Senin, 15 Juli 2013

JENIS KATA (Kata Sandang)

(Kata Sandang)


Kata Sandang adalah kata yang fungsinya sebagai penentu bagi kata benda.
Contoh: sang, si, hang.

Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
  1. Di tribun kemenangan itu Sang Merah Putih berkibar dengan membanggakan.
  2. Sri Baginda hadir di tengah-tengah para korban tanah longsor yang terjadi kemarin sore.
  3. Hang Tuah membalut lukanya dengan kain putih.
  4. Dang Merdu adalah tokoh terkenal dalam hikayat sastra Melayu.
  5. Para dermawan dengan tulus menyisihkan sebagian hartanya untuk korban bencana.
  6. Si perampok itu berhasil menggasak uang tunai sebesar Rp 1,6 T.
Kata-kata yang dicetak miring dalam kalimat tersebut merupakan kata sandang. Kata sandang adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah benda. Kata sandang terbagi menjadi tiga kelompok.
  1. Kata sandang menyatakan jumlah tunggal.
    1. Kata sang dilekatkan pada manusia atau benda unik dengan maksud meningkatkan martabat. Kata ini sering dipakai sebagai gurauan atau sindiran.
    2. Kata sri digunakan untuk manusia yang memiliki martabat tinggi dalam keagamaan dan kerajaan.
    3. Kata hang digunakan untuk laki-laki yang dihormati, tetapi pemakaiannya terbatas pada hal dan cerita kesastraan lama.
    4. Kata dang digunakan untuk wanita yang dihormati, tetapi pemakaiannya terbatas pada hal dan cerita kesastraan lama.
  2. Kata sandang menyatakan jumlah banyakpara.
  3. Kata sandang bermakna netral: si.
1.    menjadikan kata bersifat kata benda
2.    memberi ketentuan kepada kata benda. seperti kata berikut: Si (tunggal), para (jamak), sang, bang, dang, yang, dan sejenisnya.


G. Kata Bilangan (numeralia)  selanjutnya disini

JENIS KATA (Kata Sambung atau kata Penghubung)

JENIS KATA
(Kata Sambung atau kata Penghubung)


H. Kata Sambung atau kata Penghubung (Konjungsi)

Kata Sambung atau kata penghubung (Konjungsiadalah partikel yang menggabungkan kata dengan kata, frase           dengan frase atau kalimat dengan kalimat. macam kata penghubung sebagai berikut:

No

Jenis hubungan

Macam Kata Penghubung

1

Penggabungan

Dan, lagi, lagi, pula, serta, juga

2

Pemilihan

Atau, baik … maupun…, entah…

3

Penjelasan

Bahwa, yakni, adalah, ialah

4

Pertentangan

Tetapi, sedangkan, melainkan, padahal

5

Waktu permulaan

Semenjak, sedari

6

Waktu bersamaan

Sewaktu,tatkala,seraya,selagi,sementara,selama,sambil, ketika

7

Waktu berurutan

Sebelum,setelah,sesudah,seusai,begitu,sehabis, lalu, ke-mudian

8

Tujuan

Agar, supaya, biar

9

Penyebab

Sebab, karena

10

Pengakibatan

Sehingga, asampai, sampai-sampai

11

Syarat

Jika,asal,andaikata,asalkan,jikalu,seandainya

12

Pembandingan

Seperti, bagaikan, bagai, seakan-akan, ibarat,lasana, sebagaimana, daripada,alih-alih

13

Tingkat

Semakin…,kian…, bertambah ….

14

Perlawanan/konsensif

Meskipun,biarpun,bagaimanapun,sekalipun

15

Cara

Dengan,tanpa

16

Pengantar kalimat

Adapun

17

Kemiripan

Seakan-akan, seolah-olah

18

alat

Dengan, cara

Adapun sesuai dengan fungsinya kata penghubung dibedakan sebagai berikut:

Adapun sesuai dengan fungsinya kata penghubung dibedakan sebagai berikut:

 

1.  Konjungsi Koordinatif


Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau Lebih dan kedua unsur tersebut memiliki status sintaktis (pembentukan kalimat) yang sama. Yang termasuk dalam kategori konjungsi koordinatif adalah:






2.   Konjungsi subordinatif

Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa Atau lebih, dan klausa-klausa tersebut tidak memiliki status sintaktis yang sama. Salah satu dari klausa tersebut merupakan anak kalimat Dari kalimat induknya. Konjungsi subordinatif dapat dikelompokkan sebagai berikut:

