dengan kata ingkar tidak
4.  dapat diulang dengan prefiks se-nya.


5.  pada kata-kata tertentu dapat berakhiran: -er, -I, -(wi), -iah, -if, al, ik, dan sebagainya.


Selanjutnya membahas tentang Pembentukan Kata disini




























JENIS KATA (Kata Ulang)

(K. Kata Ulang)

A.  Memahami Kata Ulang

    Kata Ulang adalah kata yang mempunyai bentuk dasar yang diulang.
    Contoh: a.  Kedua sahabat itu selalu tolong -menolong.
                b.  Murid-murid masuk dua-dua ke dalam kelas.
                c.  Orang itu mondar-mandir sejak tadi.
Makna kata ulang yang digaris bahwah tidak selalu bermakna sama tetapi tergantung dari bentuk pengulang dan kalimatnya.
      Makna kata ulang diantaranya sebagai berikut:

      a.   Banyak tak tentu .

            Contoh : Kuda – kuda itu berkejar –kejaran
            Buku-buku itu telah kusimpan dalam lemari

      b.  Bermacam-macam.
           Contoh: Pohon-pohonan , tanam-tanamn

      c.   Menyerupai
           Contoh: Anak-anakan, kuda-kuda

      d.   Agak
           Contoh: Kemerah-merahan, pusing-pusing.

      e.   Intensitas.
            Contoh: Kuat-kuat {kualitatif},rumah-rumah [kuantitatif]

       f.   Mondar-mandir [frekuentatif] Saling atau berbalasan
            Contoh: berpukul-pukulan, bersalam-salaman

       g.   Kolektif atau himpunan (kumpulan)
            Contoh: dua-dua,lima-lima
       
      Semua kata ulang tersebut memiliki bentuk yang tidak sama.
1. Menyatakan banyak: rumah-rumah, pemuda-pemuda, makanan-makanan.
2. Menyatakan seperti; kuda-kudaan, anak-anakan, mobil-mobilan.
3. Menyatakan berulang-ulang: menggaruk-nggaruk, memukul-mukul.
4. Menyatakan saling: tikam-menikan, pukul-memukul, tukar-menukar.
5. Menyatakan sangat; kuat-kuat, erat-erat, sekeras-kerasnya.
6. Menyatakan agak: kekuning-kuningan, kemerah-merahan.
7. Menyatakan meskipun: mentah-mentah, panas-panas.
     a.   Meyatakan banyak tak tentu ( indefinitif) :
           Contoh: buku-buku,gunung-gunung,gagasan-gagasan,dan sebagainya.
     b.   Menyatakan banyak dan bermacam-macam :
          Contoh: bebuahan,pepohonan,sayur-mayur,lauk-pauk,dan sebagainya.
     c.   Menyatakan intensitas frekuentatif :
          Contoh: memukul-mukul,menarik-narik,berteriak-teriak,dan sebagainya.
     d.  Menyatakan intensitas kualitatif :
          Contoh: sungguh-sungguh,benar-benar,dan sebagainya.
Pembentukan kata ulang dapat dilakukan dengan menggunakan dasar yang bermacam-macam.
      a. Kata benda : anak-anak, batu-batuan, sayur-mayur, dsb.
b. Kata kerja : mendorong-dorong, bergandeng-gandengan,balas-membalas, dsb.
      c. Kata sifat : ramah-ramah, membesar-besarkan, kehitam-hitaman, dsb.
      d. Kata bilangan : satu-satu, kedua-duanya, bertiga-tiga, dsb.
      e. Kata ganti : kami-kami, mereka-mereka, kita-kita, dsb.