3.   Konjungsi Korelatif

   Kata penghubung korelatif adalah kata yang menghubungkan dua bagian kalimat dan hubungan kedua bagian itu mempunyai kedudukan atau derajat yang sama. Kalimat yang menggunakan penghubung korelatif disebut kalimat korelatif. Kalimat korelatif biasanya berupa kalimat majemuk.
Contoh kalimat korelatif :
  1.  Kita tidak hanya mengikuti diskusi itu, tetapi juga ikut aktif mengemkakan pendapat.
  2. Tidak hanya cuci muka, bahkan kami menyempatkan untuk mandi dan berenang di pemandian air hangat itu.
  3. Bukannya aku tidak mau menbantumu, melainkan aku tidak punya banyak waktu.
  4. Baik bersama ayahnya, maupun bersama ibunya, adiknya tetap tidak mau peri.
  5.  Mobil itu melaju demikian cepatnya sehingga sangat sulit sekali dikejar mobil patrol polisi.
Kita tidak hanya. . . tetapi juga, tidak hanya. . . bahkan, bukannya . . . melainkan, baik. . . maupun, demikian  . . .  sehingga, disebut sebagai penghubung (konjungsi) korelatif. Konjungsi ini dalam sebuah kalimat menyatakan hubungan tambahan. Konjungsi korelatif menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang mempunyai unsure sintaksis yang sama.

konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frase, atau klausa;  dan kedua unsur tersebut memiliki status sentaksis yang sama. konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frase ,atau klausa yang dihubungkan. yang termasuk dalam kategori konjungsi korelatif antara lain :

1)   baik … maupun…. ;

2)   tidak hanya … tetapi juga ….;

3)   bukan … melainkan ….;

 4)  demikian [rupa ]…sehingga ….;

5)   entah … entah ….;

6)   apa [kah]… atau ….;

7)   jangankan …,…pun ….

 


4.  Konjungsi Intrakalimat

 

Konjungsi Intrakalimat adalah konjungsi yang menghubungkan kata dengan kata/bagian kalimat.berikut contoh penggunaan kata penghubung dalam kalimat.

      Andi tidak masuk sekolah selama dua minggu sehingga tidak boleh mengikuti ujian  


      Novi tidak ada dirumah ketika dimas datang

      Rama berhasil menjadi juara kelas karena rajin belajar


      Sebenarnya hendi baik hatinya tetapi keras wataknya

      Salsa harus rajin belajar agar menjadi juara kelas

 

5.  Konjungsi Antarkalimat    

 

Konjungsi Antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan satu kalima dengan kalimat yang lain. Konjungsi ini selalu   mengawali kalimat yang kedua. Misalnya;

1)  Biarpun demikian                                                                                                                    

      Andi tidak masuk sekolah selama dua minggu sehingga tidak boleh mengikuti ujian

2)  Sesudah itu
     Novi tidak ada dirumah ketika dimas dating

3)  Selanjutnya

     Rama berhasil menjadi juara kelas karena rajin belajar
4)  Sebaliknya
      Sebenarnya hendi baik hatinya tetapi keras wataknya
5)  Bahwasanya
      Salsa harus rajin belajar agar menjadi juara kelas
6)  Bahkan
LOS (latihan Orientasi  Siswa) tahun ini Dimas tidak hanya mendapatkan nilai memuaskan       bahkan dinobatkan sebagai peserta   terbaik.
7)   Kecuali itu
8)   Dengan demikian
9)   Oleh karena itu
10) Sebelum itu dsb.

 

6.   Konjungsi Antarkalimat

 

Konjungsi Antarparagraf adalah konjungsi yang menghubungkan dua kalimat dan  memulai  kalimat yang lain (kalimat baru). Pada umumnya memulai paragraph baru. Misalnya;

1) Adapun

2) Akan hal

3) Mengenai

4) Alkisah dsb.



I. Kata Seru (interjeksi) selanjutnya disini

JENIS KATA (Kata Bilangan)

Kata Bilangan (numeralia)



F.  Kata Bilangan (numeralia)
     
      Kata Bilangan (numeralia) yaitu kata penunjuk angka atau tingkatan. Kata bilangan dibagi menjadi dua yaitu:

    Merupakan kata bilangan yang memberi keterangan mengenai jumlah barang atau suatu            hal. Kata-kata ini berupa kata dasar yang merupakan dasar bagi pembentukan kata bilangan tingkat dan kumpulan.
              Contoh: satu, dua, dsb.
 
2.  KATA BILANGAN TINGKAT
      Kata bilangan tingkat menjelaskan urutan ke-berapa sebuah benda berada. 
      Letaknya  setelah kata benda
              Contoh: Siswa kelima

3.   KATA BILANGAN KUMPULAN
     Kata bilangan kumpulan menjelaskan jumlah barang pada suatu himpunan. 
     Letaknya sebelum  kata benda.
            Contoh: Kelima buku itu

4.   KATA BILANGAN TIDAK TENTU
      Kata bilangan tidak tentu menjelaskan jumlah barang dalam 1 himpunan (tidak tentu).
      Misalnya beberapa, segala, semua, tiap-tiap.
              Contoh: Beberapa orang

    Kata Bilangan dapat dibedakan atas:
               contoh: sangat, hanya, lebih segera.
              contoh: diam-diam, stinggi-tingginya, alangkah, sebaiknya, habis-habisan.




G.  Kata Sandang  selanjutnya  disini







JENIS KATA (Kata Keterangan)

Kata Keterangan (adverbia)



E.  Kata Keterangan (adverbia)


    Kata Keterangan (adverbia) adalah kata-kata yang memberikan keterangan / menerang- kan kepada selain kata benda, seperti contoh berikut:
1.  Kata keterangan waktu: besok, nanti, tiba-tiba, baru, kelak, sedang, dan sebagainya

2.  Kata keterangan tempat: sini,situ, sana, mana.

     a. tentu, pasti, sebenarnya, niscaya, dapat, tidak
     b. barangkali, kalau-kalu, mungkin, entah
     c. mudah-mudahan, moga-moga.
     d. mari, hendaknya.
     e. bukan, tidak mustahil, masa.
     f. ya, betul, sungguh, bukan.

     a. berjalan cepat
     b. membumbung tinggi
     c. berlari bersama-sama dansebagainya

5.  Kata keterangan tekanan: 
     a.  yang berupa akhiran tekanan, lah, kah, tah, pun, maukah, janganlah, adapun,dan    sebagainya .
     b. yang berupa kata: gerangan, pula,juga.





JENIS KATA Kata Ganti (pronomina)



C.   Kata Ganti (pronomina)

     Kata Ganti (pronomina) adalah kata yang mengganti kata benda yang tidak disebut, jadi tidak selalu mengucapkan kata benda tadi, antara lain:

      1.   Kata ganti orang.
a.  Saya, aku, beta (tunggal), kami, kita (jamak)
b.  Hamba, sahaya, abdi, patik.
c.  Dimas, Rama, Salsa, adik, ibu, awak, diri, badan.
d.  Engkau (tunggal) kamu (jamak)
e.  Tuan, padukatuan, yang mulia dan sebagainya
f.   Ia, dia, nya (tunggal), mereka itu (jamak)
g.  Rumahku, sepedamu, bukunya (ku,mu,nya kata ganti empunya)
            
              Perhatikan pada kata ganti orang berikut:
Kata ganti
Tunggal
Jamak
Aku
Engkau
Dia
Kami, kita
Kalian
Mereka

2.   Kata ganti Penunjukini, itu

3.  Kata Ganti penghubung (sebagai pengantar penghubung anak kalimat) = Yang, tempat, waktu, siapa, apa, dimana.
a.  siapa, apa, mana
b.  berapa, mengapa, bagaimana
            c.  dimana, kemana, darimana
a.  seseorang 
b.  sesuatu

      6.   Kata ganti kepunyaan
a. ku
b. mu
c. -nya








JENIS KATA Kata Keadaan atau Kata Sifat (adjektiva)

JENIS KATA


D.   Kata Keadaan atau Kata Sifat (adjektiva)

     Kata Keadaan atau Kata Sifat (adjektiva) adalah kata yang menerangkan hanya pada kata benda, biasanya jadi jawaban pada pertanyaan bagaimana atau dalam keadaan apa. Seperti contoh berikut:
1. Merah, besar, banyak dan sebagainya
2. Terbagus, terbaik, tertinggi dan sebagainya
3. Dermawan, budiman dan sebagainya

Berdasarkan bentuknya, kata keadaan atau kata sifat dibagi menjadi dua jenis:

     Contoh: adil, aman, damai, manis.

     Contoh:terhormat,kemalu-maluan, jasmaniah, positif.
1.  Dapat diberi keterangan pembanding, seperti: lebih, kurang, palin.
Contoh: lebih besar, kurang paham, paling pandai.
2.  Dapat diberi keterangan penguat, seperti:sangat, sekali, terlalu.
     Contoh: sangat bagus, murah sekali, terlalu mahal.
3.  dapat di ingkari dengan kata ingkar; tidak
     Contoh: tidak malas, tidak putih.
4.  dapat diulang dengan awalan se- dan akhiran –nya.
            Contoh: sebaik-baiknya, secepat-cepatnya,
5.  pada kata tertentu ditandai oleh akhiran -I, wi, iah, if.
     Contoh: insani, manusiawi, alamiah, progesif.





E.  Kata Keterangan (adverbia)   selanjutnya  disini


JENIS KATA (Kata Benda)




    Kata Benda (nomina) adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda dan konsep atau pengertian. 