E.   Bentuk-Bentuk Kata Ulang
1.   Kata ulang utuh (murni = sempurna =sejati) :
    Contoh: anak-anak, gagasan-gagasan, perkebunan-perkebunan, kemampuan-kemampuan, sopan-sopan,mandi-mandi,makan-makan, dsb.
2.   Kata ulang sebagian :
           Contoh: berjalan-jalan, menimbang-nimbang, tertawa-tawa, bersalam-salaman, kedua-duanya, dsb.
      3.   Kata ulang berimbuhan :
         Contoh: tembak-menembak,dorong-mendorong,gigi-gerigi,gunung-gemunung,anak-anakan, kuda-kudaan, dan sebagainya.
      4.   Kata ulang dwipurwa :
            Contoh: sesama, tetangga, tetumbuhan, pepohonan, rerumputan,dan sebagainya.
      5.   Kata ulang berubah bunyi :
           Contoh: mondar-mandir,sayur-mayur,corat-coret,segar-bugar,dan sebagainya.
      6.   Kata ulang semu :
            Contoh; laba-laba,agar-agar,kura-kura,hati-hati,kupu-kupu, dsb.

F.   Jenis- jenis Kata Ulang
      a.   Kata ulang kata benda :
           Contoh: batu-batu, batu-batuan, bebatuan, kebutuhan-kebutuhan, pegunungan-pegunungan, sayur-mayur, lauk-pauk,gagasan-gagasan,dsb.
      b.    Kata ulang kata kerja :
       Contoh: minum-minum,berjalan-jalan, memburu-buru, mondar-mandir, bersalam-salaman, membanding- bandingkan,dsb.
      c.    Kata ulang kata sifat :
            Contoh: cantik-cantik,indah-indah,compang-camping,rajin-rajin,dan sebagainya.
      d.    Kata ulang kata ganti :
       Contoh: kami-kami,mereka-mereka,kita-kita,aku-aku, dsb.
      e.     Kata ulang kata bilangan :
            Contoh: satu-satu,dua-dua,sepuluh-sepuluh,dsb.
      f.    Kata ulang kata keterangan:
            Contoh: sungguh-sungguh,benar-benar,tergesa-gesa,dan sebagainya.


Selanjutnya membahas tentang  L . KATA SERAPAN  disini


JENIS KATA (Kata Depan)

JENIS KATA
(Kata Depan)


J. Kata Depan

Kata Depan yaitu kata yang menghubungkan kata benda dengan kata yang lain serta menentukan sekali sifat perhubungannya. kata yang fungsinya atau menurut letak penulisannya berada didepan untuk mendukung kata yang lain. Seperti berikut ini:

1. Penanda peruntukan : bagi, untuk, buat, guna.
2. Penanda asal : dari
3. Penanda keberadaan : di
4. Penanda arah menuju : ke, kepada, terhadap.
5. Penanda cara : dengan.
6. Penanda ihwal : tentang.
7. Penanda pelaku : oleh
8. Penanda perbandingan : daripada, bagai.

Ada pula kata depan di tentukan sebagai berikut:
1. Kata depan sejati : di, ke, dari
2. Kata depan Majemuk : diatas, kesana, darimana
3. Digabung dengan kelas kata : diatas, ke atas, dari atas dan sebagainya


Selanjutnya membahas tentang Kata Ulang   disini


JENIS KATA kata Seru (interjeksi)

JENIS KATA

kata Seru (interjeksi)


I.   Kata Seru (interjeksi)

Kata Seru (interjeksi) adalah kata yang mengungkapkan perasan atau emosi. Kata seru ini mengacu pada nada yang
diikuti oleh sikap dan digunakan untuk memperkuat rasa kagum, sedih, heran serta jengkel. kata ini sebenarnya
kalimat yang terdiri satu kata, sebab sudah jelas menyatakan satu maksud. seperti kata berikut:
1. ah, aduh, aduhai, amboi (bernada positif)
2. ya, halo (bernada netral)
3. Kasihan, sayang (bernada merendah)
4. gih, cis, wah bernada negatif)
5. Insya Allah, masya Allah (bernada baik)
6. ai, lho, bernada keheranan)


J. Kata Depan  selanjutnya disini