      Kata Benda dibedakan menjadi 2 macam:
     1.   a.  Kata benda (nomina) berwujud (konkrit), seperti kata berikut:
                 1)  Ali, Jakarta, Brantas, Semeru dan sebagainya
                 2)  Meja, Almari, Bangku dan sebagainya
                 3)  Perak, Emas, Besi, Intan dan sebagainya

b.  Kata benda tak berwujud (abstrak) yang tidak tertangkap oleh panca indra, seperti kata berikut: agama, sifat, kelakuan, pertanian dan sebagainya.

     2.  Kata benda bentuk dasar dan kata benda turunan.
          a.  kata benda bentuk dasar
               Contoh; gambar, pisau, tahun.
          
           b.  kata bentuk turunan
                Contoh; keindahan, kemajuan
1. Dalam kalimat yang berpredikat kata kerja, kata benda cenderung menduduki fungsi subyek, obyek, atau pelengkap.

Contoh: Ibu membelikan adik baju baru
               S            P           O        pel

Ibu             = kata benda
Adik          = kata benda
Baju baru = kata benda

2.   Kata benda tidak dapat didahului oleh kata inkar tidak. Kata ibu, adik, dan baju adalah kata benda sebab tidak dapat didahului oleh kata tidak. Bentuk ingkar kata benda adalah bukan. Jadi, yang benar adalah “bukan ibu yang membelikan adik baju baru”. Sedangkan “tidak ibu yang membelikan adik baju baru merupakan contoh kalimat yang salah.

3.   Kata benda dapat diikuti oleh kata sifat dengan menggunakan kata yang.


Contoh: ibu yang baik hati, adik yang manis, baju yang baru.

C.   Kata Ganti (pronomina)    selanjutnya   disini

JENIS KATA (Bentukan kata dan kata kerja)


Sebelum kita membahas jenis-jenis kata alangkah baiknya kita perlu memahami bagaimana tentang pembentukan sebuah kata.


I.  Pembentukan Kata

Pembentukan sebuah kata dapat diambil dari dua sumber yaitu sumber dari dalam bahasa Indonesia dan dari luar bahasa Indonesia. Kata baru yang bersumber dari bahasa Indonseia bersumber dari kata yang sudah ada, seperti gabungan kata berikut.
    daya serba lepas
    daya tahan,  serba guna,  dan   lepas tangan
    daya tarik,   serba tahu, dan  lepas pantai

Pembentukan kata bahasa Idonesia yang berasal dari luar bahasa Indonesia adalah seperti kata-kata serapan berikut.

    Valuta,  mesjid, Ekspor , bank, Impor, ahad

Pengambilan kata asing tersebut disebabkan karena belum ada penemuan penamaan secara resmi dari bahasa Indonesia.

II.   Pengertian.

Kata adalah kumpulan bunyi yang mengandung arti. Berikut 10 jenis kata, jenisnya yang sering dipergunakan dalam pemakaian bahasa Indonesia.

III.   Peran kata

Selain memiliki fungsi, kata juga memiliki peran dalam kalimat, yaitu apakah kata tersebut berperan sebagai pelaku, penderita, pelengkap, penyerta, atau sebagai penjelas. Contoh: Anak-anak belajar Bahasa Indonesia dengan tertib. Pelaku pelengkap penjelas Buku itu dibelinya ketika ia berada di luar negeri.

A.   Kata Kerja (verba)
    
    Kata Kerja (verba) adalah kata yang menyatakan makna perbuatan, pekerjaan, tindakan atau keadaan. Kata Kerja dibedakan menjadi 2 macam :
     
    1.  Kata kerja aktif transitif adalah kata kerja yang berobyek langsung, seperti contoh berikut:
         a.    membeli roti
                          P          O
         
               b.    membaca Koran
                           P             O
   
    2.  Kata kerja Aktif intrasitif adalah kata kerja yang tak berobyek, seperti contoh berikut:
         a.  Adik menangis
                      S           P
              
               b.  Bapak Membaca
                       S             P

         3.  Aktif-pasif
        
        Dilihat dari maknanya yang dikandungnya, kata kerja dapat dibedakan atas.
        a.    Kata kerja aktif 
               Contoh: membaca, memakan, melihat.

        b.   kata kerja pasif
              Contoh: diminum, dimasak, ditegur.


Ciri-ciri kata kerja sebagai berikut:

 1.   Menempati fungsi predikat dalam kalimat. Misalnya:

        a.    Kucing mengeong. ( mengeong = kata kerja)
                   S          P

       b.    Kucing itu berwarna putih. (berwarna = kata kerja)
                     S              P          pel

 2.    Dapat didahului oleh kata keterangan akan, sedang dan sudah.
        
        a.   Mereka akan menempati rumah itu 
                  S                       P                   O
        
        b.  Ayah sedang duduk.
                S            P

3.    Dapat didahului oleh kata tidak.
       a.   tidak sehat
       b.   tidak makan



B.  Kata Benda (nomina)  selanjutnya  disini